Review Destiny 2: Penyempurnaan Segala Aspek!
RNG yang Bergeser dari Fokus

Apakah Destiny pertama, versi vanilla tanpa expansion, adalah sebuah game shooter yang memang “menyenangkan”? Di awal, iya. Namun seiring dengan progress berjalan dan Anda berkesempatan untuk menkmati beragam mode yang ada, ia mulai terasa seperti sebuah grindfest. Untuk Anda yang tak familiar, grindfest adalah sebutan untuk game-game yang memang menjadikan proses grinding (mencari item dan equipment lebih kuat) sebagai fokus. Grindfest di sebuah game dengan elemen RPG memang bukan sesuatu yang aneh. Namun begitu ia dikombinasikan dengan RNG yang menjadi fokus, yang Anda dapatkan adalah rasa frustrasi. Anda seperti seekor hamster yang dipaksa berlari di atas roda berputar yang Anda tidak tahu, kapan akan berhenti.
Salah satu yang paling buruk adalah fakta bahwa Bungie di kala itu, mendesain hampir semua misi, kooperatif dan kompetitif sama sekali tidak dibumbui dengan konsep “Reward”. Bahwa semua proses menyelesaikan misi yang bisa memakan waktu 20-25 menit tersebut tidak punya kepastian akan menghasilkan engram (lootbox) yang berguna untuk memperkuat karakter Anda. Jikapun Anda mendapatkan engram, dengan isi item yang juga berbasis RNG (Gacha / Random), tidak pernah ada kepastian bahwa isinya memang lebih kuat dari apa yang Anda gunakan sekarang. Belum cukup? Jikapun Anda mendapatkan item lebih kuat, tidak ada kepastian pula bahwa ia memang item / equipment yang selama ini Anda cari. Di Destiny pertama, lapisan-lapisan RNG seperti inilah yang menjadi sumber keluhan dan frustrasi. Terlalu banyak elemen acak, terlalu sedikit reward yang pasti. Berita baiknya? Destiny 2 tidak melakukan pengulangan yang sama.
Memang Anda akan tetap mendapatkan elemen RNG, terutama dari sisi konten item atau equipment seperti apa yang akan Anda dapatkan, namun Bungie berhasil menciptakan game yang lebih punya struktur kuat, terutama dari sisi reward. Hasilnya adalah sebuah game FPS dengan elemen RPG dengan sistem reward yang lebih memuaskan dan pantas untuk dikejar. Bahkan,mereka memberikan “hadiah” reward untuk hampir semua aktivitas yang Anda jalankan. Menyelesaikan mode kompetitif akan memberikan Anda equipment, merampungkan mode kompetitif menang ataupun kalah juga akan berujung hal yang sama, ataupun ketika Anda sekedar mengeksplorasi dunia yang ada tanpa misi apapun. Progress untuk memperkuat karakter Anda kini terlihat lebih natural.


Kerennya lagi? Seolah mengaplikasikan sistem “Ada banyak jalan menuju ke Roma”, Bungie juga memastikan bahwa di Destiny 2, tidak akan ada satupun aktivitas Anda yang tersia-siakan. Setiap aktivitas yang Anda lakukan akan selalu bisa berujung pada kesempatan untuk mendapatkan equipment yang lebih baik. Salah satunya? Dengan mengkonversi semua aktivitas ini ke dalam mata uang (Token) tertentu yang kemudian bisa ditukar dengan varian senjata lebih baik. Anda menyelesaikan Strike dan mendapatkan equipment “sampah”? Hancurkan, maka Anda akan mendapatkan material yang jika sudah dalam jumlah tertentu, bisa ditukar dengan Engram level “Legendary” di salah satu merchant. Strike juga akan menghadiahi Anda mata uang Token bernama “Vanguard” yang juga bisa Anda tukar di Merchant lain dan menghasilkan equipment Legendary berbeda pula. Itu baru satu contoh saja. Hasilnya adalah sensasi bahwa tidak ada satupun aktivitas Anda yang sia-sia. Dan sejauh ini, konsep tersebut dieksekusi dengan luar biasa.

