Review Final Fantasy XV: Lubang yang Sulit Diabaikan!

Reading time:
December 27, 2016

Cerita Penuh Lubang!

 

 

BEWARE SPOILERS!

ANDA YANG BELUM MENAMATKAN FF XV DAN BENCI SPOILER HARAP TAK MEMBACA BAGIAN INI!

 

 

Menyedihkan, cerita jadi kelemahan terbesar FFXV.
Menyedihkan, cerita jadi kelemahan terbesar FFXV.

Apa yang Anda harapkan dari sebuah game yang sudah dikembangkan selama 10 tahun terakhir ini? Walaupun sempat mengalami kesulitan dengan rumor  penundaan, pergantian tanggung jawab, hingga nama yang ia usung, ada harapan bahwa hal tersebut tak akan berakibat buruk pada cerita yang hendak diusung. Karena pada akhirnya, cerita adalah salah satu kekuatan game RPG, bukan JRPG saja. Tapi di sisi lain, sulit untuk membantah bahwa Final Fantasy selama ini memang sering bermasalah dengan aspek yang satu ini, seperti yang terjadi dengan Final Fantasy VIII, misalnya yang bahkan cukup untuk membuat Anda garuk kepala, bertanya, dan berakhir tetap tak mendapatkan jawaban hingga memainkannya beberapa kali. Namun setidaknya, di kasus Final Fantasy VIII, ia hadir lengkap dan koheren. Sesuatu yang tak ditawarkan oleh Final Fantasy XV ini.

Anda sendiri bisa melihat usaha keras Tabata yang sepertinya berusaha mendorong XV ke arah yang gelap dan emosional. Bahwa seperti seharusnya sebuah perperangan dan perjuangan untuk kebenaran, pengorbanan dan kematian adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Namun berita buruknya adalah ketidakmampuan Tabata untuk menciptakan sesuatu yang terasa lengkap dan koheren. Yang terjadi adalah sensasi seperti cerita yang ditulis oleh dua atau tiga orang yang berbeda yang kemudian dipaksa menyatu, entah bagaimana caranya.

Ada banyak hal penting berakhir tak diceritakan dan terasa sengaja dikosongkan untuk menjual DLC. Sebagai contoh? Ketika Prompto membuka identitasnya sebagai MT, alias Magitek Trooper - pasukan Niflheim. Cerita sepenting ini berakhir dijelaskan dalam satu kalimat saja.
Ada banyak hal penting berakhir tak diceritakan dan terasa sengaja dikosongkan untuk menjual DLC. Sebagai contoh? Ketika Prompto membuka identitasnya sebagai MT, alias Magitek Trooper – pasukan Niflheim. Cerita sepenting ini berakhir dijelaskan dalam satu kalimat saja.
Menikmati sebuah cerita yang terasa tak lengkap karena jelas ia dipotong untuk dijual DLC? Normal untuk kecewa.
Menikmati sebuah cerita yang terasa tak lengkap karena jelas ia dipotong untuk dijual DLC? Normal untuk kecewa.

Oleh karena itu, mari kita bicara soal cerita yang sulit untuk dibantah merupakan aspek terburuk Final Fantasy XV. Keluhan pertama adalah sebuah sinyal kuat bahwa beberapa porsi cerita memang dibuang agar mudah diracik menjadi DLC berbayar di masa depan ataupun konten Season Pass yang sudah diumumkan sebelumnya. Hasilnya? Anda yang tak membayar Season Pass tak akan mendapatkan pengalaman yang penuh. Seberapa signifikan? Benar-benar signifikan. Anda tiba-tiba bertemu dengan Gladiolus yang penuh luka tanpa pernah diceritakan apa yang terjadi, berhadapan dengan Ignis yang buta tanpa pernah dijelaskan soal apapun, hingga Prompto yang tertangkap oleh Niflheim dan terkurung tanpa detail cerita sama sekali. Yang Anda hadapi? Anda berhadapan dengan situasi dimana Noctis tiba-tiba bertemu dengan kondisi temannya yang buruk, tak memperlihatkan reaksi emosional yang seharusnya, dengan posisi Anda tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Hasil akhirnya adalah sebuah cerita tak koheren yang terasa seperti dirampok dari Anda yang sudah membayar game ini di harga penuh, semata-mata untuk menjual DLC. Sebuah kebijakan yang butuh dipertanyakan, tentu saja.

