Review Ni No Kuni II – Revenant Kingdom: Penggemar JRPG Pasti Puas!
Dunia Fantasi yang Sesungguhnya
Dunia Fantasi? Kita tentu saja tengah berbicara soal tempat bermain wahana di daerah Ancol yang sudah eksis selama puluhan tahun. Kita berbicara soal sebuah dunia fiktif yang menyiratkan sebuah kisah fantasi yang siap untuk membuat Anda jatuh cinta sejak pandangan pertama. Kisah soal bagaimana ras-ras berbeda hidup di dalam satu dunia yang sama, baik dalam suasana damai ataupun konflik. Di luar dari usaha untuk mempertahankan cita rasa visual dari seri pertama yang harus diakui, memenuhi tugasnya dengan baik, dunia yang ditawarkan Ni No Kuni II: Revenant Kingdom lah yang menurut kami, menjadi salah satu daya tarik utamanya.
Bahwa di luar cerita yang mungkin terdengar klise bagi banyak gamer dengan konflik dan akhir kisah yang sepertinya sudah bisa diprediksi, ia dibangun di atas dunia fantasi yang kaya dan berbeda. Bahwa ras-ras yang hidup di atasnya tidak sekedar mengusung perbedaan secara fisik saja, tetapi juga menganut nilai, sudut pandang, dan gaya hidup yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh? Goldpaw misalnya. Kota yang hidup di atas perjudian ini ternyata mengadopsi peruntungan sebagai solusi untuk hampir semua masalah hidup. Masalah kenaikan pajak tahunan misalnya, tidak sekedar diuji dengan peruntungan penuh detail saja, tetapi juga lewat lemparan dadu dari salah satu patung ikonik di dalam kota. Berakhirnya dadu di angka genap ataupun ganjil akan memengaruhi jumlah pajak yang harus ditanggung penduduknya. Atau bagaimana sebuah sejarah yang panjang juga membuat penduduk di kota lain – Hydropolis misalnya, tidak boleh pacaran dan jatuh cinta. Itu menghasilkan sebuah dunia yang bisa dipercaya.
Ras yang dihadirkan juga mengingatkan Anda pada cerita dongeng yang mungkin sempat Anda baca ketika kecil, namun tidak jatuh pada sistem klise bahwa satu ras tertentu, akan semuanya berakhir jahat. Ada permasalahan serius yang juga diangkat terlepas dari visualisasi dan desainnya yang imut. Konflik yang terjadi pada Ding Dong Bell sendiri misalnya, mengakar pada permasalahan rasisme yang sudah tumbuh selama bertahun-tahun. Bahwa ketika kucing dan tikus hidup berdampingan satu sama lain, ada sentimen keraguan yang terus tumbuh setiap kali salah satu ras memimpin. Dendam dan kecurigaan yang terus terpupuk ini selalu merugikan kelompok yang lain, walaupun pada dasarnya, tidak ada konflik ataupun keuntungan golongan pribadi yang tengah berusaha diperjuangkan. Fakta bahwa game seperti ini menawarkan dasar konflik yang terhitung berat menjadi sesuatu yang pantas untuk diacungi jempol.
Sayangnya, game ini tentu tidak bisa dibilang sempurna dari sisi presentasi. Ada dua hal yang kami sayangkan, di luar voice acting untuk bahasa Inggris yang untungnya, cukup memuaskan dengan aksen yang tepat sasaran, terutama untuk Lofty. Keluhan pertama mengakar pada variasi musuh yang sayangnya, sangat terbatas. Sudah bukan rahasia lagi bahwa JRPG memang seringkali “bersalah” untuk menggunakan satu aset yang sama berulang kali untuk menciptakan beragam musuh di dunia yang ada, dengan perbedaan yang biasa sekedar berakhir pada nama dan warna, dan mungkin sedikit status. Namun untuk Ni No Kuni II, kesalahan tersebut cukup fatal. Ada kesan malas dalam soal desain musuh ini karena percaya atau tidak, musuh yang Anda temui di level awal ternyata berujung masih musuh yang serupa di level super tinggi di end-game sekalipun, hanya sekedar berbeda warna. Untuk sebuah dunia besar yang mendukung proses eksplorasi, ini tentu mengecewakan. Bahkan musuh-musuh besar yang Anda temui, seperti naga misalnya, juga melewati masalah yang sama.
