Review Final Fantasy XV Demo – Ep. Duscae: Kembali Optimis!

Reading time:
March 19, 2015

“Boyband Simulator”

It's all about the Bro-Chemistry!
It’s all about the Bro-Chemistry!

Boyband Simulator menjadi predikat negatif yang begitu melekat pada identitas Final Fantasy XV ketika banyak trailer baru dilemparkan ke pasaran oleh Square Enix. Terlepas dari motif yang mungkin tersemat di dalam hati gamer yang melemparkan komentar ini, memang menjadi pertanyaan dengan tanda tanya besar, di luar desain yang ada, mengapa Square Enix tidak menawarkan karakter wanita sebagai karakter playable di Final Fantasy XV ini? Menangkap atmosfer demo yang kami cicipi, kami tampaknya mulai mengerti latar belakang yang ingin ditawarkan dan sangat mendukung apa yang ingin dicapai oleh Square Enix dengan anggota tim yang semuanya pria ini.

Boyband Simulator? Jika kita membicarakan desain karakter pria Final Fantasy, ia memang sudah jadi “boyband simulator” untuk waktu yang cukup lama. Vincent dan Sephiroth di Final Fantasy VII, Squall dan Seifer di Final Fantasy VIII, Tidus di Final Fantasy X, Vaan dan Balthier di Final Fantasy XII, dan Hope – Snow di Final Fantasy XIII  – karakter pria dengan wajah “cantik” dan rambut khas boyband sudah menjadi identitas franchise ini. Namun apakah mereka terasa seperti Boyband? Untungnya, tidak. Mengapa? Terlepas dari bentuk visual yang ditawarkan Square Enix, karakter Noctis dan Ignis tercermin sebagai pria yang sangat kuat. Voice acts yang berat, sedikit aksen British untuk Ignis, menguatkan kesan bahwa mereka adalah pria-pria macho yang kebetulan bisa bertarung, apalagi dengan pedang raksasa milik Glaudiolos. Hanya Prompto saja yang terasa “kewanitaan”, dari desain fisik, suara, dan kepribadiannya sendiri.

Desain karakter
Desain karakter “boyband” adalah identitas franchise FF untuk waktu yang lama. Agak aneh memang, setidaknya bagi kami, mengapa ia baru dipermasalahkan di FF XV ini. Squall is not boyband material? Oh c’mon..
Desain mereka mungkin terlihat seperti
Desain mereka mungkin terlihat seperti “pria” lemah, namun Square Enix berhasil menghadirkan kesan berbeda lewat voice acts yang keren untuk kedua versi bahasa – Inggris dan Jepang. Noctis hadir dengan suara berat, Ignis bahkan punya aksen British kental yang menguatkan kesan Butler yang khas.
Cid dalam bentuk wanita? Sold!
Cid dalam bentuk wanita? Sold!

Lantas, apakah absennya karakter wanita berpengaruh pada pengalaman Final Fantasy XV demo ini? Untungnya tidak. Memang Anda bisa bertemu dengan karakter Cid wanita pertama di sini dengan tampilan visual yang super seksi. Namun fakta bahwa ia tidak bergabung dalam party Anda tidak langsung membuat perjalanan Anda berburu sang Behemoth raksasa – Deadeye ini menjadi hampa tidak bermakna. Alih-alih kecewa, kami justru sangat tertarik untuk melihat lebih jauh konsep seperti apa yang bisa ditawarkan oleh Bro-Chemistry antara keempat karakter ini.

Apa pasal? Karena pendekatan persahabatan para pria seperti ini tidak pernah mengemuka kuat di sepanjang franchise Final Fantasy. Terlepas dari plot yang mengalir, hampir semua karakter pria utama di seri Final Fantasy selalu berujung pada cerita kisah romantis yang menjadikannya dan satu karakter wanita utama lain sebagai fokus. Karakter lain seolah hanya muncul sebagai pendukung dengan porsi cerita yang begitu minim. Final Fantasy VIII berfokus pada Squall dan Rinoa, IX pada Zidane dan Garnett, X pada Tidus dan Yuna, XII pada Balthier dan Fran, dan XIII pada Serah dan Snow. Final Fantasy XV menawarkan dinamika yang berbeda. Yang membuatnya justru terasa lebih “pria” dibandingkan seri-seri FF yang lain.

Apakah absennya karakter wanita menjadi kiamat untuk Final Fantasy XV? Bagi kami, ia justru menawarkan potensi cerita yang belum pernah ada sebelumnya.
Apakah absennya karakter wanita menjadi kiamat untuk Final Fantasy XV? Bagi kami, ia justru menawarkan potensi cerita yang belum pernah ada sebelumnya.
Seperti ketika Anda dan teman-teman akrab pria Anda berpetualang dan bersenang-senang, hadirnya karakter wanita yang jadi
Seperti ketika Anda dan teman-teman akrab pria Anda berpetualang dan bersenang-senang, hadirnya karakter wanita yang jadi “pusat perhatian” justru berpotensi mengaburkan Bro-Chemistry yang seharusnya jadi fokus XV ini.

