Review Grey Goo: Obat Rindu Penggemar Genre Strategi Klasik!
Tiga Faksi, Tiga Gaya Berbeda

Di tengah begitu banyak usaha untuk menawarkan genre baru dengan gameplay unik dan inovatif yang belum pernah ada sebelumnya, Grey Goo justru hadir dengan pendekatan RTS yang lebih klasik. Seperti yang bisa diprediksi, ia akan berkisar pada usaha untuk membangun markas dengan variasi jenis bangunan yang akan memiliki fungsi dan perannya masing-masing, memperbesar jumlah pasukan, beradaptasi dengan situasi pertarungan dengan mengkombinasikan unit yang ada, dan tentu saja – memastikan Anda memiliki resource yang cukup. Bagi Anda yang tidak senang dengan mode single player, Anda selalu punya opsi untuk menikmati game ini secara multiplayer. Atau lebih senang dengan Skirmish? Terlepas dari minimnya map yang masih ditawarkan, Anda bisa menghabiskan waktu di sini.
Bagian terbaik dari Grey Goo? Adalah fakta bahwa ketiga faksi yang ditawarkan di sini bukanlah sekedar hadir dengan perbedaan unit dan kosmetik, tetapi juga menuntut gaya permainan yang berbeda. Ia tidak seperti Red Alert, misalnya, yang walaupun terpisah dalam beragam faksi berbeda, punya intisari permainan yang serupa – dimana listrik, misalnya, punya peranan super penting. Human, Beta, dan Goo punya cara kekuatan, kelemahan, dan menuntut gaya bermain yang berbeda. Dikombinasikan dengan fokus tech upgrade yang bisa Anda tempuh dari beragam kategori yang ada, Anda bisa beradaptasi dan berhadapan dengan kondisi pertempuran yang berbeda, walaupun berhadapan dengan faksi yang sama, misalnya.


Human mungkin jadi ras yang pertama Anda pilih. Sebagai manusia, faksi yang kita asumsikan masih serupa dengan kita ini secara logis, seharusnya yang paling mudah untuk dikuasai. Namun apa yang Anda dapatkan? Sebuah ras yang sama sekali tidak mencitrakan nama yang ia usung – Human. Identitas rasnya justru terasa sangat mekanikal dengan unit yang kesemuanya adalah robot futurisik. Mengikuti tema bahwa ini adalah manusia-manusia yang sudah belajar mejelajahi bintang dan bergerak di luar tata cahaya selama 500 tahun lamanya. Human melimitasi usaha Anda untuk memperluas markas lewat sistem listrik yang ada. Untuk membangun bangunan tertentu, untuk memproduksi unit atau sekedar bertahan, Anda harus menghubungkannya dengan markas utama yang diceritakan sebagai sumber energi listik. Konsekuensinya? Anda butuh membangun jalur listrik bernama Conduit terlebih dahulu sebelum bisa memperluas daerah kekuasan Anda. Kompensasi yang diberikan adalah kecepatan bangun unit dan pengumpulan resource yang lebih efektif.


Sementara di sisi lain, ras Beta justru memberikan kesan yang lebih dekat dengan manusia kita saat ini. Walaupun juga didominasi oleh unit mekanikal, Anda setidaknya masih bertemu dengan prajurit infanttri yang hanya sekedar berjalan dengan armor. Berbeda dengan Human yang terlimitasi oleh jalur listrik dari markas utama, Beta tidak dibatasi sama sekali oleh hal itu. Mereka bisa memperluas daerah semau mereka dengan hanya membangun sebuah power source kecil bernama “Hub” yang bisa ditempatkan di mana saja. Anda bisa menyertakan bangunan utama atau pendukung di daerah sekitar Hub. Sebagai kompensasi, metode pengumpulan resourcenya sendiri terhitung lambat dengan waktu produksi bangunan dan unit yang cukup lambat.

Baik Beta maupun Human sebenarnya berbagi mekanik yang sama, seperti halnya game-game RTS yang selama ini Anda kenal. Membangun markas dan kemudian mengembangkan unit yang dibutuhkan sudah jadi intisari yang pasti terasa familiar untuk penggemar RTS. Keduanya juga berbagi mekanik yang sama terkait “Tech Upgrade” dan “Attachment” untuk unit. Berbeda dengan game RTS biasanya yang meminta Anda melakukan research terlebih dahulu agar bisa membangun unit yang lebih kuat, baik Human dan Beta menuntut Anda untuk menyertakan “Attachment” tertentu di sebelah Factory atau Hangar untuk membuka akses. Misalnya, Heavy Unit yang bertindak sebagai tank. Untuk membangun mereka, Anda harus membangun Factory dan Tank Attachment di daerah sekitar. Jika Human menutut Anda membangun Attachment tersebut di sebelah Factory, Beta menutut Anda membangunnya dalam Hub yang sama. Keduanya cukup mirip satu sama lain.


Dan sekarang, tibalah Goo – ras misterius berbentuk jelly berwarna perak yang akan menawarkan strategi yang belum pernah Anda cicipi dari game RTS sebelumnya. Berbeda dengan Human dan Beta, Goo adalah faksi mobile yang sangat dinamis. Alih-alih menuntut Anda untuk menetapkan markas dan memperluasnya dengan bangunan, Goo hanyalah sebuah gumpalan raksasa bernama “Mother Goo” yang bisa Anda gerakkan, bahkan menyerang halnya sebuah unit. Ia bertindak seperti organisme level sederhana, membelah diri untuk menciptakan Mother Goo yang lain, atau justru unit-unit yang bisa Anda kategorikan sebagai pasukan. Resource yang dijadikan bahan bakar oleh faksi lain, diposisikan sebagai makanan oleh Mother Goo. Begitu mencapai level energi tertentu, Mother Goo bisa memecah atau tumbuh menjadi unit yang lain. Secara konsisten bergerak kesana-kemari sesuai dengan kebutuhan pertempuran, ditambah dengan upgrade yang bisa ia hasilkan, Goo berfokus pada kecepatan dan mobilitas.


