Review Legend of Zelda – Breath of the Wild: Kualitas Legendaris!
Dunia Penuh Cerita dan Tantangan

Sudah bukan rahasia lagi sepertinya bahwa Legend of Zelda: Breath of the Wild adalah eksekusi konsep open-world sesungguhnya yang akhirnya diimplementasikan Nintendo untuk franchise “tua” yang satu ini. Sang otak di baliknya – Eiji Aonuma sendiri sempat menyebut bahwa dirinya bahkan sempat mencicipi beragam game open-world racikan developer Barat untuk mendapatkan inspirasi soal fitur apa saja yang hendak ia implementasikan. Dan eksekusinya? Berakhir fantastis.
Secara visual, Nintendo Switch memang tak akan bisa mencapai kualitas realisme seperti yang ditawarkan perangkat keras Playstation 4 dan Xbox One. Namun hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk menciptakan sesuatu yang secara visual, memanjakan mata. Kombinasi pendekatan presentasi ala film kartun dan desain dunia yang terbagi ke dalam beragam terrain berbeda yang spesifik disempurnakan dengan efek cuaca yang acak dan siklus siang-malam. Yang menarik? Breath of the Wild berhasil meninggalkan kesan kuat soal latar belakang Zelda dan Link itu sendiri. Lewat reruntuhan bangunan, puing, “mayat” Guardians yang tersebar di beberapa titik, serta para monster yang merajalela, Anda bisa memahami bahwa Hyrule tak berada di kondisi terbaiknya. Bahwa Link memang, ditugaskan untuk membereskan apa yang gagal ia lakukan 100 tahun yang lalu.


Satu yang menarik, bahwa Nintendo berhasil membangun dunia open-world tak hanya luas dan penuh misteri, tetapi juga mengimplementasikan sebuah mekanik gameplay baru darinya. Dunia ini bukan sekedar “taman bermain” yang Anda bisa eksplorasi sesuka hati, tetapi memuat tantangan ekstra di dalamnya yang membuat Breath of the Wild juga punya elemen survival yang berakhir luar biasa. Bahwa situasi yang ekstrim bisa membahayakan Link. Jika Anda terpapar pada dingin di pegunungan es tanpa pakaian pantas? Anda bisa mati. Jika Anda bermain-main di gunung berapi tanpa perlindungan? Anda bisa terbakar dan berakhir jadi daging panggang instan. Jika Anda berlari sesuka hati di tengah hujan badai dengan petir? Bukan tak mungkin pedang metalik yang Anda bawa justru jadi konduktor yang membawa jutaan volt listrik tersebut langsung ke tubuh Anda. Jika Anda tak hati-hati melompat dari tempat tinggi, Anda bisa mati. Hyrule adalah tempat yang indah, tetapi juga membawa banyak sumber kematian bagi Link yang gagal mempersiapkan diri.
Presentasi dunia yang ditawarkan Breath of the Wild juga terasa unik lewat perbedaan kebudayaan dan karateristik tingkah laku untuk setiap ras yang menghuni setiap sudutnya. Apalagi peran mereka juga terasa signifikan lewat fakta bahwa setiap dari mereka diberi tanggung jawab oleh Zelda untuk mengendalikan Divine Beasts yang seharusnya didesain, untuk menundukkan Ganon itu sendiri. Anda akan bertemu Goron – ras golem pemakan batu yang menghiasi panasnya gunung berapi dengan tambang sebagai mata pencaharian utama, ada Zora – ras manusia setengah ikan dengan kerajaan yang terletak di tengah air terjun, hingga Gerudo – sebuah ras dengan kebudayaan yang hanya terdiri dari wanita saja yang bahkan tak memungkinkan pria untuk masuk ke dalam kota mereka. Dan jika Anda ingin menelusurinya lebih jauh, Anda bisa menemukan detail bagaimana cara kerja ras mereka masing-masing.


