Review Final Fantasy VII Remake: Berhasil Menggapai Kemustahilan!

Reading time:
April 6, 2020
final fantasy vii remake jagatplay 1

Meracik ulang sesuatu yang sebegitu ikonik dan legendarisnya menjadi produk baru tentu bukan pekerjaan yang mudah. Beberapa industri sempat mengalami proses seperti ini untuk memenuhi permintaan fans yang terkadang berujung menjadi produk yang jauh berbeda dengan apa yang mereka pinta. Maka sang peracik produk jatuh ke dalam lingkaran setan, memenuhi permintaan fans untuk sebuah produk racik ulang namun gagal memenuhi ekspektasi mereka yang begitu tinggi. Situasi dilematis inilah yang menjadi resiko terbesar Square Enix saat mereka, setelah didorong selama bertahun-tahun, akhirnya mengumumkan secara resmi Final Fantasy VII Remake di E3 2015 yang lalu. Kini, setelah lima tahun menunggu, kami menjadi salah satu gamer yang cukup beruntung untuk menjajal dan menyelesaikannya untuk pertama kali!

Kontroversi memang mengitari nama Final Fantasy VII Remake sejak ia pertama kali diperkenalkan. Bersama dengan lebih banyak elemen yang ia hadirkan di bulan-bulan pertama setelah E3 2015, banyak gamer original yang datang dengan sudut pandang skeptis. Rasa keberatan disampaikan untuk perubahan gameplay dari turn-based menjadi action RPG, penyerahan tanggung jawab pengembangan ke CyberConnect2 (walaupun akhirnya dibatalkan dan berpindah ke studio internal), keputusan untuk membaginya ke dalam beberapa bagian, hingga ukuran ruang data yang harus dimuat dalam 2-disc blu-ray terpisah. Bahkan sebelum Final Fantasy VII Remake menemukan bentuk terakhirnya, Square Enix dihadpakan pada sebuah “dinding tinggi” yang tampak mustahil untuk dilewati. Untungnya, berbekal talenta tim originalnya, mereka tetap tidak menyerah.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy VII Remake ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah proyek yang berhasil menggapai kemustahilan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

 

 

(Review copy disediakan oleh Square Enix Asia dan Sony Interactive Entertainment Asia. Artikel ini TANPA SPOILER. Kami juga hanya diperbolehkan menyediakan 5 screenshot dalam artikel – sehingga format review kali ini akan sedikit berbeda dengan review JagatPlay yang lain. Artikel untuk memamerkan kualitas visual Final Fantasy VII Remake akan kami lepas dalam artikel perdana “Post-Review” kami setelah tanggal rilis resmi)

 

 

 

Plot

final fantasy vii remake jagatplay 119
Anda berperan sebagai Cloud Strife – seorang tentara bayaran yang dipekerjakan oleh eco-terrorist – Avalanche.

Dirilis pertama kali di tahun 1997 silam dan berujung menjadi game RPG tiga dimensi pertama untuk banyak gamer yang bahkan berhasil membuat mereka jatuh hati pada genre yang satu ini, plot Final Fantasy VII tentu bukan lagi sesuatu yang asing. Seolah tidak lekang dimakan waktu, ia jadi salah satu seri yang diskusinya tidak pernah gagal mengemuka di beberapa kesempatan. Maka dengan nama “Remake” yang ia usung, Anda bisa mengantisipasi garis besar plot yang kurang lebih sama.

Anda berperan sebagai Cloud Strife – seorang mantan pasukan khusus di bawah bendera Shinra yang kini berperan sebagai seorang tentara bayaran. Yang menyewa Anda? Sebuah organisasi eco-terrorist bernama “Avalanche” yang satu salah cabangnya dikepalai oleh Barret dengan gatling gun raksasa terikat pada lengannya.

Dengan bayaran yang cukup tinggi, Cloud diminta untuk membantu Avalanche untuk menghancurkan salah satu Reaktor Mako yang menjadi sumber energi Midgar – sebuah kota metal raksasa berbentuk bak lapisan pizza yang membagi kelas sosial ke dalam dua wilayah besar. Midgar sendiri dibangun oleh Shinra Electric Power Company – sebuah korporat masif yang berperan tak ubahnya negara dan pemerintahan, lengkap dengan kekuatan militer mereka sendiri. Seperti seekor tikus yang hendak “membunuh” Goliath, Avalanche percaya bahwa misi mereka adalah sebuah misi suci yang akan menyelamatkan planet dimana mereka tinggal. Avalanche tidak ingin ada lagi Mako – energi yang berperan tak ubahnya nyawa sang planet – dipompa keluar.

Seperti yang bisa diprediksi, misi perdana Cloud bersama dengan Avalanche ini berjalan tidak semulus yang dibayangkan. Tidak hanya karena ragam tantangan yang harus mereka lalui, tetapi juga fakta bahwa level kehancuran yang baru mereka picu ternyata menimbulkan kematian, kesusahan, dan kepanikan bagi penduduk tidak bersalah Midgar yang lain. Di tengah dilema moral yang menerjang, mereka juga harus berhadapan dengan kekuatan militer dan intelijen besar milik Shinra yang tidak hanya memburu mereka, tetapi juga menjadikan mereka sebagai “pion” untuk misi dan visi yang jauh lebih besar.

Di sisi yang lain, ada sesuatu yang “aneh” terjadi pada diri Cloud di dalam kondisi genting ini. Sebuah kondisi yang bahkan ia sendiri, tidak bisa menjelaskannya. Cloud terus berhalusinasi tentang sosok pria bernama Sephiroth yang diyakini merupakan pahlawan perang melawan Wutai di masa lalu dan diyakini sudah tewas. Sephiroth terus membicarakan hal-hal yang tidak bisa diingat ataupun dimengerti oleh Cloud dengan “Reunion” sebagai kata kunci. Seolah masalah yang ia hadapi belum cukup banyak, Cloud dkk juga kini juga harus berhadapan dengan entitas baru bernama “Whisper” yang terkadang berperan membantu, tetapi juga terkadang melawan apapun misi yang hendak mereka capai.

Lantas, mampukah Cloud dkk berhasil mengeksekusi misi-misi suci milik Avalanche? Tantangan seperti apa pula yang harus mereka hadapi selama proses tersebut? Apa pula hubungan antara sosok Sephiroth, Whisper, dan Cloud itu sendiri? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa Anda temukan, tentu saja dengan memainkan Final Fantasy VII Remake.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…