Bertarung bersama dengan tiga pria lain, bersenda gurau dengan canda yang tidak akan bisa berjalan efektif untuk karakter wanita, Final Fantasy XV terasa sebuah perjalanan roadtrip yang mungkin biasa Anda lakukan dengan teman-teman pria Anda yang lain.  Sebuah perjalanan yang justru aneh jika dilakukan bersama wanita, sebuah perjalanan yang seharusnya dilakukan hanya bersama dengan teman-teman karib Anda, bersenang-senang, menggila, tanpa perlu berusaha untuk mempertahankan image Anda di depan wanita. Kesan seperti inilah yang kami tangkap dari Final Fantasy XV, dan sejauh ini, ia dieksekusi dengan baik. Apalagi ada banyak momen Bro-Chemistry yang kuat, seperti adu kepalan tinju ketika Gladioulus menyelamatkan Anda dari cengkraman Magitek Soldiers, misalnya.

Tentu, Ada Banyak Hal yang Harus Diperbaiki

Kami mengerti bahwa ini masih versi demo. Tapi Square Enix punya pekerjaan berat untuk membenahi beberapa sistem yang masih mengundang rasa frustrasi.
Kami mengerti bahwa ini masih versi demo. Tapi Square Enix punya pekerjaan berat untuk membenahi beberapa sistem yang masih memicu rasa frustrasi.

Dan tentu saja, sebagai sebuah proyek yang masih ditawarkan dalam bentuk “demo”, Final Fantasy XV masih butuh banyak perbaikan untuk tampil sebagai game JRPG yang pantas untuk diantisipasi. Masih banyak ada masalah yang terasa jelas dan cukup menjengkelkan, sesuatu yang butuh menjadi perhatian utama Square Enix sebelum menjadikannya sebagai produk retail. Kita tidak tengah membicarakan penurunan framerate di beberapa titik yang tentu saja masih bisa ditoleransi untuk sebuah proyek demo. Kita membicarakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan mekanik gameplay yang ada.

Permasalahan terbesar yang kami temui adalah sistem lock-on dan kamera yang masih belum sempurna. Dengan begitu banyaknya musuh yang menyerang Anda secara bersamaan, menjadi pekerjaan yang super berat untuk memastikan Anda berfokus pada musuh yang memang ingin Anda habisi secepatnya. Lock-on justru menjadi bumerang tersendiri, apalagi mengingat Anda tidak bisa melihat jelas kondisi di sekitar Noctis. Ia juga seringkali “menangkap” target yang bukan menjadi prioritas Anda, dan terkadang hilang tanpa jejak dan memaksa Anda harus melakukan Lock-On kembali. Ada kebingungan yang besar pula apakah Anda hanya harus menekan sekali atau menahan tombol R1 untuk mengunci musuh tertentu. Ada banyak kebingungan dan rasa frustrasi ketika berusaha mengoperasikan sistem kamera dan lock-on yang ada.

Kamera dan sistem lock-on yang tidak adaptif jadi keluhan utama.
Kamera dan sistem lock-on yang tidak adaptif jadi keluhan utama.
Respon AI juga terkadang tidak seperti yang Anda inginkan. Semoga saja di versi retail nanti, Square Enix menyematkan setidaknya sedikit mekanisme untuk mengontrol aksi mereka.
Respon AI juga terkadang tidak seperti yang Anda inginkan. Semoga saja di versi retail nanti, Square Enix menyematkan setidaknya sedikit mekanisme untuk mengontrol aksi mereka.

Catatan lain yang juga kami perhatikan adalah lemahnya AI pendukung – alias karakter yang tidak bisa Anda gunakan di Final Fantasy XV. Walaupun masih belum jelas mekanisme kontrol seperti apa yang akan diterapkan di versi final nanti, namun kami sendiri, sangat berharap pada Square Enix untuk setidaknya menyematkan sedikit mekanisme kontrol untuk memberikan perintah atau meminta mereka melakukan aksi tertentu dalam pertempuran. Mengesalkan melihat AI karakter pendukung Anda justru berakhir melakukan aksi yang tidak Anda inginkan atau berada di timing yang tidak tepat. Sebagai contoh? Ketika Anda berada dalam kondisi kritis, misalnya. Anda sebenarnya bisa menghemat Potion jika AI karakter Anda langsung lari dan menghidupkan Anda kembali. Namun apa yang terjadi? Kesempatan ini terasa begitu langka. Butuh waktu yang lama hingga mereka sadar apa yang terjadi pada Noctis dan menghampiri Anda. Namun untuk urusan pertarungan, AI-AI ini menunjukkan tajinya. Mereka bertempur dengan efektif sebagai individu, setidaknya memastikan bahwa Anda tidak perlu menghabisi semua musuh seorang diri.

Beberapa hal menjengkelkan lain seperti posisi karakter AI yang menghalangi gerak Anda ketika melakukan eksplorasi, jumlah musuh yang terus menerus bertambah dan terkadang hadir dalam kuantitas yang tidak rasional, karakter yang tersangkut di sudut tertentu, juga harus dibenahi oleh Square Enix.

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…