Jika Anda merasa itu sudah buruk, bahkan cerita yang sudah disediakan sebagai garis cerita utamanya sendiri juga mengundang lebih banyak tanda tanya daripada kejelasan. Salah satu yang terparah adalah posisi Niflheim – kerajaan yang sudah meluluhlantakkan Lucis. Setelah bertemu dengan begitu banyak jenderal dan penasihat, sekaligus Kaisar yang sudah menyerang Anda dari awal sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar, peran mereka tiba-tiba direduksi menjadi cerita sampingan tak penting untuk memperkenalkan Ardyn Izunia sebagai tokoh antagonis utama. Anda tak pernah berkesempatan untuk mengunjungi Niflheim, tak merasakan sendiri kekuatan dan betapa mengerikannya negara tersebut, dan tiba-tiba berhadapan pada fakta bahwa ia sudah hancur dan tak sekedar “kendaraan” yang dimanfaatkan oleh Ardyn Izunia, sebagai tokoh antagonis utama. Semua cerita terkait Niflheim yang mengisi setengah cerita, berakhir omong kosong tak penting yang tak juga dijelaskan dengan baik.

Dari kekuatan menyeramkan jadi sekedar negara boneka tanpa penjelasan? What the..
Dari kekuatan menyeramkan jadi sekedar negara boneka tanpa penjelasan? What the..
Dan tiba-tiba jadi
Dan tiba-tiba jadi “konflik keluarga”? WHAT??!

Level keburukan cerita tersebut naik satu level ketika membicarakan sosok Ardyn Izunia. Sejak awal ia memperkenalkan diri sebagai penasihat Niflheim yang secara menakjubkan, tak dikenali oleh Ignis – sang otak dalam grup yang seharusnya punya pengetahuan dasar soal kerajaan di sekitar Lucis, apalagi yang bersumber sebagai ancaman. Ardyn secara tiba-tiba naik jadi fokus cerita dan membuka diri sebagai leluhur abadi Noctis yang ingin menghancurkan dunia dengan pernyataan di depan muka Noctis yang berfokus pada kata “Izunia” – nama palsu yang ia kenakan. Dengan hanya mengandalkan mode cerita di dalam game saja, hampir mustahil untuk mendapatkan gambaran yang jelas siapa itu Ardyn, siapa itu Izunia, dan apa posisi Noctis dalam cerita sehingga ia harus mengorbankan dirinya dengan cincin Lucii – yang jadi pusaka turunan keluarga Lucis. Cerita soal pertempuran antara kerajaan tiba-tiba berubah jadi konflik keluarga, dan Anda tak mendapatkan penjelasan definitif soal apa yang terjadi. Sementara peran Ifrit di sini? Akan terlewatkan jika Anda tak membaca buku Cosmology yang terbesar di dalam game, alih-alih melemparkannya dalam bentuk sekuens untuk sebuah bagian sepenting ini.

Ravus berakhir jadi karakter membingungkan tanpa motif jelas. Tak heran Square Enix ingin membenahinya.
Ravus berakhir jadi karakter membingungkan tanpa motif jelas. Tak heran Square Enix ingin membenahinya.

Ini hanyalah sedikit dari begitu banyak kelemahan cerita di Final Fantasy XV yang penuh lubang dan berakhir, sangat mengecewakan. Salah satu contoh lain adalah Ravus, kakak Luna. Di versi film CGI – Kingsglaive, ia terlihat seperti seorang pangeran haus kekuatan yang bekerjasama dengan Niflheim untuk menghancurkan Lucis. Ia bengis, dan Luna membencinya. Di XV, ia tiba-tiba berubah menjadi seorang pangeran yang ternyata berkorban demi satu agenda yang baik, dan ia terus berkomunikasi dengan Luna, walaupun pada akhirnya – kembali dikendalikan oleh Ardyn. Ada alasan jelas mengapa Square Enix berjanji hendak memperbaiki cara  Ravus diceritakan, mengingat untuk saat ini, posisinya tak terasa masuk akal sama sekali.

Kita bisa berbicara lebih banyak soal lubang cerita ini, dari Aranea Highwind yang tanpa alasan jelas menjadi baik hingga Tenebrae yang berakhir jadi sebuah kota di ujung pemandangan yang tak bisa Anda jelajahi sama sekali. Namun satu hal yang paling menyedihkan adalah fakta bahwa ia bahkan tak terasa sinkron dengan Kingsglaive: Final Fantasy XV – yang diposisikan Square Enix sebagai cerita prekuel / paralel dari Final Fantasy XV itu sendiri. Semua harapan yang sempat kami bangun bahwa Kingsglaive akan memberikan gambaran dari apa yang kita dapatkan dari Final Fantasy XV berakhir mimpi kosong tanpa pemenuhan sama sekali.

