Review Call of Duty – Warzone: Serupa Tapi Tak Sama!
“Battle Royale”, genre yang satu ini memang bisa dibilang tidak lagi sepopuler beberapa tahun yang lalu. Ketika pertempuran setidaknya 100 player dalam 1 arena besar ini didorong oleh PUBG, popularitasnya berujung meroket. Kesuksesan finansial dan jumlah pemain yang terus meningkat akhirnya membuat banyak produk kompetitor untuk mengekor hal yang serupa. Persaingan paling intens tentu datang dari Fortnite yang berhasil tumbuh menjadi sebuah “fenomena” yang bahkan dikenali dan diakui mereka yang awam sekalipun. Walaupun popularitas genre ini semakin menurun, namun banyak developer dan publisher di luar sana yang masih percaya pada potensi keuntungan yang bisa ia hasilkan. Salah satunya? Tentu saja Activision.
Setelah sempat merilis sebuah seri Call of Duty yang didesain khusus untuk menjadikan mode Battle-Royale sebagai daya tarik utama, COD: Black Ops 4 di 2 tahun kemarin, Activision kini berusaha mengulang kesuksesan yang sama. Keputusan untuk mengadaptasikan mode yang serupa ini tentu saja tidak ada dengan sistem “asal jiplak” yang tidak menawarkan identitas yang baru dan berbeda. Mengingat basis visual dan mekaniknya, serta ragam alternatif senjata yang ia usung, datang dari Modern Warfare Reboot yang lebih mengakar pada konflik perang modern, konsep ini saja sudah menghasilkan beda yang signifikan. Namun percaya atau tidak, terlepas dari fakta bahwa di permukaan yang ia terlihat sama seperti game-game Battle Royale pada umumnya, mode yang disebut “Warzone” ini ternyata mampu menawarkan pengalaman yang cukup berbeda.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Call of Duty: Warzone ini? Mengapa kami menyebutny sebagai pendekatan yang serupa tapi tak sama? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Apa itu Call of Duty: Warzone?
Sebelum kita menyelam lebih dalam soal konten seperti apa yang ia tawarkan, kita tentu saja harus berbicara dulu soal apa itu Call of Duty: Warzone. Anda bisa menyederhanakannya sebagai mode “Battle-Royale” untuk Call of Duty: Modern Warfare Reboot yang baru dilepas tahun lalu. Namun berbeda dengan pendekatan di Black Ops 4 dimana Battle-Royale itu sendiri merupakan daya tarik utama dan pancang dari eksistensi si seri, Warzone datang sebagai “konten tambahan” yang sepertinya punya misi yang jelas – masuk ke dalam pasar pencinta sub-genre game action multiplayer yang masih setia ini.
Strategi yang ditawarkan Activision memang cukup radikal. Mereka memutuskan untuk memosisikan Warzone sebagai game “free to play”. Ini berarti gamer yang tertarik untuk terjun masuk ke dalamnya tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk menikmati konten yang tersedia secara maksimal. Warzone juga bisa dicicipi tanpa Modern Warfare dengan client terpisah yang berukuran sekitar 100 GB. Sementara gamer yang sudah memiliki Modern Warfare bisa mencicipinya lewat unduhan update yang berukuran “hanya” sekitar 15-20 GB saja. Konten yang didapatkan gamer pemilik Modern Warfare dan non-pemilik Modern Warfare berujung sama, tanpa pengecualian. Call of Duty: Warzone juga mengusung fitur cross-platform yang membuat komunitasnya tentu, semakin solid.
Strategi Activision untuk menjadikan COD: Warzone sebagai game free to play tentu saja jelas. Metode seperti ini tentu lebih efektif menjaring lebih banyak gamer di seluruh dunia yang datang dari segala jenis platform, apalagi mengingat kualitas dan sensasi gunplay Call of Duty yang menjadi basis untuknya. Diharapkan setidaknya dari jutaan gamer yang ikut bergabung ke dalam mode ini, akan ada persentase cukup besar yang tertarik untuk membeli Modern Warfare versi penuh atau sekedar melirik Battle Pass yang berisikan ragam item kosmetik yang bisa dikejar. Darinya, Activision bisa mendulang ekstra uang yang bisa berakhir konsisten selama mereka mendukung game ini dengan solid, baik lewat suntikan konten baru, event, hingga proses balancing yang rutin dilakukan di masa depan. Strateginya tidak berbeda dengan banyak game battle-royale free to play di luar sana seperti yang sukses dilakukan Fortnite dan Apex Legends, misalnya.
Namun pada akhirnya COD: Warzone sendiri tidak hanya memuat mode Battle-Royale yang selama ini kita kenal saja. Untuk menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda, mereka juga memperkenalkan mode baru yang disebut sebagai “Plunder” yang akan kita bahas nantinya. Mode yang satu ini memang tetap berbasis pada pertempuran 150 player di arena yang sama, namun dengan mekanik dan objektif yang berbeda dengan kebanyakan game battle-royale yang lain.
Dengan konsep free to play yang ia usung, termasuk client terpisah yang bisa Anda unduh tanpa harus memiliki Modern Warfare sama sekali, Activision menawarkan sebuah game “bebas resiko” yang memungkinkan semua gamer yang penasaran untuk terjun masuk. Satu-satunya yang harus Anda korbankan mungkin hanya kuota internet dan kesabaran menanti unduhan mengingat ukurannya yang terhitung besar.