Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Reading time:
January 20, 2023

Gelap, Dalam, Menyentuh

A Space for the Unbound jagatplay 57
Tanpa memberikan spoiler, game ini datang dengan kisah yang ternyata berujung dalam dan menyentuh.

Sebagai game yang menjual narasi sebagai daya tarik utama, A Space for the Unbound tentu saja punya tanggung jawab besar untuk menghadirkan sebuah cerita yang memang bisa berujung menarik perhatian di awal dan tetap menyediakan konklusi yang memuaskan di akhir. Seperti yang sempat kita bicarakan sebelumnya, setidaknya mereka sudah mengeksekusi hal tersebut dengan fantastis di sisi presentasi. Porsi cerita yang memang butuh fokus dan ekstra dramatisasi ditangani dengan ekstra scene yang diracik khusus dengan mempertahankan gaya Pixel Art yang sama.

Fokus selanjutnya tentu ada pada keseluruhan cerita yang ia sajikan. Dengan semua kemampuan supranatural yang sudah merebak sejak menit pertama Anda menikmatinya, yang akan terus membuat Anda bertanya-tanya soal mana yang nyata dan tidak, A Space for the Unbound ternyata juga datang dengan satu hal mengagumkan lainnya. Bahwa terlepas dari monster raksasa dan kemampuan magis yang Anda temui, ia tetap menghadirkan sebuah kisah menyentuh, gelap, dan dalam di saat yang sama.

A Space for the Unbound jagatplay 59
Di atas permukaan, ia memang disajikan bak cerita dongeng fantasi.
A Space for the Unbound jagatplay 85
Namun siapa yang menyangka bahwa ia menjadi pondasi untuk sebuah kisah yang bagi beberapa dari Anda, bahkan akan terasa personal.

Bahwa jadi sebuah pencapaian tersendiri bahwa game dengan muatan kisah bak dongeng seperti ini tetap bisa menghadirkan sebuah cerita yang siap untuk membuat emosi Anda terenyuh. Kami tentu tidak akan membocorkannya kepada Anda dimana kami merasa ia akan lebih optimal jika Anda menikmati dan menemukannya sendiri, namun ia tetap berpijak pada sebuah cerita dan konflik yang sepertinya tak sulit untuk mengaitkan diri secara emosional dengan banyak gamer. Bahwa semua kisah dongeng yang ia sajikan seolah tampil bak sebuah representasi dari kondisi emosi karakter-karakter yang terlibat di dalamnya alih-alih sesuatu yang diterjemahkan secara harfiah.

Kualitas cerita memang jadi salah satu daya tarik Space of the Unbound, dimana kami sendiri tidak akan malu untuk mengakui bahwa ia berhasil membuat air mata kami mengucur di beberapa titik. Fakta bahwa situasi ini terjadi saja, di tengah bahasa Indonesia yang luar biasa baku dimana biasanya ia sulit untuk mengekspresikan emosi dengan tepat, sepertinya sudah jadi testimoni soal kisah dan hantaman emosional seperti apa yang akan Anda dapatkan nantinya.

Kesimpulan

A Space for the Unbound jagatplay 128
A Space for the Unbound hadir sebagai game indie berbasis narasi yang pantas dipuja-puji, terlepas dari apakah ia diracik oleh developer asal Indonesia atau tidak. Dengan harga super terjangkau di beberapa platform, rasanya tak ada alasan untuk tidak melirik dan terjun ke dalam perjalanan penuh magis dan emosi yang ia tawarkan. Tetapi jika kita harus membawa identitas game Indonesia ke dalamnya, sepertinya tak berlebihan untuk menjadikannya kini sebagai standar tertinggi soal apa yang bisa diraih dan dicapai oleh developer lokal, semoga “sejauh ini”. Dimana di luar keterbatasan budget, ia jadi bukti apa yang bisa dicapai dengan rasa cinta dan energi kreatif yang diarahkan ke lokasi yang tepat.

