Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Reading time:
July 12, 2023

Terus Belajar

dota 2 update

Memainkan sebuah game selama ribuan jam, secara konsisten selama setidaknya 10 tahun, mungkin adalah sesuatu yang tidak bisa dinalar oleh banyak gamer, apalagi mereka yang hanya menyibukkan dirinya dengan game rilis tahunan atau game-game single-player. Secara rasional untuk gamer seperti DOTA 2, yang notabene gameplay inti-nya tidak pernah banyak berubah bahkan dari sistem tiga baris-nya sendiri, ini adalah sebuah resep formula kebosanan yang mutlak. Tapi nyatanya, untuk mereka yang terjun dan teradiksi, DOTA 2 adalah sebuah game yang terus tumbuh, berkembang, dan berubah.

Tumbuh dan berkembang karena setiap tahunnya mereka secara konsisten menyuntikkan hero baru di dalamnya dari beragam peran yang ada. Fleksibilitas juga terus dijunjung oleh setiap hero baru, yang terkadang tetap membuka ruang bagi player untuk memainkannya di role yang jauh berbeda dengan apa yang diharapkan oleh IceFrog dan Valve sendiri. Hero-hero ini langsung memberikan pengaruh yang besar pada dinamika pertandingan yang sebelumnya tak tersedia, apalagi jika ia tumbuh menjadi meta tersendiri. Tidak hanya dari hero saja, perasaan tumbuh dan berkembang ini juga muncul dari begitu banyak modifikasi dan rework hero-hero lawas yang di beberapa kasus bahkan terjadi secara total. Tak percaya? Lihat saja bagaimana hero seperti Techies yang begitu dibenci dan terbatas di masa lalu kini bahkan cukup solid untuk dimasukkan ke dalam roster turnamen-turnamen raksasa sebagai support yang mumpuni.

Satu hal yang mungkin tidak dipahami oleh mereka yang awam juga adalah fakta bahwa DOTA 2 adalah sebuah game yang secara senantiasa berubah, terutama untuk update-update besar yang ada. Konsep gameplay memang masih sama, soal menghancurkan Ancient dengan 3 jalur gerak berbeda, namun beragam hal baru yang disuntikkan, dibuang, hingga diganti di dalamnya selalu siap untuk menawarkan begitu banyak skenario unik yang tidak pernah gagal menyegarkan dan menegangkan di saat yang sama.

DOTA 2 10 tahun 22
Rasa tidak takut IceFrog dan Valve untuk menghadirkan perubahan super radikal pada item, hero, hingga hal kecil lainnya membuat DOTA 2 selalu menyegarkan di setiap patch.
100px Iron talon hi res

Tidak perlu “signifikan”. Kita ingat bagaimana di satu titik DOTA 2, IceFrog sempat memperkenalkan sebuah item bernama “Iron Talon” yang secara instan bisa memotong puluhan persen HP Creep, termasuk versi Neutral. Hanya dengan satu item ini saja, tiba-tiba dinamika lane DOTA 2 berubah. Dalam satu malam saja sejak ia diperkenalkan, role “Jungler” alias hero-hero yang sekadar sibuk menghabisi para creep di jungle alih-alih sibuk membantu di lane muncul. Atau kita bicara bagaimana keputusan IceFrog untuk membuang “Poor Man’s Shield” yang bisa memblok damage dalam jumlah tertentu bagi para carry melee tiba-tiba membuat peran support untuk aksi mengikis HP musuh di lane menjadi lebih efektif dan dianjurkan. Hal-hal “kecil” seperti ini bisa berujung signifikan.

Lalu kita juga melihat bagaimana beberapa update kini juga berpotensi untuk “memangkas” median waktu lamanya pertandingan menjadi jauh lebih pendek, alih-alih harus terus bertahan dengan pertempuran yang berjalan minimal 40 menit. Sebagai contoh? Alih-alih satu courier saja yang harus digunakan bergantian, setiap hero kini punya courier-nya masing-masing untuk aksi antar barang. Atau bagaimana setiap hero kini punya kesempatan untuk dipersenjatai oleh jenis skill yang lebih efektif dan mematikan via item bernama Aghanim’s Shard yang bisa dibeli dengan harga lebih murah, yang kini juga didukung dengan item Aghanim’s Sceptre yang bahkan jauh lebih gila lagi di beberapa hero. IceFrog juga terhitung berhasil membuat banyak hero yang di masa lalu langsung tak lagi relevan karena keterbatasan status dan item saat end-game kini tetap bisa berfungsi hingga akhir permainan berkat pengenalan sistem Talent dan Neutral Item misalnya.