Alih-alih menyempurnakan, Kingsglaive justru menjadi bukti lubang cerita lebih jelas soal FFXV.
Alih-alih menyempurnakan, Kingsglaive justru menjadi bukti lubang cerita lebih jelas soal FFXV.

Kingsglaive justru menjadi sumber kekecewaan baru bagi Final Fantasy XV. Di Kingsglaive, Anda bisa menyaksikan dengan jelas bagaimana Niflheim berakhir jadi sebuah kerajaan yang ditakuti, terutama lewat pasukan Daemon yang mampu ia kendalikan. Di sana, Anda bertemu dengan monster raksasa sekelas Diamond Weapon yang bahkan mampu menghancurkan pasukan Lucis secara instan dan menghancurkan Insomnia ketika bertarung, monster sejenis serangga yang bergerak seperti pasukan biasa, hingga Ultros. Sementara di versi game, Daemon berakhir tak sekedar Iron Giant, Bomb, atau Flan yang muncul di malam hari. Sebuah perbandingan yang tentu mengecewakan. Fakta bahwa Anda tak bertemu dengan sisa Kingsglaive yang bertahan hidup untuk satu kesinambungan cerita atau bagaimana sifat Ring of Lucii yang digunakan Nyx dan Noctis memicu event dan kekuatan berbeda juga pantas dipertanyakan. Kingsglaive memang memberikan sedikit latar belakang soal apa yang terjadi dengan Insomnia, namun pada akhirnya, ia mulai terasa seperti dua semesta berbeda yang berjalan beriringan.

Daemon di Kingsglaive.
Daemon di Kingsglaive.
Daemon di FFXV? Seriously?
Daemon di FFXV? Seriously?

Dengan semua kelemahan ini, usaha Tabata untuk menciptakan sebuah cerita yang emosional tereduksi dan terlihat seperti usaha “murah” untuk membuat air mata Anda mengalir. Efektif memang dan sempat membuat kami sedih dan sedikit menitikkan air mata. Namun setelah Anda mulai menimbang dan berpikir, membunuh Luna begitu saja tanpa alasan yang kuat adalah cara murah dan sederhana untuk membuat Anda sedih. Siapa yang tak sedih melihat salah satu karakter tewas begitu saja terlepas dari lemahnya latar belakang yang ada? Sifatnya sendiri terasa berbeda ketika air mata yang sama menetes saat merasakan kesedihan Yuna saat Tidus pergi, atau saat Vivi dari Final Fantasy IX menemukan siapa jati dirinya yang sebenarnya. Karena di Final Fantasy X, yang membuat Anda menangis bukanlah kepergian Tidus, tetapi empati pada perasaan yang sudah tumbuh di hati Yuna. Sementara di FFXV, bukan empati pada perasaan Noctis yang membuat Anda sedih, tetapi karena kematian Luna yang sekedar terlihat polos di sana.

Ketika Anda mulai menyadari bahwa kesedihan dan emosi yang muncul dari FFXV berakhir tak lebih dari strategi
Ketika Anda mulai menyadari bahwa kesedihan dan emosi yang muncul dari FFXV berakhir tak lebih dari strategi “murah”.

Tentu menjadi sesuatu yang pantas disambut baik jika memang Square Enix berambisi untuk memperbaiki bagaimana cara ia mempresentasikan cerita Final Fantasy XV atau bahkan memperbaiki beberapa detail kecil untuk membuatnya menjadi sebuah benang merah yang lebih koheren. Namun di sisi lain, fakta bahwa update seperti ini dibutuhkan juga secara otomatis menjadi testimoni dan bukti  bahwa memang mereka sendiri mengakui bahwa apa yang ditawarkan di Final Fantasy XV saat ini, memang masih dirudung masalah.

Mari Bicara Rumor..

BEWARE SPOILERS!

ANDA YANG BELUM MENAMATKAN FF XV DAN BENCI SPOILER HARAP JUGA TAK MEMBACA BAGIAN INI!

