Review Soul Hackers 2: Kumpul Iblis, Selamatkan Dunia!

Reading time:
August 26, 2022

Dungeon Crawler dengan Dungeon yang Membosankan

soul hackers 2 jagatplay 92
Sistem battle boleh asyik. Tapi eksplorasinya? Membosankan.

Di luar identitasnya sebagai game JRPG turn-based, Soul Hackers 2 juga adalah sebuah game dungeon crawler. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar dengan konsep ini, dungeon crawler biasanya mengacu pada konsep eksplorasi dimana aksi pertarungan Anda biasa akan terjadi di dalam sebuah dungeon berisikan koridor dan terowongan-terowongan panjang dengan sistem checkpoint, yang terkadang bahkan memberikan Anda opsi untuk mundur dan memulihkan diri lebih dulu sebelum kembali. Dimana untuk bisa menyelesaikan sebuah dungeon dalam kondisi sebaik mungkin, Anda biasanya harus menempunya beberapa kali karena resource yang terbatas.

Di atas kertas, ini bukan satu-satunya seri Megami Tensei yang menempuh hal seperti ini. Jika harus dibandingkan, Persona juga melakukan hal yang sama. Lantas, mengapa sistem ini bekerja di Persona namun tidak di Soul Hackers 2? Permasalahannya ada pada satu kata – desain.

Kita bicara soal desain dari sisi estetika ataupun dari layout itu sendiri. Di Persona, dungeon biasanya datang dengan tema tertentu yang kreatif, yang membuat setiap darinya punya keunikan tersendiri. Di Soul Hackers 2, ia berujung dipresentasikan dengan terowongan ataupun koridor berwarna kusam dan kelam, yang kemudian diulang terus-menerus desainnya di lokasi yang sama, terlepas dari fakta bahwa dunia yang ia usung begitu berwarna. Tidak ada sesuatu yang menarik untuk dilihat atau bahkan dikomentari dari sisi desain seperti ini. Berita buruknya lagi? Eksplorasi dilakukan dengan sudut kamera memunggungi Ringo dengan jarak yang dekat, hingga terkadang disorientasi bisa terjadi apalagi ketika Anda ingin terburu-buru menyelesaikannya.

soul hackers 2 jagatplay 90
Jarak kamera dekat sering membuat Anda disorientasi saat menjelajahi dungeon-dungeon ini.
soul hackers 2 jagatplay 143
Dungeon bertele-tele dari segi desain layout dengan estetik yang tak menarik pula.

Tidak hanya dari pemandangan yang sama sekali tidak membuat mata Anda termanjakan, hampir sebagian besar dungeon ini juga datang dengan layout bertele-tele yang tidak hanya panjang, tetapi juga memuat begitu banyak cabang. Terkadang bahkan ada titik cerita yang meminta Anda untuk kembali mengeksplorasi si dungeon dari titik awal karena misalnya, ada iblis nongkrong suruhan Anda, yang lokasinya entah dimana, ternyata memegang kunci untuk menuju ke lokasi berikutnya. Proses eksplorasi ini juga semakin menjemukan ketika satu-satunya hal yang Anda temukan selain nusuh hanyalah iblis nongkrong dari tim Anda yang menunggu untuk memberikan Anda material atau iblis baru untuk direkrut. Tidak ada ada misalnya keseruan atau kegembiraan menemukan senjata baru dalam peti atau bahkan sekadar item kosmetik yang bisa dikenakan si karakter utama.