Bahkan untuk urusan naik level sekalipun. Dengan karakter yang mentok di level 20, experience yang Anda dapatkan kini berubah menjadi potensi untuk mendapatkan varian engram baru bernama “Bright Engram”. Seperti kenaikan level pada umumnya, Bright Engram akan didapatkan setiap kali Anda mendapatkan level di atas level 20, yang bisa ditukarkan dengan beragam item kosmetik yang memang, tidak berpengaruh terlalu banyak pada gameplay. Tidak senang dengan proses ini? Anda masih ingat dengan misi sampingan yang sempat kami bicarakan sebelumnya? Ada hadiah senjata exotic unik juga untuk memperkuat karakter Anda di sana jika Anda berniat untuk menyelesaikannya. Dengan semua konten dan mekanisme seperti ini, Destiny 2 benar-benar memastikan bahwa Anda tetap akan bersenang-senang dan puas dengan aktvitas apapun yang Anda lalui.
Apalagi, mereka juga mengimplementasikan sebuah mekanisme yang menurut kami, terhitung cukup jenius. Seolah mengerti bahwa selalu ada kesempatan bahwa Anda jatuh cinta pada satu senjata / armor yang sama, yang punya kesempatan besar berakhir tidak relevan seiring dengan semakin bertambah kuatnya karakter Anda, Anda bisa memperkuat mereka dengan cara yang mudah. Caranya? Anda hanya perlu membuat equipment / senjata favorit Anda ini “mengkonsumsi” equipment / senjata lebih kuat hanya untuk menyerap statusnya saja dengan hanya menggunakan sejumlah uang in-game. Misalnya saja, Anda jatuh cinta pada senjata Auto-Rifle “A” dengan kemampuan attack 100. Seiring dengan progress karakter, terlepas dari seberapa nyamannya ia untuk digunakan, angka 100 ini ternyata tak lagi bisa digunakan untuk menyelesaikan misi yang ada karena lemahnya damage. Anda kemudian tak sengaja menemukan sebuah senjata Auto-Rifle “B” yang ternyata punya attack 200, namun punya sensasi tembak berbeda. Alih-alih berjuang dan berharap RNG untuk menjatuhkan senjata “A” dalam kondisi lebih baik, Anda kini bisa membuat “A” mengkonsumsi “B” dan menyerap statusnya. Hasilnya? Anda mendapatkan senjata Auto-Rifle “A” dengan attack 200. Dengan sistem seperti, proses grinding juga bisa dikurangi. Anda bisa terus mencicipi permainan dengan senjata dan equipment favorit Anda, sembari memanfaatkan beragam drop yang mungkin tak pernah tertarik Anda gunakan.


Maka dengan semua kombinasi seperti ini, RNG tidak lagi menjadi fokus dan sekedar menjadi mekanik sekunder yang tak akan lagi menjadi sumber frustrasi tersendiri untuk memperkuat karakter Anda. Lagipula, dengan begitu banyak jalur untuk mendapatkan equipment baru yang lebih baik, maka tentu saja nilai persentase RNG yang tercipta lebih tinggi, dan kesempatan untuk mendapatkannya menjadi sesuatu yang lebih rasional. Pujian juga pantas diarahkan pada proses balancing Bungie yang juga solid untuk rilis awal Destiny 2 ini, yang membuat hampir semua senjata punya efek, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Maka Anda tidak lagi melihat teriakan-teriakan dan usaha untuk mengejar hanya satu varian senjata yang seringkali disimpulkan, esensial.