Setelah hype yang terbangun selama bertahun-tahun sebagai game karya anak bangsa, A Space for the Unbound harus kami akui, hadir melebihi ekspektasi. Siapa yang mengira bahwa di tengah kesan game yang hanya memuat kisah dongeng fantasi ini ternyata mengakar sebuah cerita gelap dan emosional yang bisa saja terasa relevan dengan perjalanan beberapa gamer yang sempat melewatinya atau sekadar bersimpati. Semuanya kemudian dilebur dengan gameplay yang ternyata juga memuat begitu banyak variasi di dalamnya, yang membuat proses menikmati sisi eksplorasi dan cerita yang ia usung tak begitu membosankan. Semuanya dibalut dengan presentasi visual berbasis Pixel Art dan OST yang pantas untuk dipuja-puji.

Walaupun demikian, A Space for the Unbound bukanlah game yang sempurna. Selain fakta bahwa ada beberapa titik cerita yang terasa terlalu bertele-tele dengan ekstra backtracking yang membosankan, ia juga datang dengan situasi dimana runtut logika yang masuk ke otak ternyata tidak difasilitasi di sini. Sebagai contoh? Ketika seorang karakter di bawah umur bernama Erik meminta kita membelikannya rokok. Kita berada di situasi dimana kita tahu ayah Erik bernama Pak Budi dan kebetulan membuka toko kelontong di sebelah posisi Erik nongkrong. Secara logika, kita tentu akan memberi tahu Pak Budi soal kelakuan Erik dan berharap tak perlu mengeluarkan uang untuk rokok yang dipinta Erik. Namun ternyata alur logika tersebut tidak difasilitasi si game dan satu-satunya cara untuk menggerakkan cerita hanya dengan tetap membelikan Erik rokok. Ini jadi potensi terlewat untuk variasi narasi yang sangat disayangkan.

Namun di luar kelemahan tersebut, A Space for the Unbound hadir sebagai game indie berbasis narasi yang pantas dipuja-puji, terlepas dari apakah ia diracik oleh developer asal Indonesia atau tidak. Dengan harga super terjangkau di beberapa platform, rasanya tak ada alasan untuk tidak melirik dan terjun ke dalam perjalanan penuh magis dan emosi yang ia tawarkan. Tetapi jika kita harus membawa identitas game Indonesia ke dalamnya, sepertinya tak berlebihan untuk menjadikannya kini sebagai standar tertinggi soal apa yang bisa diraih dan dicapai oleh developer lokal, semoga “sejauh ini”. Dimana di luar keterbatasan budget, ia jadi bukti apa yang bisa dicapai dengan rasa cinta dan energi kreatif yang diarahkan ke lokasi yang tepat.

 

Kelebihan

A Space for the Unbound jagatplay 49
Pujian untuk scene ekstra atas nama dramatisasi yang menjalankan tugasnya dengan baik.

Presentasi visual

OST berhasil tampil mendukung dan menggugah

Cerita secara mengejutkan hadir dalam, emosional, gelap

Gameplay hadir cukup variatif untuk membuatnya tak terasa membosankan

Setting yang Indonesia sekali

Dramatisasi terasa efektif

Kucing, kucing, dan lebih banyak kucing untuk dinamai dan dibelai!

 

Kekurangan

A Space for the Unbound jagatplay 44
Runtut logika seperti fakta bahwa Anda tak bisa melaporkan aksi beli rokok oleh Erik pada bapaknya yang tidak difasilitasi misalnya, sedikit mengecewakan.

Cerita di beberapa titik terasa kepanjangan dengan ekstra backtracking

Ada runtut logika yang tidak dimanfaatkan untuk membuat variasi cabang narasi misalnya

 

Cocok untuk gamer: yang menginginkan game dengan narasi menyentuh, penasaran dengan game-game lokal

Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan cita rasa action kental, benci membaca dialog

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…