Review Final Fantasy XV: Lubang yang Sulit Diabaikan!

Reading time:
December 27, 2016

Lucis yang Indah

Final Fantasy XV hadir dengan kualitas visual yang pantas untuk diacungi jempol.
Final Fantasy XV hadir dengan kualitas visual yang pantas untuk diacungi jempol.

Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan oleh Square Enix dengan Final Fantasy XV, adalah memastikan Anda bisa merasakan, menikmati, dan ikut menyetujui bahwa Lucis adalah sebuah dunia indah. Walaupun skalanya sendiri tak seluas game-game berbasis open-world pada umumnya, namun Anda akan mendapatkan sebuah dunia yang mampu menawarkan pemandangan dramatis dengan ragam efek yang ada. Jalan aspal yang memantulkan sedikit cahaya seusai hujan ketika bersinggungan dengan sinar matahari yang terbenam, atau ketika kabut menyerang petualangan pagi Anda, hingga landscape yang mengisyaratkan bahwa sebuah hal yang begitu masif pernah terjadi di dunia yang satu ini. Ada sensasi magis di sana.

Walaupun hadir dalam jumlah terbatas, setiap kota di Lucis didesain indah dan punya identitas sendiri.
Walaupun hadir dalam jumlah terbatas, setiap kota di Lucis didesain indah dan punya identitas sendiri.
Ada Lestallum dengan wanita sebagai tulang punggung ekonomi, hingga Altissia yang terlihat seperti Venice.
Ada Lestallum dengan wanita sebagai tulang punggung ekonomi, hingga Altissia yang terlihat seperti Venice.

Kota yang dibangun oleh Square Enix di atasnya juga pantas untuk diacungi jempol. Walaupun harus disayangkan bahwa jumlahnya sangat terbatas, namun Anda akan mendapatkan impresi yang kuat dari desain yang ia tawarkan. Lestallum terlihat seperti sebuah kota industri dengan budaya yang unik, mengingat kaum wanita lah yang menjadi tulang punggung ekonomi di sana. Sementara Altissia terasa seperti “Venice”, namun dengan desain kota yang jauh lebih megah. Transportasi air menjadi kunci  dan menggantikan jalan darat, membuat perahu ala Venice menjadi satu-satunya cara untuk berpindah dari satu tempat penting ke tempat lainnya. Walaupun sedikit, namun kehadiran kota-kota dengan perbedaan budaya dan arsitektur ini cukup menguatkan kesan bahwa Eos memang sebuah dunia yang beragam.

Anda bisa mengeksplorasi luasnya Lucis dengan mobil kerajaan - Regalia. Namun sayangnya, kendaraan ini hanya bisa digunakan di jalan utama.
Anda bisa mengeksplorasi luasnya Lucis dengan mobil kerajaan – Regalia. Namun sayangnya, kendaraan ini hanya bisa digunakan di jalan utama.
Untuk eksplorasi lebih bebas, selain dengan kaki Anda sendiri, Anda bisa mengandalkan Chocobo.
Untuk eksplorasi lebih bebas, selain dengan kaki Anda sendiri, Anda bisa mengandalkan Chocobo.

Terlepas dari statusnya sebagai game yang menawarkan sedikit elemen open-world di dalamnya, sayangnya,  Lucis bukanlah dunia yang bisa Anda eksplorasi dengan bebas. Regalia – sang mobil kerajaan Lucis untuk Noctis dkk terperangkap pada jalan raya yang tersedia, hingga ia tak bisa digunakan untuk menjelajahi selain itu. Untungnya, Anda punya Chocobo yang bisa digunakan untuk menjalankan tugas ini, sekaligus memungkinkan Anda untuk menjelajahi wilayah dengan kedalaman air tinggi mengingat Noctis dkk ternyata tak dibekali dengan kemampuan berenang. Sisanya? Adalah menikmatinya dengan berjalan kaki. Wilayah luas yang ia tawarkan tak terasa begitu kosong mengingat Anda selalu hampir bisa menemukan beragam binatang yang menjelajahinya, terlepas dari apakah Anda berniat untuk membunuh setiap dari mereka atau tidak. Sensasi sebuah ekosistem yang hidup cukup kuat, walaupun Anda tak akan bisa melihat binatang-binatang ini berinteraksi satu sama lain, seperti binatang yang lebih kuat memangsa yang lebih lemah, misalnya. Namun setidaknya Anda bisa terhibur dengan ukuran dan ketangguhan beberapa dari mereka yang terlihat seperti bisa membunuh Anda dengan hanya hembusan nafas mereka.