Situasi ini semakin memburuk ketika bicara soal dungeon alternatif bernama Soul Matrix. Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, Soul Hackers 2 datang dengan elemen sosialisasi dan opsi respon pada situasi tertentu yang akan mempengaruhi angka Soul Level untuk 4 karakter yang ada: Ringo, Arrow, Milday, dan Saizo. Soul Level ini kemudian akan membuka lebih luas area di Soul Matrix yang akan berkontribusi pada dua hal: memperkuat karakter terkait dengan buff atau skill pasif yang mumpuni sekaligus membuka tabir cerita latar belakang mereka sebelum bertemu dengan Ringo. Dengan dua bonus ini, ia berubah jadi dungeon “alternatif’ menjadi dungeon yang harus, apalagi ia akan membantu Anda mecapai level karakter dan merekrut iblis yang lebih kuat untuk menyelesaikan cerita utama.

soul hackers 2 jagatplay 165
Sosialisasi hadir dengan tingkat Soul Level sebagai reward.
soul hackers 2 jagatplay 166
Soul level akan menentukan area mana saja yang dibuka di Soul Matrix untuk tiap karakter, yang jika dieksplorasi akan memberikan buff penting dan porsi cerita latar belakang yang lumayan esensial.

Permasalahannya, desain dungeon super malas yang terjadi di seri utama bahkan terasa lebih malas dan lebih tidak inspiratif ketika Anda masuk ke Soul Matrix ini. Mengapa? Karena alih-alih satu, dungeon akan terpisah menjadi tiga bagian sama besar milik Arrow, Milady, dan Saizo. Berita buruknya? Dungeon mereka ternyata berujung sama saja, baik dari sisi desain ataupun konten. Hampir sebagian besar iblis yang Anda temukan di Soul Matrix milik Arrow ternyata mirip dengan Milady di tingkat yang sama. Desain yang dihadirkan juga serupa, dimana mereka semua berujung tampil sekadar sebagai jalan penuh kubus berwarna putih untuk dieksplorasi. Parahnya lagi? Kesamaan antara tiga dungeon ini juga terkunci di sisi eksplorasi. Ketika dungeon 3F milik Milady tiba-tiba dipenuhi dengan puzzle teleport, dungeon 3F milik Arrow dan Saizo juga sama, namun berbeda hanya dari sisi layout saja.

soul hackers 2 jagatplay 192
Dungeon Soul Matrix ini bahkan lebih membosankan dari cerita utama.

Dengan sistem Soul Matrix seperti ini, yang notabene akan ingin Anda jajal untuk ragam kepentingan, Anda seperti diminta untuk terjun dan menyelesaikan dungeon yang sama tiga kali, dengan panjang dan luas bertele-tele yang sama terlepas dari layout yang berbeda. Ini adalah sebuah jenis racik dungeon yang terasa seperti sebuah “pekerjaan” daripada atas nama kesenangan dan rasa penasaran.

Satu-satunya hal yang “menyelamatkan” sistem dungeon Soul Hackers 2 datang dari sisi tebasan yang bisa Anda lakukan untuk membuat model musuh yang jadi lambang encounter ini terpuruk. Anda punya opsi untuk melawan mereka kembali dengan potensi serangan pertama yang punya damage lumayan atau membiarkan mereka begitu saja dan melewatinya. Berita baiknya? Musuh yang sudah Anda tebas ini akan menghilang setelahnya, yang menjadi sebuah penyeimbang dari tingkat encounter yang memang harus diakui, terlewat tinggi.

Kesimpulan

soul hackers 2 jagatplay 163
Soul Hackers 2 tetap jadi game JRPG yang solid jika Anda datang untuk menikmati gameplay ala seri Megami Tensei yang selama ini Anda kenal. Sistem menantang yang berhasil membuat setiap encounter baru terasa menantang dan menyeramkan di saat yang sama. Tentu saja, selama Anda juga tidak berkeberatan dengan desain dungeon-nya yang tak terasa inspiratif sama sekali.

Keputusan SEGA dan ATLUS untuk membangkitkan kembali Soul Hackers dengan sebuah seri teranyar yang tidak hanya indah dari sisi presentasi visual dan audio, tetapi juga gameplay lebih modern nan familiar di saat yang sama tentu saja keputusan yang pantas disambut dengan tangan terbuka. Sejauh mata memandang, ini masih game JRPG turn-based yang butuh perencanaan matang dan strategis untuk ditundukkan, yang tentu saja mengusung identitas uniknya sendiri jika dibandingkan dengan Persona yang memang lebih populer. Cerita soal menyelamatkan dunia dari kiamat yang sudah jadi “pakem” RPG ATLUS ini juga didukung dengan karakterisasi protagonis yang fantastis, terutama untuk Ringo.