 

Satu-satunya usaha untuk mengerti dan memahami apa yang terjadi pada FFXV kini terperangkap ada beragam rumor yang sempat menyebar tanpa nama di situs seperti 4chan dan NeoGaf.
Satu-satunya usaha untuk mengerti dan memahami apa yang terjadi pada FFXV kini terperangkap ada beragam rumor yang sempat menyebar tanpa nama di situs seperti 4chan dan NeoGaf.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan proses pengembangan Final Fantasy XV? Mengapa kekacauaan penceritaan seperti yang terjadi saat ini bisa lolos di versi final? Mengharapkan jawaban langsung dari mulut Square Enix dan Hajime Tabata sepertinya kecil kemungkinan akan terjadi. Satu-satunya penjelasan yang bisa dipegang oleh gamer saat ini hanyalah rumor yang muncul dari situs komunitas seperti 4chan dan NeoGaf. Informasi seperti ini memang sulit untuk terkonfirmasi sebagai sesuatu yang bocor dari internal developer itu sendiri, namun seringkali berakhir menjadi kenyataan. Anonimitas menjadi senjata yang  memungkinkan hal ini terjadi tanpa tuntutan hukum sama sekali.

Karena bagi kita yang mengikuti perkembangan Final Fantasy XV lewat sekedar trailer dan screenshot, kita bisa melihat jelas bahwa ada banyak perubahan signifikan yang dilakukan Tabata selama tiga tahun terakhir ini. Ketika ia diperkenalkan sebagai Final Fantasy XV, Anda masih bisa melihat Stella dan kemudian tiba-tiba karakter ini digantikan oleh Luna yang punya peran berbeda. Lalu dalam dua tahun terakhir, Anda bisa memerhatikan perubahan signifikan pada desain Regis – sang raja yang kian terlihat menua. Adegan yang lebih personal seperti adegan Noctis kecil yang tengah makan bersama tak lagi dieksplorasi dan hilang. Bahkan, dalam satu tahun terakhir ini, dari trailer yang sudah memperlihatkan bentuk final Final Fantasy XV, Anda bisa menemukan scene yang hilang. Apa yang sebenarnya terjadi?

Rumor menjadi satu-satunya yang bisa diandalkan, apalagi dengan kredibilitas yang sempat terbukti. Tak percaya? Plot jelas Final Fantasy XV sebenarnya sudah tersedia di dunia maya, lewat Q&A di 4Chan, 6 bulan sebelum rilis. Di kala itu, melihat betapa absurdnya plot ini berjalan, ia terdengar seperti sebuah lelucon besar yang pantas untuk ditertawakan. Tak main-main, bocoran plot ini membuka hampir semua plot-twist, plot dasar bagaimana cerita bergerak, hingga bentuk DLC seperti apa yang tengah dipersiapkan oleh Square Enix. Perlu diingat, ini terjadi 6 bulan sebelum Final Fantasy XV dirilis! Dan ketika FFXV akhirnya dirilis, semua kalimat dan jawaban di Q&A tersebut berakhir benar. Untungnya, ia membuka sedikit perspektif soal apa yang terjadi selama proses pengembangan XV itu sendiri.

Satu yang menarik adalah sumber informasi yang sama menyebut bahwa ketika ia ditangani oleh Tetsuya Nomura, Final Fantasy XV sebenarnya dipersiapkan sebagai sebuah game trilogi. Namun pelan-pelan, Square Enix yang tak lagi “tahan” lebih memilih Nomura untuk mengembangkan FF VII Remake dan Kingdom Hearts 3, sementara XV dilemparkan kepada Tabata. Permintaan utama mereka? Membuat cerita yang didesain sebagai trilogi tersebut sebagai satu seri lepas yang langsung selesai. Cerita sepanjang itu mulai harus dipotong dan diperpendek sebaik mungkin oleh Tabata, dan disinyalir menjadi alasan mengapa ia berakhir tak koheren.

