EA Buka Battlefield Labs Guna Rekrut Play Tester di Closed Alpha
Proyek pengembangan Battlefield terbaru semakin besar skalanya dengan digelarnya inisiatif Battlefield Labs guna rekrut tester di fase Alpha.
Keseriusan Electronic Arts (EA) untuk menyukseskan Battlefield terbaru semakin kentara, dengan munculnya inisiatif baru bernama Battlefield Labs. Melalui program tersebut, publisher besar tersebut akan pastikan game terbaru mereka akan sesuai dengan keinginan fans.
Terkuak melalui video reveal di YouTube, Battlefield Labs bertujuan untuk mengumpulkan tester di sesi tertutup game fase Alpha. Karena sifatnya yang masih tergolong rahasia, maka wajar rasanya bila EA tidak ingin ambil risiko dengan membukanya untuk umum.
Namun publisher tersebut tampaknya juga belajar dari kesalahannya di game sebelumnya, yang ternyata tidak diterima dengan baik oleh fans setianya. Itu sebabnya Battlefield Labs akan menerima gamer yang memang berpengalaman dengan franchise game tersebut, supaya bisa mendapatkan feedback terbaik dan juga memperbaiki fitur yang dianggap tidak pas untuk game perang terbuka tersebut.
Apalagi game terbarunya nanti akan kembali ke akarnya dan meninggalkan fitur operator yang kental dengan Call of Duty, yaitu menggunakan sistem kelas yang lebih fleksibel. Siapa yang lebih mengerti akan sistem tersebut kalau bukan pemain setia Battlefield terdahulu.
Hal itu terlihat dari tampilan gameplay Pre-Alpha yang juga disertakan di dalam video, yang memperlihatkan peperangan murni ala Battlefield. Bukan hanya timbulkan nostalgia bagi pemain lama, gameplay tersebut juga tergolong sangat baik untuk game yang masih ada di fase pengembangan awalnya.


Nantinya pemain bisa mendaftarkan diri melalui Discord resmi Battlefield dan pada fase pertama akan dipilih beberapa ribu tester. Saat ini hanya pemain dari region Amerika Serikat dan Eropa saja yang bisa ikut serta jadi pemain dari Indonesia sayangnya masih belum bisa ikut serta.
Akan tetapi ke depannya mereka menjanjikan akan memperluas skala yang bisa diterima Battlefield Labs menjadi beberapa puluh ribu tester, dan juga akan menambahkan region yang bisa ikut serta di sana. Semoga saja region Asia Tenggara juga bisa ikut serta di fase berikutnya.
Selain itu, EA juga memperlihatkan besarnya proyek pengembangan Battlefield melalui penggabungan empat studio ke dalam satu program, bernama Battlefield Studios. Setiap studio development dibagi berdasarkan peran pengembangan tersendiri, baik untuk porsi konten single player, multiplayer, sampai player experience.
Saat ini studio DICE di Swedia mengembangkan multiplayer, termasuk elemen gameplay seperti kehancuran lingkungan khas Battlefield. Studio Motive bertanggung jawab atas peta multiplayer dan single player. Ripple Effect mendapatkan tugas membuat konten untuk menarik pemain baru ke dalam game melalui player experience. Kemudian Criterion bertugas untuk membuat campaign single player.

Besar harapan dari kami pribadi untuk kembali melihat kejayaan Battlefield sebagai game perang terbuka berbasis multiplayer online, seperti yang berhasil EA cetak dahulu kala. Keberhasilan mereka di Battlefield juga bisa menjadi pijakan baru untuk mengangkat studio lain di EA yang saat ini sedang terpuruk, seperti Bioware.
Bagaimana menurut Anda akan keseriusan EA dalam mengembangkan Battlefield terbaru tersebut? Apakah mereka akhirnya belajar untuk memuaskan keinginan pemain setianya?