Seperti yang terjadi dengan Gerudo, misalnya. Sebagai sebuah ras yang hanya terdiri dari wanita dan tak memungkinkan pria untuk masuk ke dalam kota mereka, maka pertanyaan besar yang mengemuka adalah bagaimana cara mereka bereproduksi. Dengan berinteraksi dengan orang-orang di dalam kota dan melihat informasi yang tersebar lewat desain yang ada, Anda akan mengerti bahwa Breath of the Wild juga menjawab hal tersebut dengan baik. Bahwa terlepas dari struktur sosial yang memuat wanita di semua bidang pekerjaan, Gerudo juga didorong untuk berpetualang dan mencari pasangan dengan ras lain di luar kota mereka. Bahkan, Anda bisa melihat ada kelas-kelas layaknya sekolah yang didesain untuk mempersiapkan wanita Gerudo ketika mereka harus terpapar dunia luar, dari sekedar memasak masakan terbaik hingga sekedar cara berkencan dengan baik dan benar.

Dan, pada akhirnya dunia Breath of the Wild berakhir menjadi sebuah dunia open-world yang pantas untuk diacungi jempol. Bahwa tak sekedar sebagai ruang untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya atau sekedar “rumah” untuk beragam misi utama dan misi sampingan, ia juga menyediakan dua elemen yang kian menyempurnakan pengalaman yang ada – cerita dan tantangan ekstra.
Sensasi Petualangan

Jika kita berbicara soal game open-world, maka kita akan berbicara soal dua desain besar yang sepertinya mendefinisikan genre yang satu ini, terutama dari bagaimana cara developer untuk membangun motivasi bagi Anda untuk mengeksplorasinya. Ada game seperti Far Cry, Horizon Zero Dawn, hingga GTA V yang mendesain skema open-world dengan membanjirinya dengan ragam ikon yang ada. Bahwa setelah Anda melakukan satu atau dua aktivitas, seperti memanjat menara atau menyelesaikan misi utama misalnya, Anda akan berhadapan dengan ragam ikon yang tiba-tiba muncul di peta yang bisa berisi sekedar tempat belanja, binatang yang bisa diburu, hingga misi sampingan yang bisa Anda selesaikan. Bahkan terkadang, ikon-ikon ini sudah tersedia di peta bahkan sebelum Anda menjelajahi area yang ada, berfungsi seperti sebuah undangan terbuka bagi Anda untuk datang dan menikmati konten yang ada.
Breath of the Wild mengambil sistem eksplorasi yang akan lebih mengingatkan Anda pada Skyrim. Bahwa memang ada aktivitas memanjat menara ala game-game open-world Ubisoft yang didesain dengan ragam tantagan untuk membuka satu area tertentu, namun yang Anda dapatkan adalah sebuah peta buta yang berisikan detail terrain tanpa konten sama sekali. Benar sekali, Anda didorong untuk menikmati Hyrule seperti layaknya seorang petualang sejati, menjelajahinya dan mencari tahu sendiri apa yang ia tawarkan. Untungnya, Anda dibekali dengan beberapa fitur ekstra untuk mencapai hal tersebut.


Link akan dibekali dengan sebuah perangkat tablet “futuristik” yang disebut dengan Sheikah Tablet. Terlepas dari bentuknya yang penuh dengan runes dan logo tribal di sekujur tubuhnya, Anda bisa menyederhanakannya sebagai sebuah perangkat pintar untuk membantu aksi Link membasmi Ganon. Sheikah Tablet ini memungkinkan Anda untuk menggunakannya layaknya sebuah teropong untuk melihat kejauhan jika Anda inginkan. Dengan hanya satu ekstra tombol, Anda bisa menandai ragam daerah yang mungkin menarik hati Anda. Tak hanya itu saja, ia juga dilengkapi dengan sebuah sensor bunyi dan getar yang akan membantu memberikan clue sensorik jika Anda bergerak dekat atau searah dengan tempat khusus bernama Shrine. Kerennya lagi? Dengan progress cerita tepat, Anda bahkan bisa membuat sensor ini bereaksi pada satu item spesifik yang Anda inginkan. Fitur kedua? Kemampuan untuk menandai peta Anda dengan beragam ikon yang tersedia untuk memastikan Anda tak berakhir bingung area mana saja yang belum Anda jelajahi.
Dengan konsep “peta buta” seperti ini, Breath of the Wild berakhir unik dan menarik. Bahwa ada alasan yang sangat kuat untuk menjelajahi hampir setiap sudut dunia yang ia tawarkan, karena Anda tak pernah tahu apa yang Anda temukan. Semua ekstra kesibukan tanpa didasari motivasi untuk menyelesaikan misi utama atau misi sampingan ini tetap terasa berharga karena Anda bisa menikmati Hyrule dengan lebih baik sekaligus memperbesar kesempatan untuk menemukan sesuatu yang tak pernah Anda temukan sebelumnya. Bisa berakhir jadi makanan, senjata, monster, hingga misi sampingan yang sama seperti kami bicarakan sebelumnya, juga tak akan muncul dalam bentuk ikon begitu saja sampai Anda berbicara dengan NPC yang tepat. Breath of the Wild membuat Anda merasa seperti berpetualang.


