Review Legend of Zelda – Breath of the Wild: Kualitas Legendaris!
Mengatur Sumber Daya
Secara garis besar, sisi action Legend of Zelda memang tidak berakhir jadi fitur yang terhitung unik atau istimewa. Seperti halnya game action pada umumnya, Link dibekali dengan tiga jenis aksi untuk menundukkan setiap musuh yang ada. Ada senjata melee, ada senjata busur panah dengan ragam anak panah, dan sebuah shield yang tak hanya untuk melindungi diri saja, tetapi juga bisa digunakan untuk melakukan parry atau deflect serangan dari musuh. Anda bisa mengunci musuh dengan satu tombol sederhana, dan bertarung layaknya game action pada umumnya. Formula standar? Tunggu dulu, ada yang istimewa dengan Breath of the Wild.
Bahwa ia berhasil meracik ketegangan yang secara konsisten hadir lewat dua buah formula yang berbeda – tingkat kesulitan musuh dan juga sistem kehancuran senjata. Jangan pernah meremehkan Breath of the Wild hanya karena kesan “kartun” yang ia bawa lewat presentasi visualnya, karena game ini menghadirkan tantangan yang cukup gila. Beberapa varian musuh memang bisa Anda tundukkan dengan satu atau dua kali pukul, tetapi ia juga memuat ragam lebih kuat yang bahkan bisa menundukkan Anda dengan hanya satu kali pukul saja jika Anda tidak mempersiapkan diri. Monster seperti Lynel atau Hinox misalnya, bahkan diposisikan tak ubahnya mini boss yang bisa Anda temukan ketika bereksplorasi dengan kekuatan yang siap melenyapkan nyawa Anda secepat Anda berhadapan dengan mereka.
Jika Anda merasa pertarungan melawan musuh yang bahkan terkadang membawa senjata elemen atau bahan peledak untuk menghadapi Anda ini masih belum cukup menegangkan, Breath of the Wild juga hadir dengan sistem kehancuran senjata. Bahwa semua senjata yang Anda temui di game ini (kecuali Master Sword) bisa berakhir hancur dan tak bisa digunakan lagi jika sering Anda ayunkan melawan musuh yang Anda hadapi atau sekedar objek untuk mencapai tujuan tertentu. Ketika kami berbicara soal semua senjata, kami benar-benar membicarkan SEMUA senjata, termasuk pedang, panah, atau bahkan perisai yang Anda dapatkan dengan susah payah sebagai hadiah quest utama, misi sampingan, hingga dungeon rahasia sekalipun. Mereka akan hancur jika digunakan terlalu sering, dengan tanpa opsi untuk memperbaikinya sama sekali.
Maka yang Anda temukan di Breath of the Wild adalah sebuah dinamika yang unik terkait resource yang berada di tangan Anda. Dari sisi senjata seperti ini misalnya, setidaknya di awal-awal permainan, Anda harus terus menimbang apakah menggunakan satu senjata tertentu memang pantas untuk mengalahkan musuh yang berada di hadapan Anda. Apalagi, tak semua musuh juga menjatuhkan objek yang bisa Anda pungut kembali sebagai senjata. Seperti melawan Lynel misalnya, yang hadir dengan HP yang terhitung alot. Anda bisa berakhir “menginvestasikan” tak lebih dari 3 senjata terkuat Anda untuk mengalahkannya dan hanya mendapatkan satu pedang besar miliknya yang jatuh. Pantaskah Anda menghabiskan 3 senjata untuk 1 senjata dari Lynel? Dengan reward material potongan tubuhnya yang bisa dijual dengan harga tinggi atau untuk proses upgrade armor, Anda sendiri yang harus memutuskan. Karena bisa jadi, 3 senjata yang rusak untuk Lynel tersebut, seharusnya bisa Anda andalkan untuk mendukung aksi eksplorasi panjang Anda melawan lusinan musuh biasa lainnya.
Pengaturan dan pemikiran secara konsisten terkait resource seperti inilah yang harus Anda hadapi selama mencicipi Breath of the Wild, termasuk soal makanan untuk Link. Ia memang tidak cukup kompleks untuk menyuntikkan sistem lapar / kenyang di game ini, namun makanan menjadi sumber esensial untuk memulihkan HP Anda yang sepertinya begitu rentan untuk berkurang di game yang satu ini, entah karena diserang musuh, jatuh dari tempat tinggi, atau hanya karena Anda masih tak kunjung memiliki baju yang bisa menahan efek cuaca yang ada. Mengumpulkan bahan makanan menjadi sesuatu yang esensial untuk mempersiapkan diri, dari sekedar buah apel hingga ragam daging yang ada. Anda bisa memakannya langsung atau memasaknya.