Di sinilah, DOTA 2 bersinar. Anda tidak akan sulit menemukan gamer DOTA 2 yang menghabiskan waktu 1-2 jam waktunya untuk membaca rangkaian patch notes yang tersedia di beragam update besar yang memang menjadi bagian pengalaman yang esensial. Melewatkannya begitu saja? Malas membaca? Maka Anda akan tertinggal secara otomatis dibandingkan player yang lain. Patch Notes ini bisa berisikan hal yang super teknis dan matematis dari jumlah Gold yang didapatkan dari aksi bunuh hero dan creep, dari penambahan dan pengurangan item, hingga berubahnya skill hero. Atau yang lebih gila? Update yang bahkan mengubah keseluruhan terrain menjadi 40% lebih besar dengan pengenalan beberapa outpost baru seperti yang terjadi di patch terakhir.

Bagi gamer DOTA 2, ketika hal ini terjadi, Anda seperti diminta untuk “belajar” soal DOTA 2 kembali terlepas dari fakta bahwa Anda sudah menekuninya selama 7-9 tahun terakhir misalnya. Dan karenanya, ia tidak pernah gagal tampil menyegarkan, terlepas sekecil apapun update yang dihadirkan. Ingat, bahkan penambahan 1 Armor untuk hero sekalipun bisa mengubah meta komposisi tim yang ada dan mempengaruhi matchmaking Anda.

Terpujilah Absennya Tombol Menyerah!

DOTA 2 10 tahun 17
Absennya tombol “MENYERAH” di DOTA 2 justru menghasilkan begitu banyak momen istimewa dan memuaskan.

Sebagai gamer yang sempat berada dalam masa Heroes of Newearth ketika DOTA 2 belum diumumkan dan DOTA 1 di kala itu sudah terasa begitu tua dan klasik, pengalaman setiap pertempuran di game tersebut memang seringkali terasa tak lengkap dan memuaskan. Apa pasal? Karena HON di kala itu memungkinkan Anda untuk melakukan voting menyerah dengan berbasis suara mayoritas, yang akan secara otomatis membuat pertempuran berakhir dan tim lawan menang. Walaupun opsi ini baru muncul setelah batas waktu terlewati, namun tetap saja ia tetap jadi opsi yang bisa diambil dan terkadang, memperparah sikap toxic yang ada. Berita baiknya? Absen tersebut tidak terdapat di DOTA 2.

Ketika beralih dari HON ke DOTA 2, absennya opsi untuk menyerah sebagai tim di matchmaking normal ataupun ranked (non-lobby) sempat kami lihat sebagai kelemahan. Mengapa? Karena pada dasarnya, ia membuat sebuah situasi pertandingan yang jelas berat sebelah menjadi bertele-tele dan berujung menghasilkan pengalaman yang penuh rasa frustrasi alih-alih menyenangkan. Namun pendapat tersebut berubah seiring dengan waktu berjalan. Absennya tombol menyerah mungkin merupakan salah satu keputusan terbaik yang diambil DOTA 2.

Apa pasal? Karena momen-momen paling memuaskan, paling memacu adrenalin, dan paling membuat bulu kuduk Anda merinding adalah ketika situasi COMEBACK terjadi. Ketika untuk alasan yang terkadang tidak bisa dimengerti, tim Anda yang sudah terjatuh dan nyaris mustahil untuk menang, tiba-tiba menemukan momentum untuk “mencuri” sedikit demi sedikit keuntungan strategis hingga pada akhirnya menang. Apalagi jika COMEBACK itu terjadi setelah Anda harus menelan sikap toxic musuh yang dengan penuh percaya dirinya bersikap seolah mereka sudah menang. Kerennya lagi? Situasi ini juga seringkal terjadi di turnamen-turnamen besar bahkan sekelas The International sekalipun yang membuat momen ini bahkan terasa lebih istimewa lagi. Masih ingat bagaimana Miracle dari Nigma melindungi Ancient-nya menggunakan bubble milik Arc Warden ketika terdesak, berhasil melawan balik, dan menang? Situasi ini tidak akan terjadi jika mental gamer DOTA 2 dipenuhi dengan mental “Ya sudah menyerah saja..”.

Kerennya lagi? Valve juga senantiasa menyuntikkan comeback mechanic yang memungkinkan hal ini terjadi. Tim yang berada di posisi terdesak misalnya akan mendapatkan uang dan EXP lebih besar jika ia berhasil membunuh tim yang tengah mendominasi, membuat titik kesetaraan keduanya semakin mendekat dan mendekat. Situasi seperti ini juga membuat tim yang mendominasi untuk terus mawas dan tidak membuang waktu dan nyawa mereka begitu saja bahkan saat berada di posisi teratas sekalipun. Kerennya lagi? Valve dan IceFrog juga memastikan bahwa tim yang sudah terdesak dan berujung tak berkutik lagi tidak berujung menjadi bulan-bulanan di markas mereka, yang membuat tim yang mendominasi biasanya masuk dalam mode “berburu” atas nama meningkatkan K/D yang ada, dari membuat damage Fountain menjadi jauh lebih mematikan hingga membuat anggota tim di Fountain yang tak bergerak agar tak bisa diserang.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…
October 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Kami sempat mewancarai dua pentolan Street Fighter 6 - Takayuki…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…