Unitnya sendiri memang akan mudah diproduksi dan mengandalkan kuantitas, namun Goo juga harus berkutat dengan lemahnya sistem pertahanan dan minimnya unit yang bisa diprediksi. Berbeda dengan Human dan Beta yang masing-masing punya sistem pertahanan dan unit udaranya sendiri, Goo hanya bertahan di tanah dan berkembang dari sana. Sebagai kompensasi dari minimnya unit udara yang bisa ia hasilkan, unit artileri Goo dan termasuk “Mother Goo” itu sendiri tidak terhalangi oleh terrain. Mereka bisa memanjat gunung yang lebih tinggi dan menyerang dari sana jika dibutuhkan. Ledakan dan racun untuk unit musuh juga jadi salah satu senjata andalan.
Tidak hanya Light dan Heavy Units, setiap faksi juga punya senjata ultimate mereka masing-masing, sebuah unit yang dideskripsikan masuk ke dalam kategori “Epic”. Human punya “The Alpha” sebuah robot super raksasa dengan armor tebal yang bisa menembakkan laser berkekuatan tinggi dalam garis lurus. Ia bisa dengan mudah menghancurkan semua unit musuh yang berada di depan mata, apalagi dengan cooldown serangan yang terhitung cepat. Sementara Beta punya Hand of Ruk – sebuah mobile armor masif yang juga berperan sebagai pabrik mobile yang bisa menelurkan unit sembari berjalan, sekaligus melemparkan roket yang mampu menghasilkan ledakan masif secara seketika. Namun diposisikan sebagai unit artileri, ia tidak bisa menghajar musuh dalam jarak dekat. Dan yang terakhir adalah – Purger dari Goo yang bisa memperkuat diri dengan mengkonsumsi musuh atau Protean yang lain. Setiap Epic Unit ini, terlepas dari kekuatannya yang besar, punya requirements yang cukup pelik untuk diracik. Mereka butuh varian bangunan tertentu, kombinasi yang tepat, dan tentu saja resource yang sangat besar. Apakah mereka pasti akan menjamin kemenangan? Dengan gerak lambat sebagai kompensasi, ia akan efektif hanya untuk kondisi pertempuran tertentu saja.


Cara terbaik untuk menikmati Grey Goo tentu saja adalah melewati proses trial dan error tertentu. Butuh waktu untuk benar-benar bisa memahami apa saja yang harus menjadi prioritas untuk dikembangkan untuk memastikan kemenangan, apalagi ketika Anda berhadapan dengan player lainnya. Apa yang bisa diposisikan sebagai langkah preventif untuk mencegah kekelahan prematur atau justru sebaliknya, meraih kemenangan dengan super cepat. Menikmati setiap faksi yang ada, belajar, mengulang, dan Anda akan dengan mudah menikmati Grey Goo dalam waktu yang super singkat.
Beberapa Fitur Inovatif

Sebagai sebuah game RTS, Grey Goo memang menawarkan kesempatan untuk tidak hanya mencicipi pengalaman klasik yang harus diakui, kian sulit untuk ditemui. Terlepas dari perbedaan faksi yang ada, ia tidak lantas menyerap mentah-mentah pengalaman masa lalu tersebut tanpa menawarkan sesuatu yang baru. Ada beberapa hal baru yang pantas untuk dijadikan standar tersendiri untuk game-game RTS selanjutnya. Setidaknya untuk menjamin kenyamanan gameplay yang lebih efektif, mengingat genre ini membutuhkan kemampuan untuk menentukan pilihan dengan cepat dan media untuk mengeksekusi hal tersebut sesegera mungkin.


Hal-hal sederhana seperti fitur untuk melakukan toggle resource akan secara otomatis memperlihatkan kepada Anda, resource mana saja yang bisa Anda kumpulkan di dalam map. Anda langsung bisa melirik bagian peta mana saja yang harus menjadi fokus Anda, apalagi jika Anda termasuk gamer RTS yang sangat bergantung pada hal tersebut. Salah satu fitur yang juga terhitung pantas untuk diacungi jempol adalah penetapan shortcut yang begitu jelas untuk setiap unit dan bangunan yang bisa Anda racik. Dengan penetapan shortcut yang bisa diakses dengan sekedar melakukan beberapa perintah di Q,W,E,R ini, Anda bisa membangun unit dan bangunan yang Anda butuhkan, kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Tengah berperang panas di lini depan dan mulai kekurangan bala bantuan? Tetap berfokus pada pertempuran yang Anda jalani, sembari memastikan jari menari indah untuk terus memastikan produksi berlanjut. Shortcut sederhana ala game MOBA sangat membantu.

Salah satu fitur lain yang cukup membantu kami adalah “Auto Rebuild” yang bisa Anda sematkan untuk setiap bangunan yang bisa memproduksi unit untuk digerakkan (selain Goo tentu saja). Berapa sering Anda harus disibukkan dengan aktivitas menekan tombol yang sama berulang-ulang hanya karena ingin memastikan pabrik terus melemparkan unit artileri yang sama, misalnya? Dengan fitur “Auto Rebuild” ini, Anda bisa memastikan pabrik yang sama untuk terus menelurkan unit yang sama hingga Anda sendiri melemparkan perintah pembatalan. Informasi untuk memperlihatkan apakah resource Anda surplus atau negatif selama melakukan aksi tertentu juga membantu, setidaknya memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk menentukan apakah Anda butuh membangun resource baru atau cukup dengan yang sudah ada.