Review Legend of Zelda – Breath of the Wild: Kualitas Legendaris!

Reading time:
March 14, 2017

Ketika Logika Bekerja

Apa yang Anda pikirkan sebagai solusi
Apa yang Anda pikirkan sebagai solusi “logis” bisa saja berakhir berhasil di Breath of the Wild ini.

Satu hal yang membuat kami jatuh hati pada Breath of the Wild adalah fakta bahwa game ini dibangun atas satu pondasi yang solid – yakin Logika. Bahwa berbeda dengan sebagian besar game pada umumnya yang menghadirkan kepada Anda satu masalah spesifik yang hanya bisa diselesaikan dengan satu solusi yang disiapkan oleh developer, Breath of the Wild memberikan kebebasan solusi tersebut pada kreativitas Anda, dengan phsyics sebagai pondasi. Hasilnya adalah begitu banyak point yang berakhir mengejutkan, sebuah pendekatan yang jarang dilakukan sebuah video game. Bahwa ide gila yang Anda suntikkan untuk mencapai satu solusi tertentu, bisa saja berakhir dilakukan dan berhasil.

Dari hal yang sederhana, seperti memasak misalnya. Dengan keterbatasan api unggun, kami yang berangkat dengan jumlah hati yang tinggal sedikit harus berhadapan dengan maut yang kian dekat. Untungnya, ada beberapa onggok daging mentah hasil berburu yang masih tersedia di kantong. Dengan posisi yang dekat dengan gunung berapi di sekitar desa Goron, kami tentu ingin memastikan setiap onggok ini bisa dimasak. Apa yang kami lakukan? Menjatuhkan daging-daging ini begitu saja di dekat lava, dan voila! ia jadi daging panggang sempurna. Hal sama juga sempat kami lakukan dengan buah apel yang juga bisa dibakar untuk ekstra kematangan dan pemulihan. Dengan menggunakan torch yang masih digenggam di tangan, kami malas untuk memasaknya di pot. Yang kami lakukan? Mendekatkan torch tersebut di bawah buah apel yang masih tergantung di pohon? Dan, dia benar-benar bisa dimasak dengan cara seperti ini!

Ingin makanan matang di daerah gunung berapi? Masak saja di dekat lava.
Ingin makanan matang di daerah gunung berapi? Masak saja di dekat lava.
Puzzle maze bola yang ribet ini bisa Anda balikkan untuk permukaan datar bebas hambatan, yang membuat bola lebih mudah diseberangkan.
Puzzle maze bola yang ribet ini bisa Anda balikkan untuk permukaan datar bebas hambatan, yang membuat bola lebih mudah diseberangkan.

Menariknya lagi? Logika seperti ini tak hanya bisa Anda lakukan dar sisi eksplorasi saja, tetapi juga ketika menyelesaikan puzzle di Breath of the Wild. Seperti saat salah satu misi meminta kami dengan motion control yang ada, membawa sebuah bola melewati maze layaknya mainan anak kecil di masa lalu. Bahwa Anda harus menggerakannya dengan perlahan melewati beragam lubang jebakan yang siap membuang bola keluar dan menuntut Anda memulai segala sesuatunya dari awal. Melakukannya selama tak lebih dari 20 menit dan gagal, otak kami yang frustrasi mulai mencari solusi lain. Bagaimana jika kami membalik maze ini dan membuat bola tersebut bermanuver di atas permukaan rata yang menjadi pondasinya? Percaya atau tidak, Anda bisa melakukannya.

Sementara di Shrine yang lain, kami bertemu dengan puzzle yang semuanya berbagi satu tema yang sama, yakni Listrik. Bahwa untuk membuka pintu yang ada, kami harus memastikan setiap sudut-sudut saklar listrik ini terhubung satu sama lain. Shrine ini sendiri menyediakan dua alternatif solusi yang bisa digunakan – tong besi dan sebuah kubus raksasa besi yang secara logika, tentu saja berfungsi sebagai konduktor listrik yang optimal untuk menyelesaikan puzzle yang satu ini. Lalu, ide kami tiba-tiba tercetus dan kembali mengingat bahwa kami punya beberapa pedang berbahan metalik yang juga seharusnya, efektif untuk konduktor. Apa yang kami lakukan? Menghubungkan saklar-saklar tersebut dengan pedang kami, mengacuhkan tong yang seharusnya solusi, dan menyelesaikan Shrine tersebut dengan mudah.