Informasi baru juga muncul dari 4Chan setelah Final Fantasy XV dirilis. Walaupun tak bisa dikonfirmasi apakah ia muncul dari orang sama yang membocorkan plot-nya 6 bulan sebelumnya atau tidak, ia memberikan penjelasan yang lebih baik dan rasional soal apa yang terjadi dengan cerita Final Fantasy XV itu sendiri. Satu kata yang bisa diambil dari rumor terbaru ini? Bahwa Final Fantasy XV sebenarnya adalah sebuah proyek game yang belum rampung! Square Enix disebut-sebut punya kewajiban kontrak untuk merilis game ini sebelum tahun 2016 ini berakhir, sementara di sisi lain, tim Tabata sendiri belum menyelesaikan banyak hal. Sebagai kompensasinya? Mereka terpaksa membuang banyak hal keren yang sempat masuk dalam tahap konsep untuk membuat game ini rampung. Berita buruknya? Ini juga membuat banyak area kecil yang seharusnya bisa disinggahi gamer berakhir tak bisa dimainkan di versi final dan ditinggalkan begitu saja, termasuk level es yang seharusnya memuat Shiva di dalamnya. Sumber informasi ini sendiri mengklaim bahwa ia adalah karyawan Square Enix yang tak mendapatkan perpanjangan kontrak setelah XV dirilis ke pasaran, dan menyebut bahwa tim Tabata sendiri “bangga” dengan  apa yang bisa mereka capai dalam waktu yang begitu singkat.

Menurut  sumber rumor ini, sebagian cerita Final Fantasy XV ditulis ulang di tahun 2015 kemarin, sehingga inkonsistensi menjadi sebuah konsekuensi yang rasional. Di awal, cerita yang sebenarnya ia sebut berfokus banyak pada kematian seperti yang kita lihat di trailer Omen. Bahwa kematian, hantu, dan halusinasi memainkan peran lebih penting. Noctis diceritakan membunuh Luna sejak awal permainan namun ia tak bisa mengingatnya sama sekali. Sementara di sisi lain, kristal yang tersebar di Eos (tak hanya di Lucis saja) pelan tapi pasti mulai hilang dan dihancurkan oleh seseorang, yang merupakan Ardyn. Setelah kematian Regis karena salah satu bodyguard yang mengkhianatinya, Noctis dkk pun harus kabur dari Lucis karena mereka sudah kalah perang. Ini menjadi alasan yang lebih rasional mengapa Ravus begitu benci dengan Lucis dan Noctis itu sendiri.

Beberapa informasi lain juga berpusat pada karakterisasi Luna yang berbeda, kehadiran Garland dari Final Fantasy pertama sebagai salah satu “dewa” yang disembah oleh Noctis, Dark World yang bisa dieksplorasi, dan bagaimana ceritanya sendiri tak banyak berfokus pada Summon / Astral seperti saat ini. Hal yang menarik lainnya adalah informasi soal betapa merepotkannya Luminous Engine yang digunakan Square Enix untuk proyek ini, yang berakhir dengan sulitnya proses adaptasi ke konsol. Square Enix kabarnya tak lagi tertarik untuk mengembangkan engine ini lebih jauh dan lebih memilih untuk menggunakan engine lain yang lebih bisa diandalkan untuk proyek mereka selanjutnya, yang sudah terbukti lewat implementasi Unreal Engine 4 untuk Kingdom Hearts 3 dan Final Fantasy VII Remake.

Ia juga membuka beberapa detail soal area dan monster yang berakhir tak digunakan di versi final: dari bagian kecil kota Altissia yang memungkinkan Anda untuk berkendara di sana dengan Regalia, level berbeda yang mengarah pada pertemuan pertama Anda dengan Shiva, area yang lebih banyak dan luas untuk Dark World, Ardyn yang punya bentuk final yang terlihat seperti monster di pertarungan terakhir, fakta bahwa Anda bisa mengunjungi Tenebrae dalam porsi kecil, Cor yang perannya tiba-tiba dipotong di setengah akhir cerita game karena dianggap tak masuk akal, hingga beberapa scene dengan Luna yang ditakuti Square Enix akan memicu kontroversi.

Walaupun tak bisa dipastikan bahwa sumber informasi ini muncul dari orang dalam yang memang kredibel atau tidak, atau ia berakhir sekedar omong kosong yang dilempar oleh orang iseng di dunia maya, namun apa yang dilemparkan di 4Chan ini membuat cerita di Final Fantasy XV terasa jauh lebih masuk akal di beragam perspektif yang ada. Mengapa Tabata mengganti ceritanya begitu signifikan dalam satu tahun terakhir ini? Mengapa banyak hal yang sempat muncul dalam trailer berakhir absen di versi final? Ada harapan besar bahwa kita akan menemukan jawaban pastinya di masa depan, baik lewat mulut Square Enix ataupun informasi bocor dengan sumber yang bisa terverifikasi. Mendapatkan perspektif lebih jelas sepertinya adalah “hak” yang seharusnya kita dapatkan setelah menunggu selama 10 tahun terakhir ini.

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…