Review Octopath Traveler: Tak Semuanya Berhasil!
Sayangnya, Grindy

Sayang seribu sayang, Octopath Traveler juga mendesain game mereka untuk berakhir sebagai game JRPG yang butuh Anda melakukan proses grinding, terutama untuk EXP / Level. Alasannya? Karena mereka memutuskan untuk mendesain setiap chapter cerita yang ada untuk menyelesaikan kisah masing-masing 8 karakter ini dengan konsep rekomendasi level. Bahwa akan ada tingkat kesulitan yang meninggi, level musuh yang naik, dan dungeon yang lebih berbahaya untuk setiap kenaikan chapter yang ada.
Berita baiknya? Terlepas dari rekomendasi level yang sudah ditentukan tersebut, ia bersifat tidak mengikat. Ini berarti Anda bisa menyelesaikannya dengan karakter di level yang lebih rendah dibandingkan dengan rekomendasi level yang sudah ditentukan sebelumnya. Berita buruknya? Melakukan hal tersebut sama saja dengan bunuh diri. Mengapa? Karena seperti yang kami bicarakan sebelumnya, Octopath Traveler bukanlah game yang mudah. Berusaha menyelesaikan chapter dengan rekomendasi level lebih rendah seperti berusaha meningkatkan tingkat kesulitan game yang pada dasarnya, sudah menantang. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa Anda masih akan merasa sulit, terutama di pertarungan boss, walaupun Anda sudah memiliki perbedaan 10 – 15 level lebih tinggi dari rekomendasi yang ada. Percaya atau tidak.


Maka untuk memastikan Anda bisa menyelesaikan setiap chapter ini dengan tanpa masalah, Anda direkomendasikan untuk berada di level di atas yang direkomendasikan. Jika Chapter 4 setiap karakter menuntut level 45 untuk pertarungan boss terakhir masing-masing karakter, maka Anda harus memastikan karakter yang terlibat di sana, memang sudah berada di level lebih tinggi. Proses grinding menjadi dibutuhkan karena sekedar mengikuti garis cerita untuk menyelesaikan cerita tiap karakter tidak akan menyediakan EXP yang cukup untuk membuat level Anda berujung lebih tinggi saat dihadapkan pada Chapter selanjutnya, walaupun Anda berniat menyelesaikan Chapter tertentu 8 karakter sekaligus sebelum beralih ke Chapter selanjutnya. Akan ada keharusan untuk mencari musuh terkuat tertentu dan menggapai level Anda lebih tinggi di sana.
Berita lebih buruknya lagi? EXP hanya tersedia untuk karakter yang hanya bergabung dalam party saja, ini berarti 4 karakter yang sering Anda gunakan. Sementara 4 karakter lain yang tidak tergabung dalam Party dan sering Anda tempatkan di Reserve, mereka tidak akan mendapatkan EXP sama sekali dan akan tetap bertahan di level yang sama. Ada 8 karakter tersedia yang masing-masing punya Chapter yang level rekomendasinya semakin meninggi. Anda akan selalu punya komposisi party 4 karakter favorit dan mengabaikan 4 karakter Reserve sisanya. Ketika momen itu datang dan Anda ingin menyelesaikan cerita mereka, Anda akan selalu bertemu dengan 4 karakter under-level yang jarang Anda gunakan. Anda pun akan didorong untuk melakukan proses grinding untuk membuat 4 karakter under-level ini kini punya level setara.


“Tapi bukankah rekomendasi level bisa diabaikan?”. Anda memang bisa mengabaikan rekomendasi level yang ada, namun untuk menyelesaikan Chapter karakter, Anda harus selalu membawa karakter terkait di dalam party. Sekarang bayangkan apa yang terjadi jika Anda ingin menyelesaikan cerita karakter cadangan yang tidak pernah Anda gunakan dan tidak pernah mendapatkan EXP dan level? Dipadukan dengan tingkat kesulitan yang tinggi di pertarungan boss khususnya, karakter under-level yang Anda bawa paksa tanpa proses grinding ini akan jadi beban. Ia akan terus tewas, tewas, tewas, dan tewas, membuat pertarungan yang sudah menantang dengan 4 karakter, kini semakin sulit dengan hanya pertarungan 3 karakter saja. Maka pilihan yang lebih rasional adalah memperkuat mereka hingga setidaknya, 5 level lebih tinggi daripada level rekomendasi yang dituntut. Setidaknya membuat karakter yang jarang Anda gunakan ini, tidak berujung jadi beban.
Maka ini mungkin jadi salah satu sistem yang paling kami benci dari Octopath Traveler dan semua game JRPG yang meniadakan EXP sama sekali untuk anggota Reserve seperti ini. Jika tidak ada keharusan untuk menggunakan karakter Reserve dan Anda bebas untuk hanya menggunakan 4 karakter favorit Anda dari awal hingga akhir permainan, sistem seperti ini mungkin masih bisa ditoleransi. Namun untuk game seperti Octopath Traveler yang meminta Anda untuk membawa dan mengharuskan mereka untuk ikut party jika hendak menyelesaikan chapter cerita yang ada, ini adalah pondasi proses grinding penuh mimpi buruk. Yang lebih parahnya lagi? Beberapa chapter seperti milik H’aanit ataupun Olberic misalnya, memuat pertarungan 1 vs 1 dengan NPC yang mustahil bisa Anda menangkan jika Anda tidak mencapai rekomendasi level yang dibutuhkan. Jika Anda mustahil menang, maka mustahil pula Anda bisa menyelesaikan chapter mereka.
Kesimpulan

