Menjajal DEMO Anthem: Kuat Menantang Sang Takdir!
Kustomisasi dan Visualisasi

Dengan Frostbite Engine sebagai basis, sepertinya kualitas visualisasi Anthem sendiri tak perlu banyak lagi diragukan. Kesan pertempuran sci-fi yang hendak dikejar berada dalam bentuk yang mencitrakan kuat kesan tersebut, dari hal kecil seperti desain para Javelins yang futuristik ataupun dunia yang hendak dibangun Bioware via kehidupan di Fort Tarsis itu sendiri, mengingatkan Anda pada film-film eksplorasi Hollywood ala Avatar dari James Cameron misalnya. Bahwa semua teknologi yang dibangun dan dikembangkan di Anthem, didesain untuk membunuh makhluk raksasa dengan cepat dan Anda bertahan hidup lebih lama.
Beragam efek serangan yang fantastis tidak akan berhenti memukau Anda. Dari lemparan roket dari pundak yang dihempaskan hingga ledakan rudal besar ala nuklir super kecil dari kelas Colossus sebagai serangan ultimate. Bola api dengan sedikit getaran ini membuat Javelins yang notabene terlihat seperti “sekedar” armor terasa punya kapabilitas dan efektivitas sebagai mesin pembunuh yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kesemuanya digabung dengan tata dunia yang seterbatas versi demo, terlihat mengagumkan. Ada reruntuhan yang mengundang misteri, ada gua yang berisikan monster menyeramkan, dan dataran padang dengan Wyvern yang terbang di atasnya. Dengan sistem siang malam yang terlihat dinamis dan tata cahaya yang dramatis, Frostbite Engine kembali membuktikan tajinya.


Namun bagian terbaik dari Anthem adalah opsi kustomisasi karakter yang benar-benar beragam. Seperti yang kita tahu, Anthem memang sudah mengkonfirmasikan bahwa microtransactions yang mereka usung akan benar-benar berkisar hanya pada item kosmetik saja. Sejauh mata memandang di VIP demo ini, sisi kosmetik yang dijual dengan microtransactions ini sepertinya akan berkisar soal sistem “Pola” yang secara otomatis akan menghadirkan warna serta kemungkinan logo ke karakter Anda. Namun bagi yang tidak tertarik, Anthem masih menyediakan begitu banyak opsi. Kustomisasi yang mereka usung tidak lagi seikedar berujung warna saja, tetapi juga material pakaian dengan pilihan yang begitu banyak. Hasilnya? Menciptakan karakter yang personal Anda bukan perkara yang sulit.

Sementara untuk sisi audio, tidak ada yang bisa dibilang istimewa. Kesemuanya berada di posisi yang seharusnya. Tidak ada desain audio yang unik yang akan menarik perhatian Anda misalnya. Mungkin bisa dikarenakan karena pilihan dan varian senjata yang masih terhitung terbatas di versi demo ini. Bahkan secara berkebalikan, kami justru menemukan bug yang membuat suara game menjadi hening setelah 2 – 3 jam berturut-turut tanpa alasan yang jelas. Sesuatu yang seharusnya tidak akan sulit ditangani oleh Bioware dan EA nantinya.
Kelas ala Action RPG

Javelins adalah inti dari Anthem dan perannya tak ubahnya kelas karakter yang Anda temukan di game-game RPG. Pada dasarnya, Javelin dipersenjatai dengan dua senjata utama yang bisa Anda gonta-ganti dari beragam varian. Tidak semua jenis Javelins bisa menggunakan senjata spesifik tertentu. Senjata lebih berat seperti Flamethrower misalnya hanya bisa digunakan oleh kelas tanker – Colossus misalnya. Namun untuk kelas yang lebih “standar” seperti Ranger atau Storm, tidak ada limitasi yang berarti. Anda bisa menggunakan handgun, LMG, hingga rifle sekalipun yang tentu saja akan mengusung level mereka sendiri-sendiri dengan perbedaan mencolok dari sisi damage seiring dengan tingginya level senjata.
Anthem sendiri membagi “kelas” ini ke dalam 4 jenis Javelins: Ranger, Storm, Interceptor, dan Colossus. Anda bisa melihat Ranger seperti kelas Warrior, Storm seperti Mage / Battle Mage, Interceptor seperti Assassin, dan Colossus seperti Tanker. Peran setiap Javelins ini benar-benar berbeda. Dari hal kecil seperti kecepatan gerak dan efektivitas jet misalnya. Colossus misalnya punya HP tinggi tetapi kecepatan gerak yang sangat terbatasi karena berat yang ia usung, sementara Storm berada di sisi berkebalikan. Karakter unik seperti Interceptor misalnya punya kecepatan lari super tinggi untuk membuatnya bisa bermanuver dan mengejutkan lawan jika dibutuhkan. Setiap Javelin punya peran masing-masing yang akan efektif jika digabungkan dalam 1 tim, apalagi mengingat serangan kombinasi yang bisa diakses.