Tong dan kubus sebagai konduktor? Bagaimana jika kami menggunakan pedang metalik kami? Dan ternyata, juga berhasil!
Tong dan kubus sebagai konduktor? Bagaimana jika kami menggunakan pedang metalik kami? Dan ternyata, juga berhasil!
GUA KAGAK MAU BUNUH DIRI, NYET!!
GUA KAGAK MAU BUNUH DIRI, NYET!!

Fakta bahwa mekanik dasar yang ia tawarkan memfasilitasi proses penyelesaian masalah di luar dari apa yang mereka persiapkan tak hanya membuka ruang kreativitas yang membuat Breath of the Wild terasa istimewa saja, tetapi juga menjadi testimoni yang kuat bahwa bagaimana setiap dari mereka dibangun dengan kualitas yang memperhitungkan celah-celah tersebut. Namun tak hanya soal misi saja. Salah satu hal fantastis lain yang diimplementasikan Breath of the Wild berbasis logika adalah tingkah laku NPC yang penuh detail dan hidup. Setiap mereka akan punya reaksi yang berbeda-beda tergantung aksi Anda. Jika Anda menanggalkan semua pakaian Anda dan membangunkan penduduk di malam hari, di rumah mereka, Anda akan langsung disebut sebagai orang aneh. Di kala hujan di tengah jalan hutan atau padang rumput misalnya, Anda akan sering bertemu dengan NPC yang berlari dengan tangan mereka yang berfungsi sebagai payung sementara untuk mencari tempat teduh, sekaligus mengeringkan tubuh di sana. Kerennya lagi? Jika Anda berusaha melompat ke sungai dari sebuah jembatan dengan NPC yang tak sengaja melihat Anda misalnya, Anda akan diminta untuk tidak terjun dan kemudian berakhir dinasehati soal nilai-nilai hidup, seolah-olah Anda hendak bunuh diri. Wow!

Game ini hanya meminta Anda melakukan satu hal - mengalahkan Ganon. Bagaimana caranya? Terserah Anda.
Game ini hanya meminta Anda melakukan satu hal – mengalahkan Ganon. Bagaimana caranya? Terserah Anda.

Seberapa bebaskah game ini secara logis? Cukup untuk membuat Nintendo mendesain garis cerita utama yang ada dengan gaya yang  juga tak kalah bebas. Bahwa Anda hanya diberi satu tugas utama untuk menyelesaikan game yang satu ini – mengalahkan Ganon. Bagaimana caranya? Kebebasan tersebut dikembalikan kepada Anda, yang secara logis, memang seharusnya demikian. Apakah Anda bisa langsung bergerak ke kastil Ganon dan bertarung dengannya setelah Anda menyelesaikan 4 buah Shrine wajib di awal permainan dan mendapatkan gliding? Jawabannya, bisa. Hal inilah yang membuat Breath of the Wild bisa diselesaikan dalam waktu sedikit di atas 1 jam oleh para speedrunner yang berpengalaman. Kebebasan nyaris “mutlak” ini menjadi daya tarik sekaligus sumber ketakutan tersendiri bagi kita, gamer-gamer yang pergerakannya sudah terbiasa “dikunci” oleh mekanik game yang lain. Adalah sesuatu yang menyegarkan ketika Anda bertemu dengan sebuah game yang memberikan ruang bagi Anda untuk menciptakan solusi Anda sendiri jika dimungkinkan.