Octopath Traveler adalah sebuah game JRPG yang memesona dan penuh resiko di saat yang sama. Dari sisi presentasi, ia berhasil menangkap citarasa JRPG klasik yang dilengkapi dengan visualisasi pixelated, namun tetap menawarkan cita rasa modern yang unik lewat implementasi teknologi visual yang disematkan padanya. Semuanya kemudian dibalut dan disempurnakan dengan soundtrack yang tidak kalah mengagumkan. Dipadukan dengan sistem pertarungan turn-based dengan mekanik unik yang sangat menonjolkan dan mengedepankan timing, perhitungan, dan strategi dengan tingkat kesulitan yang tinggi, Octopath Traveler juga berujung menjadi game yang punya daya tarik yang super menantang. Dengan semua kombinasi ini, ia adalah sebuah game JRPG solid dengan kualitas di atas rata-rata. Namun sayangnya, di sisi lain, ia terasa seperti sebuah proyek eksperimen.
Karena seperti yang kami bicarakan sebelumnya, sulit rasanya untuk tidak mengakui bahwa dari begitu banyak hal baru yang hendak mereka tawarkan di sini, tidak semua inovasi yang disuntikkan bisa disebut berhasil. Cerita dari kacamata 8 karakter ternyata tidak terasa konsisten, dengan beberapa cerita dari karakter yang bisa berujung tidak menarik dan membosankan. Sistem distribusi EXP yang aneh juga membuatnya tampil sebagai game JRPG yang grindy. Salah satu kelemahan terbesarnya menurut kami, tetapi mengakar pada lemahnya sisi cerita untuk menjelaskan dan mempresentasikan motivasi yang jelas mengapa ke-8 karakter ini berakhir berpetualang bersama. Karena dengan minimnya sistem percakapan yang ada dan cut-scene yang mengikuti, dari awal sampai akhir, ia sulit untuk melepaskan identitas bahwa mereka terasa asing satu sama lain.
Namun di luar kelemahan tersebut, apa yang berusaha dilakukan Acquire dengan Octopath Traveler adalah sebuah “judi” untuk konsep JRPG yang mulai stagnan. Ia menawarkan banyak ide baru dengan eksekusi manis yang sepertinya, tidak akan sulit untuk mencuri hati penggemar genre yang satu ini, baik untuk mereka yang sudah mencicipi begitu banyak seri legendarisnya di platform masa lampau ataupun pendatang baru yang hendak memahami daya tarik klasik dalam bentuk tampilan yang lebih modern. Walaupun banyak dari sisi eksperimen itu tidak bekerja dengan baik, namun ia tetap jadi JRPG yang pantas untuk dilirik.
Kelebihan

- Kualitas visual yang unik
- Soundtrack yang keren
- Tingkat kesulitan yang menantang
- Beberapa cerita seperti milik Primrose, ternyata “gelap” dan berat
- Sistem battle punya elemen strategi
- Dunia yang menarik untuk dieksplorasi
- Mekanisme skill saat eksplorasi
Kekurangan

- Cerita yang lemah
- Karakter tidak terasa dekat satu sama lain
- Grindy
- Kenyamanan bermain sangat bergantung pada seberapa Anda menikmati cerita masing-masing karakter
- Terasa seperti sebuah game filler berdurasi puluhan jam
- Sistem side mission terasa hambar dan sederhana
Cocok untuk gamer: penggemar JRPG, penggemar game dengan visualisasi masa lampau
Tidak cocok untuk gamer: menginginkan sensasi cerita JRPG yang linear, tidak terlalu senang dengan mekanisme yang kompleks












