Dengan begitu banyak genre yang tersedia di industri game, tidak mengherankan jika beberapa developer, indie ataupun ternama, berakhir menjadi developer spesialis untuk genre spesifik. Kombinasi pengalaman, skill, dan pengetahuan yang mendalam terkait genre tersebut membuat mereka mampu meracik produk berkualitas yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Di genre action hack and slash yang juga terkadang memuat sedikit elemen RPG di dalamnya, nama Platinum Games menjadi “raja”. Berkolaborasi dengan banyak publisher raksasa yang tidak ragu menyerahkan tanggung jawab atas judul penting mereka, Platinum Games akhirnya kembali dengan game eksklusif Nintendo Switch yang memesona – Astral Chain.

Anda yang sempat membaca artikel preview kami sepertinya sudah memiliki gambaran terkait apa itu Astral Chain. Kami dengan tanpa rasa ragu menyebutnya sebagai game dengan visualisasi terbaik di Nintendo Switch sejauh ini. Terlepas dari keterbatasan performa perangkat Nintendo yang satu ini, Platinum Games berhasil membangun sebuah game dengan cita rasa anime kental yang dibalut dengan permainan warna dan bayangan yang memesona. Bahkan pendekatan seperti ini harus diakui, membuatnya bahkan terlihat lebih cantik dibandingkan “game anime” Bandai Namco misalnya. Sementara dari sisi aksi, Anda mendapatkan cita rasa Platinum yang seharusnya, namun dalam format yang lebih kompleks.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Astral Chain? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan ikat rantai aksi? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!

Plot

Astral Chain mengambil setting masa depan yang runyam. Terlepas dari kemajuan teknologi yang berhasil mereka capai, manusia justru terancam punah. Namun menolak untuk menyerah begitu saja, umat manusia berhasil mengesampingkan perbedaan dan membangun sebuah kapal raksasa bernama “Ark” yang berfungsi layaknya sebuah pulau di angkasa. Di atasnya, manusia berusaha membangun segala sesuatunya kembali. Seperti yang bisa Anda prediksi, ia tidak akan berjalan semulus yang dibayangkan.

Umat manusia harus berhadapan dengan ancaman baru – monster-monster bernama “Chimeras” yang datang dari sebuah dimensi lain bernama Astral Plane. Monster beragam bentuk ini sepertinya menjadikan proses penculikan dan penarikan manusia-manusia dari bumi menuju dunia mereka sebagai motivasi utama. Sayangnya, sekedar manusia biasa tidak akan bisa melihat dan merasakan mereka. Setiap proses kemunculan mereka hanya termanifestasi dalam bentuk kehancuran, kematian, dan kekacauan saja.

Masalah inilah yang harus dihadapi oleh sepasang kembar yang menjadi karakter protagonis utama Anda, ketika mereka harus berhadapan dengan Chimeras untuk pertama kalinya. Peralatan dan kemampuan mereka sebagai polisi tidak cukup untuk menghadapi ancaman yang bahkan tidak bisa mereka lihat. Di situasi yang begitu genting ini, mereka tiba-tiba direkrut oleh pasukan khusus bernama NEURON. Divisi sudah menemukan solusi untuk melawan para Chimeras, dengan menciptakan alat yang mampu mengikat dan mengendalikan mereka. Sebuah rantai yang akan membuat mereka berubah menjadi monster yang berdiri di pihak kita – Legion. Sebuah solusi yang benar-benar efektif.

Namun sayangnya, ini hanyalah awal dari sebuah masalah yang lebih besar. Dengan lebih banyak kemunculan para Chimeras di semua bagian Arc, salah satu anggota lawas NEURON – Jena tiba-tiba terlihat di kota dengan pakaian yang acak-acakan. Namun tidak seperti anggota lain yang butuh Legion untuk masuk ke dalam Astral Plane, Jena sepertinya tidak kesulitan untuk keluar dan masuk dimensi tersebut. Setelah bersinggungan beberapa kali, sepertinya jelas bahwa Jena memang punya sebuah ambisi yang hendak ia kejar bersama dengan para Chimeras. Misi utamanya sepertinya berkutat pada sosok Yoseph – pemimpin para NEURON itu sendiri.

Lantas, apa sebenarnya para Chimeras ini? Apa pula yang menjadi motivasi utama Jena? Tantangan seperti apa yang harus dihadapi oleh si kembar untuk menyelamatkan Ark? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Astral Chain ini.