Apalagi, klaim bahwa Anda bisa menjelajahi semua area yang Anda lihat juga dieksekusi seperti yang mereka janjikan. Bahwa Anda memang bisa menjelajahi gunung, laut, hingga hutan belantara manapun yang Anda lihat ketika memanjat menara-menara tinggi di Hyrule. Kerennya lagi? Nintendo juga membubuhkan sebuah mekanik eksplorasi yang membuat perjalanan ini bahkan lebih fantastis. Benar sekali, memanjat. Seperti Spiderman dengan kemampuan tangan yang melekat pada objek apapun yang ia sentuh, Link didesain untuk bisa memanjat hampir semua hal yang ia inginkan. Tidak ada tempat yang terlalu tinggi untuk dijelajahi, hingga tak ada gunung, tebing, ataupun jurang yang sekedar “muncul” sebagai kosmetik terrain. Jika Anda berniat, Anda bisa memanjatnya.
Namun tentu saja, ada balancing di sini. Bahwa semua aktivitas fisik yang dilakukan Link akan dibatasi oleh seberapa banyak stamina yang ia miliki, sebuah resource penting lain selain hati yang berfungsi seperti HP. Bahwa dunia luas yang ditawarkan Breath of the Wild juga membutuhkan Anda untuk mengalokasikan resource penting tertentu untuk bisa ditundukkan. Dari memanjat, berenang, gliding, hingga berlari, semuanya akan memakan stamina Anda. Jadi, jika Anda ingin mengeksplorasi lebih banyak tempat yang sepertinya terlihat sulit untuk ditundukkan dengan sekedar berjalan, maka stamina menjadi lebih esensial. Kerennya lagi? Nintendo juga mendesain beberapa misi sampingan / puzzle yang akan memberikan keuntungan strategis jika Anda memang berinvestasi lebih di stamina. Salah satu puzzle maze dengan dinding tinggi contohnya, bisa Anda selesaikan dengan super mudah jika Anda punya stamina cukup banyak untuk memanjat dinding tinggi tersebut dan melihat struktur maze dari atas. Seperti sebuah kode “cheat” legal yang tersedia untuk Anda yang memang menginvestasikan hal tersebut ke stamina.


Desain dunia dengan peta buta yang mendorong Anda untuk melakukan proses eksplorasi seperti ini juga berarti satu hal – bahwa tak akan pernah ada kepastian bahwa Anda memang sudah mendapatkan pengalaman Legend of Zelda: Breath of the Wild yang “sesungguhnya”, terlepas apakah Anda sudah menyelesaikan cerita utamanya atau tidak. Karena percaya atau tidak, titik yang memang harus Anda singgahi untuk menyelesaikan game ini bisa terhitung secuil kecil dari luas dunia yang sebenarnya. Jadi secara sederhana, Anda bisa menundukkan Breath of the Wild tanpa pernah mengetahui fitur apa saja yang ia usung. Kami misalnya, sempat bertarung dengan naga raksasa di atas gunung es yang ternyata tidak terhitung misi sampingan ataupun misi utama sekalipun. Kami juga baru tahu ada fitur untuk membeli rumah setelah kami sudah menyelesaikan cerita yang ada. Kami juga menemukan fakta bahwa ada “lapangan” dengan gameplay ala golf yang tak pernah kami temui sama sekali di permainan atau ragam kostum dengan lebih banyak efek keren via Youtube.

Dengan semua konten yang ia tawarkan, kami sendiri tak yakin bahwa gamer sudah menemukan semua hal yang ia tawarkan, bahkan selepas cerita utama sekalipun. Berita baiknya, desain seperti ini tidak hanya mendorong Anda untuk melakukan eksplorasi dengan lebih giat, tetapi juga menyediakan cukup ruang untuk memuaskan rasa haus berpetualang Anda bahkan setelah Anda sudah menyelesaikan cerita utama sekalipun. Breath of the Wild adalah petualangan yang sesungguhnya.