Namun di sisi lain, Soul Hackers 2 bukanlah game JRPG yang sempurna, terutama jika kita bicara soal konsep dungeon-crawler yang juga ia bahwa. Harus diakui untuk sebuah mekanisme yang berpotensi repetitif mengingat Anda butuh waktu untuk menjelajahinya, ATLUS gagal membuat sistem ini terlihat lebih bisa ditoleransi dan menarik. Tidak hanya dari sisi presentasi sebagian besar dungeon, utama ataupun sampingan yang tak inspiratif saja, tetapi juga layout yang terkadang terasa bertele-tele. Ia juga masih datang dengan jenis misi sampingan yang kuno ketika banyak game RPG lain mulai membuat sistem ini terasa lebih lengkap dan bermakna.

Namun di luar kekurangan tersebut, Soul Hackers 2 tetap jadi game JRPG yang solid jika Anda datang untuk menikmati gameplay ala seri Megami Tensei yang selama ini Anda kenal. Sistem menantang yang berhasil membuat setiap encounter baru terasa menantang dan menyeramkan di saat yang sama. Tentu saja, selama Anda juga tidak berkeberatan dengan desain dungeon-nya yang tak terasa inspiratif sama sekali.

 

Kelebihan

soul hackers 2 jagatplay 106
Ringo terasa jauh lebih menarik sebagai karakter dari apa yang kami bayangkan sebelumnya.

Desain estetika kota yang ada

Ringo sebagai karakter utama dengan kepribadian dan reaksi yang kompleks

Gameplay ala Megami Tensei yang masih menantang

Desain para iblis yang masih keren dan menyeramkan di saat yang sama

Setiap buff yang Anda dapatkan terasa bermakna

Musik yang mendukung atmosfer

Cerita “gila” ala ATLUS

 

Kekurangan

soul hackers 2 jagatplay 77
Dungeon butuh dibuat lebih unik dan “semarak”, terutama untuk Soul Matrix.

Desain dungeon, dari estetika hingga layout, terasa membosankan

Tingkat encounter melawan musuh terlalu tinggi

Side quest masih menggunakan desain lawas

Dungeon “alternatif” seperti Soul Matrix terlalu penting untuk diabaikan

 

Cocok untuk gamer: yang mencintai format pertarungan Megami Tensei, yang butuh game JRPG yang “anime sekali”

Tidak cocok untuk gamer: yang mudah bosan karena sensasi repitisi, menginginkan sesuatu yang mirip Persona

Screenshot

Playstation 5 dengan “Prioritize Graphics”

soul hackers 2 jagatplay 1 soul hackers 2 jagatplay 5 soul hackers 2 jagatplay 12 soul hackers 2 jagatplay 19 soul hackers 2 jagatplay 20 soul hackers 2 jagatplay 22 soul hackers 2 jagatplay 31 soul hackers 2 jagatplay 40 soul hackers 2 jagatplay 42 soul hackers 2 jagatplay 43 soul hackers 2 jagatplay 48 soul hackers 2 jagatplay 57 soul hackers 2 jagatplay 87 soul hackers 2 jagatplay 90 soul hackers 2 jagatplay 92 soul hackers 2 jagatplay 106 soul hackers 2 jagatplay 129 soul hackers 2 jagatplay 149 soul hackers 2 jagatplay 144 soul hackers 2 jagatplay 139 soul hackers 2 jagatplay 163 soul hackers 2 jagatplay 168 soul hackers 2 jagatplay 165 soul hackers 2 jagatplay 177 soul hackers 2 jagatplay 192 soul hackers 2 jagatplay 194 soul hackers 2 jagatplay 196
Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…
October 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Kami sempat mewancarai dua pentolan Street Fighter 6 - Takayuki…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…