Luasnya dunia yang dipenuhi dengan banyak monster raksasa yang bisa Anda taklukkan membuat eksplorasi terbayarkan manis.
Luasnya dunia yang dipenuhi dengan banyak monster raksasa yang bisa Anda taklukkan membuat eksplorasi terbayarkan manis.

Kombinasi dunia, ragam dungeon, dan efek tata cahaya ini berakhir menjadikan Final Fantasy XV secara visual, pantas untuk diacungi jempol. Apalagi ketika Anda melihat monster-monster raksasa yang harus Anda bunuh ini mulai bermanuver dan “menghembuskan” napas di dunia yang luas ini, atau ketika Anda sekedar berhenti di atas tempat tinggi dan melihat sekeliling Duscae yang seperti menyimpan sebuah sejarah yang epik di sana. Ini adalah sebuah dunia yang menarik Anda untuk ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi.

Action RPG yang Solid!

Sebagai sebuah game yang mengusung identitas sebagai sebuah game action RPG, Final Fantasy XV tampil solid.
Sebagai sebuah game yang mengusung identitas sebagai sebuah game action RPG, Final Fantasy XV tampil solid.

Jika kita harus menyebut satu kebijakan terbaik yang pernah dilakukan Tabata untuk Final Fantasy XV, maka merilis beragam demo untuk langsung dijajal gamer, dari Duscae, Duscae 2.0, Platinum, hingga Judgement pantas berada di puncak list. Mengapa? Karena tak sekedar untuk mengobarkan kembali hype yang sudah sempat mati, ia juga menjadi sumber feedback yang dibutuhkan Square Enix untuk meracik sistem pertarungan action RPG yang solid untuk FFXV itu sendiri. Dan sejauh ini? Setidaknya dari versi final, mereka memang melakukan tugas yang fantastis. Dibandingkan dengan perkenalan kita pada sistem pertarungan yang terhitung tak intuitif di Duscae, Final Fantasy XV versi final keluar sebagai sebuah game action RPG yang solid.

Dengan menahan satu tombol untuk menyerang dan tombol arah untuk menghasilkan kombinasi berbeda, pertempuran berjalan sangat mengalir. Sudut kamera yang cukup adaptif pada situasi pertarungan  membuatnya berakhir lebih nyaman. Berbeda dengan sistem pertarungan di Duscae yang membuat pergantian senjata berjalan secara otomatis saat Anda menyerang, FFXV versi final ini memberikan kesempatan bagi Anda untuk berganti senjata secara manual via D-Pad. Konsep ini juga membubuhkan sedikit elemen strategi, mengingat beberapa varian musuh tak lagi sekedar memperlihatkan kekuatan dan kelemahan pada elemen serangan saja, tetapi juga jenis senjata yang Anda gunakan. Berbeda warna, damage mana yang masuk dalam kondisi Critical ataupun Resistance akan terlihat jelas.

Dengan menggunakan tombol d-pad, Anda bisa berganti senjata secara manual.
Dengan menggunakan tombol d-pad, Anda bisa berganti senjata secara manual.
Melalui warna damage, Anda bisa melihat efektivitas serangan yang Anda lakukan.
Melalui warna damage, Anda bisa melihat efektivitas serangan yang Anda lakukan.

