15 Istilah Gamer Paling Membingungkan untuk Orang Awam!
Bahasa menjadikan komunikasi kita, sebagai umat manusia, menjadi lebih efektif. Ekspresif dan hampir bisa menjangkau segala macam situasi, permainan kata-kata dan kalimat yang meluncur dari mulut atau tangan ketika mengetik mampu menyalurkan apa yang ingin kita sampaikan atau bahkan, butuhkan. Bahasa memang sesuatu yang unik. Terlepas dari usianya yang sudah muncul sejak kita memulai peradaban, ia bukanlah sesuatu yang statis. Bersama dengan berkembangnya manusia, bahasa juga bertransformasi, menjadi lebih beragam, menjadi lebih efektif. Ia bahkan mulai beradaptasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Seperti yang terjadi dengan kita, gamer.
Terlepas dari variasi genre dan franchise favorit, ada begitu banyak kata, frasa, atau singkatan baru yang muncul untuk mengakomodasi kebutuhan komunikasi gamer sebagai sebuah kesatuan. Muncul beragam istilah-istilah baru yang mungkin terasa asing, namun mampu mencapai fungsi utamanya untuk kebutuhan gaming. Gamer membangun banyak istilah “keren” yang sudah pasti, akan terasa begitu absurd dan aneh untuk telinga mereka yang awam atau non-gamer. Sesuatu yang bahkan berpotensi punya arti yang jauh berbeda dengan apa yang berusaha disampaikan oleh para gamer ini, apalagi ketika ia tidak sengaja meluncur keluar dalam percakapan sehari-hari.
Lantas, dari semua istilah gaming yang bertebaran, mana saja yang berpotensi paling membingungkan untuk orang awam atau non-gamer? Berikut adalah list dari JagatPlay:
Xbox
Ada teriakan khas orang tua yang sudah pasti pernah didengar semua gamer. Jika Anda termasuk anak kelahiran tahun 1980-an yang mengenal industri game cukup awal, maka “Matiin Nintendo kamu!” sudah jadi mantra ajaib. Jika Anda termasuk generasi kelahiran 1990-an, “Matikan Playstation dan belajar!”, dan anak kelahiran tahun 2000-an mungkin akan berjuang dengan “Berhenti main Komputer dulu!”. Boleh dibilang, di Indonesia, orang yang awam hanya mendefinisikan industri game dengan tiga nama ini – PC, Playstation, dan Nintendo. Popularitas mereka yang tidak tertandingi menjadi gerhana besar yang “mematikan” nama Xbox sama sekali di mereka yang non-gamer. Tidak perlu diragukan lagi, membicarakan Xbox di mata orang awam hanya akan mengundang lebih banyak tanda tanya, yang biasanya akan diakhiri dengan penjelasan seperti, “Xbox itu Playstation buatan Microsoft”.
Teabagging
“Iya nih, tadi gua teabagging aja biar puas,”, orang awam yang mendengar kalimat seperti ini akan langsung membayangkan betapa manis dan tidak berdosanya Anda sebagai manusia, namun sekaligus bingung. Bagaimana tidak? Anda baru saja memainkan sebuah video game yang ada hubungannya dengan “Tea Bag” yang notabene, bisa ditranslasikan menjadi Kantong Teh. Beberapa mungkin akan langsung membayangkan bahwa Anda tengah memainkan sebuah game masak-memasak yang imut, atau bagaimana Anda menjadikan secangkir teh panas untuk membuat sesi gaming Anda jauh lebih seru dan menyenangkan. Parahnya lagi? Ketika Anda berusaha melakukan klarifikasi dan berusaha menjelaskan arti “Teabagging” yang sebenarnya. Anda akan kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikan aksi yang melibatkan jongkok dan pantat karakter utama yang Anda gunakan ini.
Grinding
Bukan perkara yang mudah untuk menjelaskan apa itu Grinding kepada orang awam, atau bahkan gamer yang memang tidak terlalu menyukai RPG sebagai sebuah genre. Mengapa? Karena ada begitu banyak indikator dan faktor yang melibatkan diri di dalamnya. Grinding sendiri merupakan aksi gamer untuk tidak melanjutkan cerita atau quest utama, dan lebih terlibat dalam aksi sampingan yang tidak signifikan dengan satu tujuan– memperkuat karakter, terutama dari sisi status dan level. Menjelaskan konsep seperti ini kepada orang awam, berarti Anda harus menjelaskan soal pentingnya level, skill, job, dan motif utama yang mendefinisikan RPG sebagai sebuah genre. Jika sang target penjelasan punya waktu lebih dari satu jam untuk mendengar ceramah dan semangat RPG Anda yang memburu, Grinding mungkin tidak akan terdengar seperti konsep yang begitu membingungkan.
Party
“Ih.. tahu enggak sih, gamer itu pada suka hura-hura”
“Kok gitu?”
“Iya, pada suka Party sih..”
Percaya atau tidak, rangkaian kalimat seperti di atas bisa saja terjadi jika Anda tidak menjelaskan dengan lengkap seperti apa konsep “Party” di dalam kegiatan gaming Anda. Jangan salahkan orang awam jika mereka berujung berpikir bahwa Anda tengah mengorganisasi atau terlibat dalam aksi hedon dengan musik keras, pakaian rapi, wangi parfum dan rokok, serta goyangan yang terus dilontarkan melewati pagi. Atau Anda terlibat dalam aksi penuh balon, nyanyian, dan humor tidak jelas dengan teman-teman Anda. “Party” adalah sebuah kata yang sangat ambigu di otak mereka yang non-gamer jika meluncur tanpa penjelasan. Padahal, yang Anda maksud hanyalah bermain bersama dengan teman-teman in-game dalam satu grup, bertualang bersama-sama.