Zelda, Sang Puteri

Di atas kertas, ia mungkin terdengar seperti sebuah cerita penyelematan puteri yang klise. Namun menyelaminya lebih dalam, Anda akan bertemu dengan sesuatu yang lebih.
Di atas kertas, ia mungkin terdengar seperti sebuah cerita penyelematan puteri yang klise. Namun menyelaminya lebih dalam, Anda akan bertemu dengan sesuatu yang lebih.

Kami memang bukan gamer yang bisa dibilang familiar dengan franchise Legend of Zelda, terlepas dari eksistensinya sejak puluhan tahun yang lalu. Selain seri klasik yang tak pernah kami selesaikan, Zelda: Windwaker menjadi seri Zelda terakhir kami yag juga berakhir tak kami mainkan sampai tamat karena keterlambatan memiliki Nintendo Wii U di kala itu. Jadi Breath of the Wild bisa dibilang sebagai “pintu gerbang” pertama kami yang sesungguhnya untuk masuk ke dalam franchise yang sudah bisa dibilang tua ini. Kami sudah mengerti soal gameplay seperti apa yang ia tawarkan dan cukup optimis bahwa ia akan berakhir jadi game open-world yang luar biasa. Yang kami khawatirkan? Justru cerita utamanya sendiri.

Karena pada akhirnya, di atas kertas, Anda sepertinya bertemu dengan sebuah formula cerita yang mulai terasa seperti sebuah kaset rusak yang memuntahkan bunyi atau alunan yang sepertinya sudah sering Anda dengar. Seorang kesatria yang ditugaskan menyelamatkan seorang putri? Apakah cerita seperti ini masih terhitung relevan di industri game modern saat ini, yang bahkann berakhir menjadi media cerita untuk kisah yang lebih kompleks dengan isu moral yang bahkan cukup untuk membuat hati Anda retak. Mampukah cerita sekedar “menyelamatkan Zelda” ini terbayarkan manis? Percaya atau tidak, Nintendo mengeksekusinya dengan manis.

Lewat beragam ingatan yang harus dikumpulkan kembali oleh Link, Anda harus berjuang kembali mengingat sosok seorang wanita yang sudah menunggu Anda selama 100 tahun.
Lewat beragam ingatan yang harus dikumpulkan kembali oleh Link, Anda harus berjuang kembali mengingat sosok seorang wanita yang sudah menunggu Anda selama 100 tahun.
Momen ketika hati Anda hancur berkeping-keping.
Momen ketika hati Anda hancur berkeping-keping.

Ini memang sebuah cerita klise dengan ending yang sudah bisa Anda tebak, namun ia dipresentasikan dengan cara yang cerdas. Alih-alih menyuguhkan begitu saja kepada Anda apa yang terjadi di 100 tahun yang lalu, mengingat cerita membuat Link yang Anda gunakan saat ini berada dalam posisi kehilangan ingatan, Breath of the Wild memecahnya ke dalam potongan-potongan memori yang harus Anda jelajahi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Setiap potongan yang Anda dapatkan ini akan memberikan sedikit gambaran apa yang terjadi pada petualangan masa lampau Anda, terutama untuk konflik yang dihadapi oleh Zelda yang mengemban tugas begitu berat.

Anda bisa merasakan kekuatan dan kerapuhan sosok seorang Zelda di saat yang sama. Fantastis!
Anda bisa merasakan kekuatan dan kerapuhan sosok seorang Zelda di saat yang sama. Fantastis!

Pada akhirnya, kisah menyelamatkan seorang puteri ini berakhir jauh lebih emosional daripada yang kami bayangkan. Bahwa ia berhasil membuat Zelda terasa seperti seorang putri yang tegar, tetapi juga rapuh di saat yang sama. Menemukannya sebagai kekuatan di balik keselamatan Hyrule selama 100 tahun terakhir dengan harapan untuk melihat kembali Link, membuat dinamika keduanya berakhir punya kedalaman sendiri. Satu hal yang kami benci dari sosok Zelda sejauh ini? Hanya kualitas Voice Actress bahasa Inggris-nya yang berakhir terdengar seperti suara waria. Seriously, Nintendo?

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…