Review God of War Ragnarok: Mitologi Penuh Aksi, Mitologi Penuh Hati!

Reading time:
November 3, 2022

Mitologi Penuh Hati

God of War Ragnarok jagatplay 105
Pertumbuhan Atreus menjadi remaja tak hanya diwakili oleh pertumbuhan fisik-nya saja.

Sepertinya bukan rahasia lagi terkadang ada perasaan yang kuat bahwa mitologi Norse yang dibawa oleh God of War (2018) bukanlah fokus utama cerita. Ia lebih pantas diposisikan sebagai latar belakan cerita dan sekadar motor pendorong bagi hubungan Kratos dan sang anak – Atreus untuk tumbuh dimana dinamika keduanya adalah daya tarik yang utama. Hal yang sama juga kami rasakan di God of War Ragnarok ini, yang membuat kami merasa bahwa ini adalah sebuah kisah mitologi yang tidak hanya penuh aksi, tetapi juga penuh hati.

Tidak usah jauh berbicara, kita bisa melihat dinamika hubungan yang baru antara Kratos dan Atreus yang kini tumbuh remaja. Bersama dengan kecakapan Atreus yang mulai memahami beragam sihir para raksasa dan pengetahuan soal andilnya dalam Ragnarok, Kratos juga mengembangkan sebuah penghormatan sembari mempertahankan cinta sebagai seorang bapak yang tidak luntur bersamanya.  Anda bisa melihat bagaimana “penghormatan” Kratos pada Atreus ini datang dari minimnya teriakan “BOY!” sebagai tanda dewasa atau bagaimana ia kini tidak lagi menutup diri untuk tidak hanya mendengar keluhan Atreus tetapi juga masukan yang ia berikan. Sementara di sisi lain, Atreus mulai berani untuk mengungkapkan isi pikirannya sembari menghormati sosok Kratos sebagai sang ayah.

Hal paling fantastis dari sisi mitologi penuh hati ini adalah fokus dan eksplorasi sisi psikologi seorang Kratos yang harus diakui, terkesampingkan di seri God of War sebelumnya. Di seri tahun 2018 kemarin, semua keresahan yang ia pamerkan sangat mengakar pada fungsinya sebagai seorang ayah. Di God of War Ragnarok, sisi tersebut kemudian diselami dan didalami untuk kian membawa sosok dewa perang yang satu ini ke sisi sinar kemanusiaan yang lebih relatable, menyentuh, dan emosional di saat yang sama. Cukup untuk membuat kami menjatuhkan air mata.

God of War Ragnarok jagatplay 153
Ini bukan soal perang besar saja. Ini juga soal menyelami lebih dalam karakter-karakter yang Anda cintai.
God of War Ragnarok jagatplay 15
Bahkan Thor sekalipun diberikan kesempatan tersebut oleh Sony Santa Monica.

Bahwa di God of War Ragnarok, Anda akan memahami sosok Kratos lebih dalam daripada apa yang ditawarkan di seri pertama. Bahwa ia mengerti ia bukanlah sosok ayah yang sempurna, bahwa ia tidak mengerti apa yang harus ia lakukan dengan Atreus yang mulai beranjak remaja dan tak lagi sungkan untuk mengungkapkan isi kepalanya.  Bahwa ia mengerti bahwa ia bukanlah sosok suami yang sempurna, bahwa ia merindukan sosok sang istri yang selama ini tidak hanya melindunginya saja tetapi juga memberikannya sebuah batu sandaran yang justru kian ia butuhkan mendekati Ragnarok. Bahwa ia juga merasa bingung dan kesal bahwa ia berujung ditinggalkan begitu saja di sebuah dunia baru, dengan seorang anak, bersama dengan semua rahasia yang tak pernah dijelaskan kepadanya. Siapa yang mengira bahwa kerapuhan seorang Kratos justru membuatnya kian fantastis.

Satu hal menarik seperti yang kami bicarakan sebelumnya, God of War Ragnarok juga berhasil menghindari kesalahan yang sempat terjadi di trilogi pertama God of War saat melawan para dewa-dewi Yunani. Aksi pembantaian atas nama balas dendam tersebut berujung membuat setiap dari dewa yang Anda bunuh terasa seperti karakter satu dimensi yang diciptakan hanya untuk menjadi oposisi Kratos. Di Ragnarok, semua karakter diberikan kesempatan dan ruang untuk bersinar, memperkenalkan karakter dan kepribadian mereka, motivasi, konflik, hingga konklusi yang terasa pantas. Ini membuat karakter-karakter ini terasa lengkap alih-alih hanya hadir untuk memicu reaksi Kratos ataupun Atreus. Hampir sebagian besar karakter yang punya peran penting mendapatkan perlakuan seperti ini.

Akan Tetapi……

God of War Ragnarok jagatplay 133
Ada beberapa hal yang berujung tak terasa memuaskan di playthrough kami.

God of War Ragnarok memang bukan sebuah game yang sempurna. Bahwa perjalanan menuju Ragnarok ini memiliki beberapa masalah yang pantas untuk dibicarakan. Tenang saja, sesi ini tetap tanpa spoiler dan kami akan berusaha menjelaskannya tanpa detail sama sekali.

Di luar beragam bug yang seharusnya masih bisa dibersihkan dengan update sebelum rilis, God of War Ragnarok bagi kami memiliki masalah pacing cerita yang di beberapa titik terasa “membengkak”. Bahwa keluhan yang sempat kami utarakan di The Last of Us Part II racikan Naughty Dog juga sempat terjadi di sini, dimana beberapa sesi cerita yang disampaikan berasa bertele-tele. Seperti sulit untuk mengabaikan dan tidak memerhatikan fakta bahwa ada beberapa hal yang bisa dipotong dan dipersingkat, dan ia tidak akan mempengaruhi apapun. Ia tidak mempengaruhi karakter, cerita, ataupun signifikansi sekuens yang  melibatkan mereka. Untungnya keadaan ini semakin membaik seiring dengan konklusi cerita yang semakin dekat.

Kekurangan juga datang dari salah satu elemen cerita yang akan memainkan porsi besar dan terasa signifikan. Bahwa kisah ini dibangun menjadi pondasi motivasi untuk beberapa karakter yang punya peran penting dalam cerita. Pondasi ini kemudian dirangkai dan dibangun sedemikian rupa seolah-olah hendak mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang lebih megah, lebih mewah, lebih kuat, lebih fenomenal, lebih penting daripada apa yang terjadi di ragam mitologi yang sempat dilewati oleh Kratos sejauh ini. Bayangkan rasa kekecewaan kami mengetahui ketika pondasi penting ini kemudian berujung tidak menghasilkan apapun.

Keresahan yang lain juga datang dari beragam pernyataan sejauh ini dari Sony Santa Monica yang terus mendengungkan bagaimana seri kedua ini akan menjadi akhir dari saga Norse yang mereka racik. Karena pada akhirnya, ada kesan bahwa game yang kami cicipi dan selesaikan ini, yang kami tulis review-nya ini, tidak mendukung pernyataan tersebut.

Semua hal yang kami bicarakan di atas mungkin akan jadi sesuatu yang Anda setujui atau tidak setujui setelah memainkan God of War Ragnarok nanti. Akan menarik untuk membaca atau mendengar opini Anda soal apa yang kami bicarakan di sesi ini, sesuatu yang mungkin Anda rasakan, Anda mengerti, atau bahkan Anda lewatkan dan tak mengerti sama sekali.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…