Dan pada akhirnya, terlepas dari betapa mengalirnya sistem pertarungan yang ada, Final Fantasy XV bisa memastikan diri bahwa ia tak akan bisa diselesaikan dengan hanya menahan tombol serang dan berharap ia menyelesaikan semua masalah yang ada.  Ada level strategi di sana. Management MP jadi salah satu mekanisme paling esensial, mengingat ia jadi sumber daya untuk melakukan Parry atau melakukan Warp Strike yang tak hanya memberikan damage lebih besar, tetapi juga mobilitas yang jauh lebih baik. Menyerang menggunakan Warp Strike, menyerang, menghindar, dan kemudian beralih ke target selanjutnnya akan  jadi rutinitas yang Anda lakukan ketika bertarung di FFXV ini. Yang menarik? Jika Anda lupa mengaturnya dengan baik, termasuk memulihkannya dengan melakukan teleportasi ke Warp Point terdekat, Noctis akan jatuh ke dalam status “Statis” yang membuatnya tak bisa menyerang dengan menggunakan serangan MP saja, tetapi juga menghindar dan karenanya, lebih riskan terkena serangan dengan damage lebih besar.

Dengan absennya fungsi untuk memberikan perintah pada companion Anda, tak ada kesempatan untuk mengatur cara mereka bereaksi, terutama pada serangan AOE.
Dengan absennya fungsi untuk memberikan perintah pada companion Anda, tak ada kesempatan untuk mengatur cara mereka bereaksi, terutama pada serangan AOE.

Sayangnya, tak ada kesempatan untuk menggunakan karakter lain di dalam pertarungan. Anda hanya bisa menggunakan Noctis saja. Untungnya, AI yang didesain untuk Prompto, Ignis, dan Gladiolus sendiri terhitung cukup adaptif untuk pertempuran, dimana mereka tak hanya menyerang saja, tetapi juga cukup aktif untuk menghindari serangan yang ada. Tapi tetap, sulit untuk dipungkiri, bahwa desain seperti ini menghasilkan satu masalah tersendiri – bahwa Anda tak punya kontrol sama sekali terkait apa yang dilakukan oleh ketiga teman Anda. Tak jarang Anda akan berhadapan dengan situasi dimana Anda bertemu dengan serangan AOE musuh yang mematikan dan bergerak sejauh mungkin, namun ketiga teman Anda dengan “bodohnya” tetap menempel dan menyerang musuh yang tengah bersiap melakukan serangan pemungkas tersebut. Melihat situasi seperti ini dan tak punya kendali apapun memang menghasilkan rasa frustrasi tersendiri. Fakta bahwa Anda tetap bisa memulihkan diri mereka dengan item tak lantas menjustifikasi “cacat” desain seperti ini. Sedikit kontrol umum untuk mengatur gerak dan tingkah para AI ini akan sangat membantu.

Berita baiknya? Square Enix berhasil membuat peran teman perjalanan ini esensial dalam pertempuran, terutama ketika melawan monster-monster besar yang mengamuk. Sebagian besar musuh didesain untuk tak dapat ditaklukkan hanya dengan Noctis sendiri, bahkan jika Anda sudah mencapai level maksimum sekalipun. Ada beberapa jenis serangan bersama companion Anda yang lain, yang didesain untuk menghasilkan damage lebih besar, buff, atau efek status pada musuh tertentu.  Dengan menggunakan satu bar yang akan terisi lewat beragam aksi yang Anda lakukan di pertarungan, Anda bisa memicunya. Beberapa kombinasi skill milik companion akan lebih efektif jika digunakan bersama dengan senjata spesifik milik Noctis. Sebagai contoh? Skill Overwhelm dari Ignis yang membuat Party menyerang membabi buta dalam periode waktu singkat akan membuat Bow of Clever, salah satu Royal Arms milik Noctis berakhir seperti halnya sebuah senjata mesin. Membuatnya efektif untuk menghabisi musuh-musuh yang memiliki damage super besar.

Magic berfungsi layaknya
Magic berfungsi layaknya “granat” yang bisa Anda crafting. Dengan material yang tepat, Anda bahkan bisa mencapai magic level 4 dengan damage mampu mencapai 99.999.