Masakan menjadi fitur penting lain Breath of the Wild. Dengan total 5 buah objek yang bisa Anda bawa di tangan, Anda bisa memasaknya di pot terdekat yang Anda temui. Sementara bahan-bahan yang bisa sekedar dibakar / dipanggang bisa Anda letakkan begitu saja di api unggun. Memasak makanan dengan ragam bahan yang Anda temui bisa membuat fungsi makanan menjadi jauh lebih efektif. Lima buah apel yang jika dimakan terpisah hanya bisa digunakan untuk memulihkan 2,5 hati misalnya, jika dimasak, bisa menjadi makanan bernama Simmered Fruit yang mampu memulihkan setidaknya 5 buah hati. Makanan juga bisa dikombinasikan dengan bahan lain non-makanan seperti bagian tubuh monster yang Anda bunuh misalnya, untuk menciptakan ragam varian Elixir dengan efek seperti membuat tubuh Anda lebih tahan panas, atau membuat aksi stealth Anda lebih efektif.
Dengan status Link yang terhitung rapuh terlepas dari misi sucinya untuk mengalahkan Ganon, mengumpulkan resource dan memanfaatkannya seoptimal mungkin memainkan peran yang signifikan untuk mempermudah perjalanan Anda. Seperti halnya yang diterapkan CD Projekt di The Witcher 3, menjadi salah satu strategi yang efektif pula untuk menjadikan varian Elixir ini sebagai buff sementara untuk membantu Anda menghadapi situasi tertentu, baik ketika melakukan eksplorasi ataupun pertempuran. Berita baiknya? Management resource ini tak dibumbui dengan inventory yang terbatas. Jadi Anda bisa berfokus untuk memastikan apa yang sudah Anda “panen” dari sekedar makanan hingga senjata, bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Super Adiktif
Kombinasi semua hal yang kita bicarakan sebelumnya membuat Legend of Zelda: Breath of the Wild berakhir menjadi game open-world yang benar-benar adiktif. Bukan karena kebebasan aksi Anda untuk sekedar bersenang-senang dengan membunuh NPC atau menghancurkan apa yang Anda benci, tetapi lewat sensasi eksplorasi yang ia tawarkan. Apalagi, Breath of the Wild juga menyuntikkan ragam aktivitas yang bisa Anda tempuh sembari melakukannya. Ada satu misi “layar belakang” yang secara akan selalu ada, menarik untuk dikejar, menantang, dan berakhir berkontribusi pada perkembangan Link itu sendiri. Benar sekali, kita berbicara soal Shrine dan Korok Seeds.
Link sendiri dibekali dengan beragam skill berbasis cooldown yang disebut sebagai Runes. Berbeda dengan senjata yang jika digunakan bisa hancur, Runes selalu tersedia selama Link membutuhkannya, tentu dengan ekstra waktu cooldown setiap kali ia dieksekusi. Link bisa menggunakannya untuk memanggil / melemparkan bomb berbentuk bulat atau kotak, menciptakan magnet yang bisa digunakan untuk menarik benda-benda metalik, menghentikan waktu pada objek untuk sementara waktu sembari mempertahankan energi kinetik apapun yang dilemparkan untuknya, hingga membentuk pilar es dari air yang mengalir. Anda bisa memanfaatkan runes ini untuk pertempuran tanpa mengorbankan durabilitas senjata, seperti melemparkan bomb ke musuh yang ada ataupun mengangkat benda metalik super berat dan melemparkannya ke atas kepala mereka. Namun fungsi utama Runes adalah untuk ragam puzzle di puluhan Shrine yang akan Anda temui.
Shrines menjadi sebuah dungeon dengan ukuran terbatas yang setiap darinya memuat puzzle yang unik dan berbeda satu sama lain. Setiap dari mereka akan menuntut Anda untuk berpikir tanpa tutorial yang jelas apa yang harus dilakukan. Satu hal yang Anda pahami adalah bahwa sebagian besar dari mereka memang didesain untuk menjadikan Runes sebagai “kunci jawaban” untuk beragam masalah yang ada, bergantung pada yang apa yang Anda pikirkan sebagai solusi. Lantas, mengapa ia pantas dikejar? Karena untuk setiap Shrine yang Anda selesaikan, Anda akan mendapatkan satu buah Spirit Orb sebagai hadiah. Berhasil mengumpulkan 4 buah Spirit Orb, dan Anda bisa memilih dan mendapatkan satu buah Hati atau porsi bar Stamina. Tak hanya itu saja? Beberapa Shrine juga hadir dengan hadiah varian pakaian baru untuk Link yang jika dikenakan dalam satu set, bisa memberikan buff permanen, dari serangan lebih kuat hingga kecepatan memanjat yang lebih signifikan.