Masalah presentasi kedua adalah musik. Walaupun tidak ada keharusan bagi developer untuk benar-benar berfokus pada aspek yang satu ini, namun kita semua sepertinya setuju bahwa musik yang indah adalah salah satu bagian terbaik JRPG, bahkan untuk franchise yang niche ataupun tidak diakui kualitasnya sekalipun. Untuk sebuah game yang keluar dari tangan dingin developer sekelas Level-5, musik Ni No Kuni II terhitung mengecewakan. Tidak ada satupun OST yang mampir dan bertahan di otak kami, dari sekedar eksplorasi kota ataupun ketika tengah bertarung melawan boss epik sekalipun. Sesuatu yang menurut kami, pantas untuk dibicarakan. Hal mengecewakan lain juga muncul dari fakta bahwa voice acting-nya yang sebenarnya bagus, ternyata tidak diaplikasikan ke semua dialog yang tersedia. Beberapa momen penting berakhir dipresentasikan hanya dalam bentuk teks saja, dengan sedikit suara ekspresi di awal dialog yang tidak bisa mengisi kekosongan tersebut.
Sisi presentasi Ni No Kuni II memang tidak sempurna. Namun bagi gamer yang mencintai seri pertamanya dan menginginkan pendekatan visual dan dunia ala dongeng yang sama, akan jatuh cinta sejak pandangan pertama. Sangat disayangkan, bahwa eksekusi di beberapa elemen yang kita bicarakan sebelumnya berakhir mengecewakan.
Sebuah Game Action RPG Murni
Salah satu perubahan paling signifikan di dalam Ni No Kuni II: Revenant Kingdom dibandingkan dengan seri pertamanya, tentu saja berasal dari perubahan sistem gameplay yang ada. Jika di seri pertama ia adalah game JRPG turn-based dengan cita rasa ala Pokemon dimana Anda harus menangkap dan memperkuat monster yang ada, ia berubah menjadi game action RPG murni di seri kedua ini. Sebuah game yang memungkinkan Anda untuk menggerakkan karakter dengan bebas, dengan dua jenis tombol serangan yang bisa dikombinasikan, satu tombol untuk serangan range, dan tentu saja kombinasi tombol untuk mengakses beragam serangan secara instan. Semuanya dilakukan secara real-time dengan instruksi yang Anda berikan.
Tentu saja, seperti halnya game JRPG pada umumnya, akan ada kesempatan untuk menggunakan item penyembuh ketika Anda cedera parah. Satu yang unik dari sistem Ni No Kuni II ini adalah pergantian senjata. Setiap karakter akan bisa membawa tiga senjata saat bertarung, dengan masing-masing akan punya kemampuan untuk “terisi” kemampuan mentahnya pada saat aksi tersebut dilakukan. Di interface yang ada, Anda bisa melihat berapa persentase “terisi” untuk setiap senjata tersebut. Begitu ia sudah mencapai 100% dan Anda mengakses sebuah serangan berbasis Skill, ia akan mengubah sifat Skill tersebut menjadi lebih kuat. Dari menghasilkan efek serangan lebih luas, damage lebih besar, hingga tambahan animasi serangan. Anda juga bisa berganti senjata secara manual dengan hanya menekan satu tombol saja.
Yang juga menarik, adalah bagaimana ia menawarkan sistem loot yang ada. Walaupun tidak segila Diablo atau Borderlands misalnya, ia mengusung sistem loot acak berbasis kelangkaan yang jatuh dari aktivitas Anda membunuh musuh yang ada. Jadi, selain beberapa equipment atau senjata spesifik yang bisa Anda beli atau racik dengan menggunakan material yang ada, Anda tidak akan pernah bisa memprediksi seperti apa perjalanan Anda untuk menyelesaikan cerita yang ada. Bukan tidak mungkin, di beberapa titik, Anda cukup beruntung untuk memiliki senjata lebih kuat dengan elemen atau sistem buff yang terlalu sayang untuk dilewatkan, membuat perjalanan Anda lebih mudah. Sistem seperti ini membuat Ni No Kuni II sedikit tidak terprediksi, dan membuat pertarungan Anda dengan musuh non-boss dengan level lebih tinggi, bisa berakhir dengan reward yang terasa sangat pantas.
Maka seperti game action RPG, apalagi didukung sistem menghindari serangan berbasis roll, Ni No Kuni II: Revenant Kingdom bukanlah game yang terhitung sulit. Mengikuti formula JRPG lawas, hampir semua masalah bisa Anda tangani dengan secepat mungkin menyerang musuh yang ada, sembari mempertimbangkan elemen jika Anda ingin mengeksploitasi kelemahan yang ada. Permasalahan dari desain musuh terbatas yang kami bicarakan sebelumnya juga berkontribusi pada tingkat kesulitan ini. Karena terlepas dari warna ataupun level mereka yang lebih tinggi, animasi serangan dan gaya serangan masih sama. Jadi, tidak perlu menunggu terlalu lama bagi Anda untuk mempelajari apa yang harus Anda lakukan untuk menundukkan mereka dengan cepat sekaligus memilih prioritas musuh mana yang perlu Anda tundukkan terlebih dahulu ketika bertarung dalam kelompok. Ia berkontribusi pada tingkat kesulitan yang memang mudah ini.
