Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!
Gelap, Dalam, Menyentuh

Sebagai game yang menjual narasi sebagai daya tarik utama, A Space for the Unbound tentu saja punya tanggung jawab besar untuk menghadirkan sebuah cerita yang memang bisa berujung menarik perhatian di awal dan tetap menyediakan konklusi yang memuaskan di akhir. Seperti yang sempat kita bicarakan sebelumnya, setidaknya mereka sudah mengeksekusi hal tersebut dengan fantastis di sisi presentasi. Porsi cerita yang memang butuh fokus dan ekstra dramatisasi ditangani dengan ekstra scene yang diracik khusus dengan mempertahankan gaya Pixel Art yang sama.
Fokus selanjutnya tentu ada pada keseluruhan cerita yang ia sajikan. Dengan semua kemampuan supranatural yang sudah merebak sejak menit pertama Anda menikmatinya, yang akan terus membuat Anda bertanya-tanya soal mana yang nyata dan tidak, A Space for the Unbound ternyata juga datang dengan satu hal mengagumkan lainnya. Bahwa terlepas dari monster raksasa dan kemampuan magis yang Anda temui, ia tetap menghadirkan sebuah kisah menyentuh, gelap, dan dalam di saat yang sama.


Bahwa jadi sebuah pencapaian tersendiri bahwa game dengan muatan kisah bak dongeng seperti ini tetap bisa menghadirkan sebuah cerita yang siap untuk membuat emosi Anda terenyuh. Kami tentu tidak akan membocorkannya kepada Anda dimana kami merasa ia akan lebih optimal jika Anda menikmati dan menemukannya sendiri, namun ia tetap berpijak pada sebuah cerita dan konflik yang sepertinya tak sulit untuk mengaitkan diri secara emosional dengan banyak gamer. Bahwa semua kisah dongeng yang ia sajikan seolah tampil bak sebuah representasi dari kondisi emosi karakter-karakter yang terlibat di dalamnya alih-alih sesuatu yang diterjemahkan secara harfiah.
Kualitas cerita memang jadi salah satu daya tarik Space of the Unbound, dimana kami sendiri tidak akan malu untuk mengakui bahwa ia berhasil membuat air mata kami mengucur di beberapa titik. Fakta bahwa situasi ini terjadi saja, di tengah bahasa Indonesia yang luar biasa baku dimana biasanya ia sulit untuk mengekspresikan emosi dengan tepat, sepertinya sudah jadi testimoni soal kisah dan hantaman emosional seperti apa yang akan Anda dapatkan nantinya.
Kesimpulan

Setelah hype yang terbangun selama bertahun-tahun sebagai game karya anak bangsa, A Space for the Unbound harus kami akui, hadir melebihi ekspektasi. Siapa yang mengira bahwa di tengah kesan game yang hanya memuat kisah dongeng fantasi ini ternyata mengakar sebuah cerita gelap dan emosional yang bisa saja terasa relevan dengan perjalanan beberapa gamer yang sempat melewatinya atau sekadar bersimpati. Semuanya kemudian dilebur dengan gameplay yang ternyata juga memuat begitu banyak variasi di dalamnya, yang membuat proses menikmati sisi eksplorasi dan cerita yang ia usung tak begitu membosankan. Semuanya dibalut dengan presentasi visual berbasis Pixel Art dan OST yang pantas untuk dipuja-puji.
Walaupun demikian, A Space for the Unbound bukanlah game yang sempurna. Selain fakta bahwa ada beberapa titik cerita yang terasa terlalu bertele-tele dengan ekstra backtracking yang membosankan, ia juga datang dengan situasi dimana runtut logika yang masuk ke otak ternyata tidak difasilitasi di sini. Sebagai contoh? Ketika seorang karakter di bawah umur bernama Erik meminta kita membelikannya rokok. Kita berada di situasi dimana kita tahu ayah Erik bernama Pak Budi dan kebetulan membuka toko kelontong di sebelah posisi Erik nongkrong. Secara logika, kita tentu akan memberi tahu Pak Budi soal kelakuan Erik dan berharap tak perlu mengeluarkan uang untuk rokok yang dipinta Erik. Namun ternyata alur logika tersebut tidak difasilitasi si game dan satu-satunya cara untuk menggerakkan cerita hanya dengan tetap membelikan Erik rokok. Ini jadi potensi terlewat untuk variasi narasi yang sangat disayangkan.
Namun di luar kelemahan tersebut, A Space for the Unbound hadir sebagai game indie berbasis narasi yang pantas dipuja-puji, terlepas dari apakah ia diracik oleh developer asal Indonesia atau tidak. Dengan harga super terjangkau di beberapa platform, rasanya tak ada alasan untuk tidak melirik dan terjun ke dalam perjalanan penuh magis dan emosi yang ia tawarkan. Tetapi jika kita harus membawa identitas game Indonesia ke dalamnya, sepertinya tak berlebihan untuk menjadikannya kini sebagai standar tertinggi soal apa yang bisa diraih dan dicapai oleh developer lokal, semoga “sejauh ini”. Dimana di luar keterbatasan budget, ia jadi bukti apa yang bisa dicapai dengan rasa cinta dan energi kreatif yang diarahkan ke lokasi yang tepat.
Kelebihan

Presentasi visual
OST berhasil tampil mendukung dan menggugah
Cerita secara mengejutkan hadir dalam, emosional, gelap
Gameplay hadir cukup variatif untuk membuatnya tak terasa membosankan
Setting yang Indonesia sekali
Dramatisasi terasa efektif
Kucing, kucing, dan lebih banyak kucing untuk dinamai dan dibelai!
Kekurangan

Cerita di beberapa titik terasa kepanjangan dengan ekstra backtracking
Ada runtut logika yang tidak dimanfaatkan untuk membuat variasi cabang narasi misalnya
Cocok untuk gamer: yang menginginkan game dengan narasi menyentuh, penasaran dengan game-game lokal
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan cita rasa action kental, benci membaca dialog