Kita baru berbicara soal RNG saja. Kita masih belum berbicara soal beragam perubahan lain yang menurut kami juga membuat Destiny 2 menjadi lebih baik. Seperti perubahan untuk membuat senjata berat seperti Sniper atau Shotgun kini menjadi Power Weapon – varian senjata super kuat yang butuh peluru spesial yang terbatas untuk digunakan. Hal ini tentu saja membuat banyak gamer tidak lagi terperangkap pada kombinasi senjata yang terlalu overpowered, dan menghasilkan kombinasi yang lebih dinamis, baik digunakan untuk kooperatif atapun kompetitif. Setiap karakter kini juga punya satu kelas utama (Hunter, Warlock, ataupun Titan), dan tiga buah sub-class dengan peran dan kemampuan berbeda-beda. Dengan kombinasi dua hal ini, maka build untuk karakter Anda tentu menjadi lebih bervariasi. Memilih dan menentukan mana yang cocok untuk Anda akan jadi tugas awal untuk menikmati Destiny 2.
Bukan LagI Soal Sekedar “Tebal”

Seiring dengan semakin tingginya level karakter Anda dan semakin banyaknya aktivitas yang bisa Anda jalani, Anda akan mendapatkan dan menikmati transisi gameplay Destiny 2 itu sendiri untuk karakter Anda. Dari sekedar menikmati cerita saja, berubah menjadi usaha untuk mempersiapkannya menangani beragam tantangan baru yang muncul. Dari menyelesaikan mode Strike, Nightfall, hingga sang tujuan akhir – Raid yang harus ditempuh dengan anggota tim 6 orang. Kita sudah membicarakan soal perubahan strategi soal RNG yang membuat aksi Anda memang bisa lebih dinikmati. Namun bagaimana dengan kontennya sendiri?
Sama seperti kesan positif yang kami temukan pada fakta bahwa RNG mulai bergeser dari fokus, hal yang sama juga terjadi di desain misi-misi level akhir yang Anda temukan di Destiny 2, terutama dari Nightfall dan Strike. Strike di Destiny pertama versi vanilla (mengingat kami tidak tertarik membeli expansion packnya di kala itu) berubah dari sebuah mode yang seharusnya fun, menjadi “pekerjaan” yang membosankan. Apa pasal? Karena terlepas dari semua varian yang ia tawarkan, ia selalu berujung menjadi misi dengan tiga tugas utama: bunuh semua musuh yang ditemui, lakukan berulang-ulang, dan melawan boss dengan HP super tebat yang terkadang butuh waktu 30 menit sendiri untuk ditundukkan. Bayangkan jika proses yang sama harus Anda ulang terus-menerus untuk mendapatkan item lebih baik. Fakta bahwa Anda juga bisa memilih misi Strike mana untuk dicicipi juga membuat banyak gamer memilih dan hanya memainkan misi Strike tertentu karena lebih cepat, lebih mudah, dan pada akhirnya, lebih cepat mendapatkan kepastian apakah mereka akan mendapatkan Engram atau tidak. Bukan konsep yang menyenangkan.
Untungnya, kembali seperti sistem RNG yang kami bicarakan, Bungie membenahinya di Destiny 2 ini. Strike kini tidak bisa dipilih dan ditawarkan dalam format Playlist, yang isinya, tentu saja acak dan ditentukan oleh Bungie sendiri. Namun yang pantas diacungi jempol adalah perubahan format konten di dalamnya. Bahwa bukan lagi sekedar membunuh musuh yang ada secepat dan seefektif mungkin sebelum bertemu dengan boss yang begitu tebal dan menyiksa, Anda kini dihadapkan pada tantangan yang lebih variatif.
Di salah satu misi Strike, ada tantangan platformer berisikan laser-laser yang siap membunuh Anda jika Anda tidak melaluinya dengan mulus. Ia juga akan menuntut Anda untuk mengaktifkan platform sebelum bisa bergerak ke area baru lainnya. Di misi Strike lain, ada sebuah bor super raksasa yang akan menghalangi aksi Anda untuk bergerak ke area baru, yang tentu saja harus dihindari. Sementara lainnya, menuntut Anda untuk membawa sejenis bola cahaya untuk membuka pertahanan musuh atau bahkan, menghancurkan varian musuh yang tidak akan bisa disakiti dengan hanya sekedar peluru.