Storm misalnya berfungsi begitu efektif sebagai damager. Serangan berbasis skill elementalnya tidak hanya menghadirkan damage saja, tetapi juga menyuntikkan status effect seperti efek beku yang bisa membuat musuh berhenti di tempatnya. Jika posisi ini terjadi, Anda bisa melontarkan skill kedua dari elemen berbeda atau justru menjadikannya sebagai momentum bagi teman Anda dari kelas yang berbeda untuk “menghabisi” musuh-musuh ini dengan efektif. Interceptor misalnya bergerak super cepat dan sangat mengandalkan serangan melee, memungkinkan serangan kombinasi terjadi dengan efektif jika dibutuhkan di lini depan. Bayangkan jika Storm dan Interceptor di satu grup yang sama, dimana sabetan pedang Interceptor tidak akan kesulitan membelah musuh jika mereka tidak bergerak di dalam efek beku dari serangan Storm. Kerjasama seperti ini menjadi begitu penting karena peran tiap karakter yang berbeda.
Salah satu hal yang membuat kami jatuh hati juga adalah fakta bahwa skill-skill Javelins seperti diposisikan sebagai “equipment” yang bisa Anda gonta-ganti di Forge. Sebagai contoh, gameplay Storm kami. Secara default, ia punya 2 jenis serangan dimana satu serangan es meluncur layaknya senjata mesin sebelum membekukan musuh dan satu lagi serangan api yang berfungsi tak ubahnya granat. Ketika menemukan loot dengan tingkat kelangkaan satu tingkat di atas, kami mampu mengubah keduanya menjadi sesuatu yang berbeda. Serangan es kini berubah menjadi serangan AOE dengan sistem charge dan serangan api kini mengusung ledakan AOE yang jauh lebih besar dibandingkan versi sebelumnya. Kesempatan untuk menggunakan loot demi mengubah karkateristik skill adalah mekanik yang kami cintai dari Anthem.


Sementara sisi gameplay lain akan lebih banyak didominasi dengan aksi tembak-menembak dengan peluru yang untungnya, tidak sebegitu pelit untuk jatuh dari musuh yang Anda binasakan. Seperti biasa, di akhir Anda akan bertemu dengan boss raksasa yang siap untuk membuat hari Anda diisi dengan sensasi heroik karena pertempuran epik yang terjadi, tetapi juga rasa frustrasi karena betapa alotnya HP yang mereka usung. Mengkombinasikan semua senjata, skill, dan kombinasi Javelins dalam tim yang ada untuk menghabiskan bar darah yang begitu tebal ini jadi kepuasan tersendiri, apalagi ketika akses serangan Ultimate menyentuh angka damage yang begitu tinggi. Sayangnya, kami tidak berkesempatan untuk menguji apakah scaling HP musuh dan boss akan ikut disesuaikan jika ada anggota tim yang putus koneksi dan gagal untuk terhubung kembali.
Maka Anda yang sudah sempat mencicipi Destiny misalnya, tidak akan asing dengan sensasi yang satu ini. Desain yang kami sambut dengan tangan terbuka juga adalah absennya lootbox. Jadi alih-alih ditentukan keberuntungan gatcha saat Anda membuka lootbox untuk menemukan senjata seperti apa yang Anda dapatkan, Anda akan langsung mendapatkannya ketika misi yang ditempuh selesai. Tidak ada kebutuhan untuk mengira-ngira, tidak ada sistem microtransactions yang akan berhubungan dengan “kotak judi” ini, tidak ada lagi rasa frustrasi karena Anda merasa tidak adil. Sebagian besar loot yang kami dapatkan di versi demo juga relevan dengan Javelins dan senjata yang sering kami gunakan.