Review Dishonored 2: Sekuel yang Pantas!

Reading time:
December 8, 2016

Jika Anda Merasa Diri Gamer Hardcore

Merasa terlalu
Merasa terlalu “hardcore” untuk game seperti ini? Tenang, ada tantangan ekstra untuk Anda.

Jika Anda merasa semua penjelasan kami di atas, apalagi didukung di atas desain misi yang terhitung segar dengan variasi yang cukup keren, membuat Anda yang menyebut diri sebagai gamer “hardcore” masih belum puas, maka selalu ada alternatif untuk memuaskan rasa dahaga Anda. Di level pertama, Anda bisa berusaha untuk menyelesaikan game ini tanpa membunuh siapapun. Jika belum puas, Anda bisa mencoba untuk tidak pernah membunuh siapapun dan tak pernah memicu kecurigaan NPC, yang di konsol bahkan punya trophy terpisah. Masih terlalu lemah untuk Anda? Bagaimana dengan ini.

Dishonored 2 menawarkan satu kesempatan untuk tak hanya membuat Anda yang haus tantangan untuk bisa merasa sedikit terpuaskan, tetapi secara signifikan mengubah pengalaman bermain dan intisari dari game ini sendiri. Ia sekaligus menjadi testimoni soal seberapa kerennya desain level yang ditawarkan di setiap chapter Dishonored 2 ini. Apa itu? Benar sekali, dengan hanya satu opsi, Anda bisa memainkan game ini tanpa menggunakan kekuatan sama sekali.

Walaupun kami sendiri tak punya kesabaran dan keahlian untuk menyelesaikan gameplay dengan seperti ini, namun secara rasional, Arkane juga seharusnya sudah memikirkan dengan matang bahwa level yang mereka desain harus tetap bisa diselesaikan bahkan dengan menggunakan kekuatan apapun. Bahwa pada akhirnya, kebutuhan untuk memanjat tempat lebih tinggi saat  ini misalnya, harus dilakukan dengan meniti sekedar pipa atau dinding bangunan yang sedikit menonjol. Bahwa tak ada lagi keistimewaan antara Anda dan setiap musuh yang Anda hadapi, atau bahkan bisa disimpulkan, Anda selalu berada di posisi yang tak menguntungkan.

Fakta bahwa mode ini berani ditawarkan Arkane Studios menjadi tak lagi sekedar bukti bahwa mereka siap untuk memfasilitasi keinginan gamer hardcore untuk membawa game mereka ke level tinggi, tetapi juga kepercayaan diri bahwa semua desain yang mereka suntikkan di sini – dunia, tantangan, dan karakter – semuanya mungkin diselesaikan tanpa menggunakan kekuatan sama sekali. Sebuah konsep yang pantas mendapatkan acungan jempol tersendiri.

Kesimpulan

dishonored-2-jagatplay-2
Jadi, pantaskah Dishonored 2 dilirik? Super pantas, apalagi jika Anda termasuk gamer yang sempat menjajal dan mencintai seri pertamanya. Jika Anda belum menjajalnya, kami sendiri merekomendasikan Anda untuk mencicipi Dishonored pertama lebih dulu yang saat ini sudah terhitung cukup murah di pasaran, dan kemudian menimbang apakah seri kedua ini memang pantas dijajal atau tidak mengingat daya tarik gameplay yang tak banyak berbeda.

Dishonored 2 adalah sebuah seri sekuel yang memang terasa pantas untuk sebuah salah satu game open-world terbaik di industri game. Ia menawarkan apa yang Anda cintai dari seri pertama, bertahan dengan semua kelebihan yang membuatnya terus dipuji, dan kemudian menambahkan sedikit bumbu inovasi dengan kehadiran dua karakter dengan skill berbeda di atasnya. Desain level yang ia suntikkan juga bukan sekedar memesona dari segi atmosfer Steampunk yang tetap kembali di sini, tetapi juga dipikirkan dengan begitu matang hingga ia dipastikan bisa diselesaikan tanpa menggunakan kekuatan sama sekali. Sisanya mengandalkan seberapa kreatif Anda untuk menempuh setiap misi yang ada. Satu hal yang kami sukai? Bahwa ia menawarkan mekanisme Quick Save – Quick Load yang super membantu di versi konsol.

Namun tentu saja, bukan berarti Dishonored 2 sempurna. Terlepas dari fakta bahwa ia membuka ruang cukup lebar bagi kreativitas Anda untuk dimaksimalkan, beberapa misi berakhir nge-bug jika kami tak melakukan sekuens tertentu, terutama untuk non-lethal. Sebagai contoh, di misi ketika Anda harus menangkap si Crown Killer sebenarnya. Jika Anda menggunakan sekuens sebenarnya, Anda harus bertemu dengan sang dokter terlebih dahulu, bertemu dengan si asisten, dan kemudian melakukan non-lethal takedown. Bagaimana jika Anda bertemu dengan si asisten dulu? Si dokter menghilang, dan Anda terperangkap tak bisa melanjutkan progress. Sistem auto-save berlebih yang terkadang menimpa progress penting sebelumnya yang belum Anda simpan secara manual juga jadi berita buruk tersendiri unutk gamer-gamer konsol yang ada. Sisanya? Cerita yang tak istimewa juga jadi catatan yang lain.

Jadi, pantaskah Dishonored 2 dilirik? Super pantas, apalagi jika Anda termasuk gamer yang sempat menjajal dan mencintai seri pertamanya. Jika Anda belum menjajalnya, kami sendiri merekomendasikan Anda untuk mencicipi Dishonored pertama lebih dulu yang saat ini sudah terhitung cukup murah di pasaran, dan kemudian menimbang apakah seri kedua ini memang pantas dijajal atau tidak mengingat daya tarik gameplay yang tak banyak berbeda. Karena game seperti ini, apalagi jika Anda berniat untuk bermain secara non-lethal, tidak selalu cocok dengan semua jenis gamer, penggemar action sekalipun.

Kelebihan

Quick Save - Quick Load di versi konsol yang jadi fitur
Quick Save – Quick Load di versi konsol yang jadi fitur “surga” tersendiri untuk game rentan resiko seperti ini.
  • Desain level yang terbuka
  • Kebebasan memilih strategi bermain
  • Replayability
  • Quick Save – Quick Load di konsol
  • Puzzle yang menarik
  • Misi sampingan yang cukup kuat

Kekurangan

Kami sempat menemukan bug misi yang terjadi karena aktivasi sekuens yang kacau. Game ini belum cukup
Kami sempat menemukan bug misi yang terjadi karena aktivasi sekuens yang kacau. Game ini belum cukup “cerdas” untuk beradaptasi dengan hal tersebut.
  • Cerita yang tak terlalu menarik
  • Salah sekuens yang bisa berakhir game yang tak mau berlanjut
  • Sistem auto-save yang terus menimpa point penting

Cocok untuk gamer: yang mencintai seri Dishonored pertama, yang senang dengan game stealth

Tidak cocok untuk gamer: yang lebih menginginkan gameplay lebih linear, yang tak sabaran

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…