Review Detroit – Become Human: Memahami Arti Manusia!
Kesimpulan

Sebuah game yang memesona adalah kata yang kami pilih untuk menjelaskan daya tarik Detroit: Become Human itu sendiri. Ia memang tidak sempurna, namun untuk ukuran game Quantic Dream, ia hadir dengan kualitas yang melebihi semua judul yang sempat mereka rilis sebelumnya. Presentasi dari sisi visual, audio, hingga animasi yang fantastis menyelimuti sebuah presentasi dunia yang tetap realistis, dengan konflik sosial dan ekonomi yang bisa Anda percayai akan terjadi di masa depan. Ia juga tidak ragu menawarkan semua skenario gelap yang bisa terjadi sebagai konsekuensi teknologi seperti ini, dari tumbuhnya masyrakat kelas dua, rasisme, hingga eksploitasi seksual untuk para Android yang ada. Semuanya disajikan di atas sebuah cerita yang solid yang siap untuk menyediakan begitu banyak cabang cerita yang masing-masing, juga dipresentasikan dengan kualitas yang sepadan.
Namun seperti yang kami bicarakan, ia sendiri tidak sempurna. Hanya ada satu keluhan di mata kami, namun punya efek yang cukup membuat kualitas Detroit: Become Human itu melemah. Benar sekali, ia adalah sensasi bahwa konflik yang ia tawarkan lemah karena pendekatan cerita dan opsi yang cukup tendensius. Jadi alih-alih meracik cerita seperti yang Anda inginkan untuk masing-masing karakter ini, Anda akan menemukan banyak momen dimana situasi yang muncul adalah situasi yang punya “benar dan salah”, alih-alih sesuatu yang abu-abu dimana semua pilihan berakhir bisa terjustifikasi. Hanya ada satu atau dua momen dimana Anda mungkin akan merasa punya konflik moral. Sisanya? Terasa seperti soal pilihan ganda di pelajaran kewarganegaraan, misalnya.
Namun di luar kelemahan tersebut, Detroit: Become Human tetap mampu menawarkan kualitas sebuah game Quantic Dream yang solid, memukau, dan menarik untuk dinikmati. Ada sesuatu yang baru dan menyegarkan di cerita soal AI yang mulai sadar dan mawas diri ini, apalagi mengingat ia dibungkus dengan sisi presentasi yang terlihat begitu memukau.
Kelebihan

- Kualitas visual terasa mengagumkan
- OST yang cukup untuk membuat bulu kuduk merinding
- Cerita cukup memancing rasa penasaran
- Cabang skenario yang begitu banyak
- Kualitas presentasi tiap iterasi jawaban konsisten
- Konflik sosial dan ekonomi yang realistis
- Banyak pertanyaan dan situasi yang “menggelitik”
- Fitur Flowchart
- Video behind the scene sebagai bonus
Kekurangan

- Minim situasi dengan konflik moral
- Pilihan masih terasa tendensius
Cocok untuk gamer: pencinta game interactive story, penggemar game Quantic Dream
Tidak cocok untuk gamer: yang sekedar menginginkan game penuh aksi, tidak terlalu senang dengan konsep AI mawas diri yang klise