Benar sekali, Strike kini dibubuhi dengan mekanik gameplay yang jauh lebih kompleks dan kaya. Kerennya lagi? Alih-alih sekedar tebal, boss yang Anda lawan di misi-misi Strike ini juga akan punya identitas dan kekuatannya sendiri. Ada yang mampu menghilang, ada yang mampu mengikat karakter Anda dengan sebuah kekuatan gelap, ada yang berlindung di balik perisai dan tak bisa Anda sakiti sampai Anda membunuh pasukan yang ia bawa, hingga sekedar yang butuh Anda melakukan aksi tertentu untuk membuka shield unik mereka. Hasilnya adalah sensasi mode yang menantang, menarik, dan tidak monoton. Bukan lagi sekedar berusaha mengurangi nyawa boss yang butuh 30 menit sendiri, dengan tantangan yang terus sama.
Perubahan yang sama juga terjadi di Nightfall, yang bisa Anda sederhanakan sebagai mode Strike yang lebih sulit. Berubah tiap minggu, Nightfall akan menawarkan modifikasi dari misi-misi Strike yang selama ini Anda kenal, dan kemudian membubuhkan mekanik baru yang akan membuatnya lebih sulit. Anda akan menemukan batas waktu, mekanik baru yang memungkinkan Anda untuk menambahkan ekstra waktu, musuh yang lebih sulit dan mematikan yang tak akan Anda temukan di mode Strike biasa, hingga syarat dan ketentuan berbeda yang harus ditempuh untuk menyelesaikannya. Tidak selalu negatif, terkadang modifikasi kondisi ini juga menguntungkan Anda. Seperti di Nightfall pada saat review ini ditulis, Anda akan dibekali dengan musuh lebih sulit memang, namun juga dengan buff yang memungkinkan waktu cooldown skill Anda berada jauh lebih cepat dibandingkan dengan mode normal pada umumnya.


Dan pada akhirnya, tujuan “akhir” dari Destiny 2 itu sendiri – Raid. Tidak seperti Strike atau Nightfall yang berisikan hanya 3 orang dalam Fireteam, Anda butuh 6 orang untuk menyelesaikan. Dan tidak ada lagi desain misi yang lebih fantastis di game racikan Bungie ini selain mode Raid yang mereka tawarkan. Ia akan menguji hampir semua hal yang Anda miliki, dari komunikasi efektif antar anggota, kekuatan karakter Anda, pemahaman pada mekanik, hingga koordinasi. Terbagi menjadi beberapa bagian, tiap Raid akan menuntut Anda untuk berpikir dan bekerjasama. Ini bukan sekedar menghabisi musuh saja.


Seperti Raid Leviathan misalnya, di mode Gauntlet, setiap orang dari 6 orang Fireteam ini akan punya tugas untuk menyelesaikan satu puzzle yang akan menguji tidak hanya koordinasi, tetapi juga ketangkasan Anda. Harus berlari melewati tantangan yang ada, 2 orang harus berlari membawa bola, sementara 4 orang lainnya harus menembaki tombol untuk menghilangkan dinding penghalang jalan mereka. Semuanya dilakukan dengan kebutuhan untuk eksekusi perintah yang presisi. Lebih buruknya lagi? Untuk bisa melakukannya, keempat orang ini harus berdiri di lokasi yang berbeda-beda, yang masing-masing di antara mereka harus melawan musuh dan boss terlebih dahulu untuk bisa melakukannya, yang tentu saja, menguji kemampuan karakter mereka. Tidak memberikan toleransi besar pada kegagalan, kekeliruan super kecil pun akan cukup untuk membuat Anda mengulang proses yang sama kembali dari awal. Perjuangan kami mencicipi mode ini hampir selama 3 jam, berujung pada hasil nihil ketika review ini ditulis. Sesulit dan sekompleks itu.
Dengan perubahan seperti ini, Strike, Nightfall, dan Raid berperan fantastis sebagai misi “akhir” yang menarik, unik, menantang, dan tidak berakhir repetitif. Membuat tiap musuh dan boss secara rasional bisa ditundukkan adalah langkah Bungie yang pantas untuk diacungi jempol. Bahwa tantangan tidak hanya terletak pada sekedar peluru dan HP musuh, tetapi juga koordinasi dan kemampuan Anda untuk selamat dari tantangan platforming yang ada.