Dan tak lupa, Anda juga akan didukung dengan sistem magic di sini. Namun berbeda dengan seri-seri Final Fantasy sebelumnya dimana ia diposisikan seperti halnya sebuah “granat” yang Anda racik sendiri. Mengumpulkan resource es, listrik, ataupun api yang terletak di beberapa titik eksplorasi, Anda bisa “meracik” magic Anda sendiri. Semakin banyak yang Anda gunakan, semakin tinggi potency yang dihasilkan, semakin tinggi pula damage yang dihasilkan. Sisanya? Menambahkan item untuk mengubah sifat atau memperkuat magic itu sendiri. Dengan item yang tepat, Anda bisa meningkatkan Fire menjadi Fira, Firaga, hingga level keempat – Flare misalnya, yang tak lagi “terkurung” pada batasan damage 9.999. Dengan item ini pula, Anda bisa mengubah sifat magic menjadi lebih bervariasi, dari mampu menyembuhkan sang caster hingga melipatgandakan experience yang Anda dapatkan dari pertempuran.

Menjadikannya sebagai bagian dari equipment yang bisa habis dan butuh untuk dibuat ulang sesuai dengan kebutuhan Anda, pendekatan yang dilakukan Square Enix dengan sistem magic di Final Fantasy XV adalah sesuatu yang menyegarkan untuk franchise ini. Apalagi efek magic terkuat yang bisa Anda racik tak sekedar berasosiasi pada damage yang lebih besar saja, tetapi juga visualisasi serangan yang lebih epik dengan pengaruh langsung pada lingkungan yang cukup signifikan. Sebagai contoh, Anda bisa melempar magic Blizzaga di sebuah rawa penuh air ketika berhadapan dengan Malboro untuk membekukannya. Jadi tak sekedar damage, Malboro yang berdiri di atas genangan air tersebut juga akan ikut membeku dan terdiam untuk waktu yang cukup lama, sehingga Anda punya ruang untuk menyerang yang luas tanpa resiko. Menariknya lagi, sistem magic ini juga mengusung sistem friendly-fire, hingga ia juga berpotensi untuk melukai Anda sendiri atau companion Anda yang lain. Alasan sama yang membuat kami jarang sekali menggunakan magic Ice level 4 – Freeze yang tak hanya membekukan ruangan saja, tetapi juga menghasilkan damage es berkala untuk teman-teman Anda yang “terjebak” di dalamnya. Sekali lagi, di kondisi seperti ini, kami selalu mengharapkan satu fitur sederhana untuk memberikan perintah pada AI teman Anda untuk mencegah damage lebih lanjut.

Makanan Ignis memainkan peran yang esensial untuk efek buff.
Makanan Ignis memainkan peran yang esensial untuk efek buff.

Salah satu fitur esensial yang masuk ke dalam Final Fantasy XV adalah makanan. Fitur yang sudah seringkali diterapkan banyak game JRPG ini berujung menjadi sesuatu yang lebih esensial untuk game action RPG Square Enix yang satu ini. Anda bisa membeli dan memakannya langsung di restoran atau membangun camp di tempat peristirahatan terdekat dan membiarkan butler Anda – Ignis untuk memasak satu dari ragam resep yang ia pelajari. Berfungsi sebagai buff dalam jangka waktu tertentu, terlepas dari visualisasinya yang siap untuk membuat Anda menelan air ludah, Anda akan menemukan fitur ini menjadi semakin penting seiring dengan progress permainan Anda. Dengan ragam efek buff yang tak sekedar menambah jumlah HP atau persentase EXP yang Anda dapatkan, tetapi juga memperkuat kesempatan critical hingga menganulir semua damage elemental yang ada, Square Enix berhasil menjadikan fitur yang sering dilihat sebelah mata oleh banyak gamer JRPG ini menjadi sesuatu yang esensial.

Desain gameplay FFXV memberikan pandangan lebih optimis untuk FF VII Remake nanti.
Desain gameplay FFXV memberikan pandangan lebih optimis untuk FF VII Remake nanti.

Sebagai sebuah game action RPG yang butuh kecepatan dan ketepatan, sulit rasanya untuk tak memberikan pujian pada apa yang berhasil dilakukan Square Enix dengan FFXV ini. Walaupun ada sedikit masalah kamera di kondisi pertempuran tertentu, namun secara garis besar, ia berhasil menghadirkan mekanik gameplay yang tepat, nyaman, seru, dan menegangkan di saat yang sama. Hingga pada level untuk membuat kami sendiri tak berkeberatan jika pendekatan yang sama akan mereka lakukan dengan proyek Final Fantasy VII Remake yang tengah dicarik oleh Tetsuya Nomura.

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…