Kerennya lagi? Nintendo terhitung berhasil mendesain lokasi Shrines-Shrines dengan cukup baik. Bahwa di satu sisi, Anda akan menemukan beberapa yang memang kasat mata, apalagi jika Anda memandang mereka dari ketinggian. Namun tak sedikit pula, beberapa dari mereka, terutama yang memiliki reward item atau equipment di luar Spirit Orb, butuh perjuangan eksplorasi tersendiri. Beberapa meminta Anda melewati maze, lainnya meminta Anda bertarung melawan naga, tidak sedikit yang tersembunyi di belakang batu, di balik air terjun, atau bahkan di tengah lava pegunungan berapi. Tak hanya terkadang item dan Spirit Orb, Shrine yang berhasil Anda selesaikan juga otomatis akan berubah menjadi titik Fast Travel untuk kemudahan eksplorasi di masa depan.
Dengan desain seperti ini, eksplorasi menjadi bahkan punya motivasi lebih kuat daripada sekedar mencari rahasia, event, atau sekedar mengenal Hyrule lebih dekat saja. Berbekalkan tablet di tangan yang bisa digunakan sebagai sensor untuk mencari Shrine, selalu menjadi aktivitas yang seru dan menyenangkan untuk berusaha menundukkan setiap dari mereka untuk memperkuat Link itu sendiri. Atau jika Anda tidak sibuk mencari dan menyelesaikannya, Anda bisa mencari Korok Seeds – sejenis entitas makhluk kecil dengan bentuk tanaman yang dijadikan sebagai “mata uang” untuk menambah jumlah inventory pedang, panah, atau perisai yang Anda bawa. Karena tak seperti pakaian, makanan, atau material, jumlah-jumlah alat Anda untuk bertahan hidup ini memang terbatas di luar fakta bahwa ia juga dapat hancur.
Mencari Korok Seed menjadi sesuatu yang penting karena kembali, Nintendo punya cara untuk memotivasi Anda melakukannya, terutama untuk slot senjata melee yang terbatas. Bahwa setiap senjata ini tidak didesain hanya untuk membunuh dan membasmi musuh yang Anda hadapi saja. Ada beberapa senjata melee yang bisa Anda bawa untuk fungsi lain yang lebih efektif daripada sekedar bertarung, seperti Sledgehammer yang efekit untuk menghancurkan batu, Torch untuk kemudahan membawa api, Korok Leaf untuk menciptakan ekstra angin yang esensial untuk berlayar, hingga senjata tajam / kapak untuk memotong pohon yang ada dan menciptakan kayu bakar. Jadi, untuk eksplorasi lebih baik, Anda sebenarnya disarankan untuk membawa “senjata melee” spesifik ini, membuat ruang untuk senjata-senjata yang sekedar untuk bertarung semakin terbatas.
Seperti halnya Shrine, tak ada petunjuk pasti dimana Anda bisa menemukan ratusan Korok Seed yang tersedia. Namun menariknya, Nintendo memastikan bahwa setiap dari mereka hadir dengan clue visual yang akan sulit Anda abaikan begitu saja. Berhasil membuat otak Anda mengasosiasikan keunikan tersebut dengan potensi untuk mendapatkan ekstra Korok Seed. Anda akan bertemu dengan sebuah batu kecil di atas puncak gunung yang berdiri sendiri, atau altar persembahan dengan satu atau dua butir buah apel yang kurang, hingga potongan kayu dengan simbol yang mencurigakan. Setiap dari mereka biasanya berakhir dengan Korok Seed, membuat aksi eksplorasi Anda kini dihiasi dengan aksi memicingkan mata untuk melihat sesuatu yang tak biasa di Hyrule.
Dengan dunia yang dihiasi dengan peta buta yang perlu Anda temukan sendiri setiap misi sampingan ataupun hal signifikan yang menarik untuk dieksplorasi di sana, kehadiran hal seperti Shrine dan Korok Seed membuat sensasi adiksi tersebut kian menguat. Aktivitas lain yang bisa Anda lakukan? Anda bisa mencari “bibit” kuda terbaik yang bisa berakhir Anda jadikan tunggangan untuk membantu Anda menjelajahi Hyrule lebih baik. Tak sekedar kuda, ada banyak binatang lain yang bisa Anda tunggangi.
More Articles