Sistem ala Pokemon di seri sebelumnya memang sudah ditiadakan, namun bukan berarti perjalanan Evan terutama ketika bertarung, akan lepas dari makhluk-makhuk aneh begitu saja. Perjalanan Anda kini akan didukung dengan kelompok kecil yang akan mengingatkan Anda pada desain Pikmin yang hadir dengan beragam warna. Makhluk bernama Higgledies ini akan berperan sebagai AI pendukung yang berjalan secara otomatis ketika bertarung. Berdasarkan varian dan warna yang Anda bawa, dengan limitasi hanya 4 kelompok maksimal, mereka bisa melakukan beragam aktivitas pendukung dari sekedar memulihkan, melindungi, hingga melancarkan serangan magis dengan damage besar ke musuh Anda. Serangan spesial para Higgledies ini akan terlihat jelas di layar dengan tombol untuk dieksekusi. Melihat mereka siap untuk membantu Anda, terutama di kondisi kritis, tentu saja menghadirkan momen yang cukup melegakan, apalagi jika Anda tengah bertarung melawan monster yang levelnya lebih tinggi daripada Anda.
Ni No Kuni II: Revenant Kingdom juga tidak memaksa Anda untuk hanya berperan sebagai Evan saja. Dengan semua karakter yang berbagi tipikal senjata yang terbatas: pedang, tombak, dan palu dengan ragam aksesoris dan armor yang tidak eksklusif untuk karakter tertentu, ia membuktikan bahwa karakter pendukung apapun yang Anda bawa akan bisa berkontribusi signifikan pada pertempuran dengan list Skill yang ada. Anda juga bisa menggonta-ganti karakter secara bebas, hingga Anda selalu bisa mengandalkan karakter favorit Anda. Jika ada satu hal yang harus dikeluhkan, ia mungkin terletak pada AI karakter yang tidak Anda kendalikan itu sendiri. Mereka mungkin bisa bertarung dengan hebatnya, namun sulit beradaptasi di kondisi yang lain, seperti misalnya ketika Anda tengah sekarat. AI-AI ini tidak bisa menyembuhkan secara otomatis, menghidupkan kembali, atau bahkan menyisakan Orb Hijau untuk healing pada saat bertarung ketika Anda kritis. Betapa kesalnya perasaan Anda ketika karakter yang Anda gunakan sudah di penghujung mati, dan karakter AI tiba-tiba berlari cepat mengambil orb hijau di dekatnya. Jika kami bisa menghajar mereka secara digital, akan kami lakukan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa seperti game JRPG kebanyakan, level akan menentukan seberapa kuat dan efektif karakter Anda di pertarungan, walaupun di Ni No Kuni II, jenis senjata yang Anda gunakan juga akan berkontribusi cukup besar. Ada satu tambahan fitur lainnya yang disebut sebagai “Tweaker” untuk bisa Anda manfaatkan. Berbasis point yang Anda dapatkan setiap kali naik level, Tweaker yang terbagi ke dalam berbagai kategori berbeda akan punya efek tertentu tergantung pada setting yang Anda hadirkan di perjalanan Anda. Anda misalnya, bisa mengatur prioritas drop musuh apakah Anda ingin mendapatkan EXP lebih banyak, material lebih banyak, atau jangan-jangan loot persenjataan dan armor acak yang lebih langka. Anda juga bisa mengatur kemana fokus damage Anda ingin bergerak berbasis kategori musuh tertentu atau elemen spesifik. Dengan fakta bahwa Anda bisa mengatur elemen ini kapanpun Anda inginkan, Anda punya opsi beradaptasi dengan situasi petualangan ataupun eksplorasi apapun yang tengah Anda lakukan saat ini.
Mendapatkan EXP Points kembali, seperti halnya game RPG, tentu tidak akan bergantung pada pertarungan saja. Dunia Ni No Kuni II menawarkan segudang misi sampingan untuk Anda selesaikan di luar cerita utama, yang biasanya juga akan bertambah seiring dengan lebih banyak kota / kerajaan yang berhasil Anda rekrut. Kontennya sendiri beragam, dari hal standar seperti mencari dan mengumpulkan item, membunuh monster, hingga terlibat dalam sebuah narasi cerita pendek yang meminta Anda untuk melakukan sesuatu dengan kerajaan Anda – Evermore. Anda juga akan disambut dengan seorang NPC spesial bernama Taskmaster, yang punya tugas lain yang lebih generic, tetapi menawarkan resource terpisah untuk Anda gunakan. Sesuatu yang tidak bisa Anda temukan di NPC yang lain.
Maka dengan sistem seperti ini, Ni No Kuni II: Reveant Kingdom adalah sebuah JRPG yang tepat sasaran. Sensasi action RPG yang handal, cepat, dan seru dipadukan dengan dunia fantastis yang juga menawarkan segudang misi sampingan di dalamnya. Di sisi lain, ia tetap mengimplementasikan sesuatu yang istimewa, yang membuatnya punya keunikan dan identitas tersendiri.