Review Call of Duty – Warzone: Serupa Tapi Tak Sama!
Plunder – Saatnya Menjadi Mata Duitan
Selain mode battle-royale yang ia usung, Warzone juga menawarkan mode lain bernama Plunder yang sebenarnya berbagi basis yang sama. Ia juga memuat Verdansk sebagai peta utama, ia tetap memuat pertempuran hingga 150 orang dalam format trio, dan juga hadir dengan sistem jatuh menggunakan pesawat yang alih-alih wingsuit seperti Black Ops 4, kini meminta Anda menggunakan parasut untuk melakukan navigasi ke lokasi yang Anda inginkan. Tentu saja, Plunder bukanlah sekedar “modifikasi” mode battle-royale Warzone yang sekedar berbeda satu atau dua elemen saja. Menggunakan basis yang sama, Activision berhasil membangun mode lain yang lebih “gila” dan “lebih Call of Duty” daripada battle-royale itu sendiri.
Peraturan apa saja yang berbeda di Plunder? Pertama, objektif. Bahwa alih-alih bertahan hidup menjadi yang terakhir, tim yang berhasil mengumpulkan “Cash” paling banyak-lah yang akan keluar sebagai pemenang. Kedua? Tidak ada lingkaran area yang mengecil ala battle-royale. Keseluruhan peta adalah lokasi yang bisa terus Anda eksplorasi dan mainkan dengan batas waktu yang kini jadi pemutus mode. Ketiga? Tidak ada kebutuhan proses looting di sini. Setiap user akan jatuh ke dalam peta menggunakan Loadout mereka masing-masing, yang tentu saja efektivitasnya bergantung pada seberapa jauh progress mereka di mode multiplayer yang lain. Keempat? Tidak ada batasan jumlah respawn di sini. Gamer yang sudah tewas hanya perlu menunggu waktu cooldown sekitar 20 detik, sebelum bisa terjun kembali ke arena, berulang dan berulang, hingga waktu habis.
Maka seperti yang bisa Anda prediksi, dengan peraturan yang jauh berbeda dengan mode battle-royale ini, Plunder menjadi mode yang terasa serupa tetapi tidak sama. Ada cita rasa yang jauh lebih chaotic di mode ini, mengingat gamer punya resiko yang minim untuk tampil lebih agresif dengan sistem respawn tidak terbatas yang ia usung. Mengingat akses peta juga selalu terbuka dari awal hingga akhir, menjadi strategi yang rasional juga bagi sebuah tim alih-alih berkumpul di satu area, justru berpencar dalam radius jauh untuk menemukan “Cash” sebanyak mungkin yang bisa jadi, berkontribusi pada kemenangan. Sensasinya memang berbeda.
Lantas, apa itu Plunder? Cara terbaik untuk menjelaskannya secara sederhana adalah menyamaratakannya dengan sistem Dark Zone di The Division. Tujuan utama Anda memang mengumpulkan sebanyak mungkin Cash di sini, yang selain didapatkan dari proses eksplorasi dan menyelesaikan Contracts yang Anda temukan, juga bisa Anda dapatkan dengan membunuh player lain yang kebetulan juga membawa Cash. Namun mengumpulkan Cash tidak akan menjadi “Akhir” misi Anda.
Karena satu-satunya cara agar Cash Anda bisa berakhir aman adalah ketika Anda berhasil meng-extract uang tersebut keluar dari arena pertempuran. Verdansk kini diisi dengan beberapa lokasi pemanggilan helikopter untuk proses ekstraksi uang tersebut, yang seperti halnya Dark Zone di The Division, akan menimbulkan notifikasi dan perubahan ikon untuk mengindikasikan kepada tim-tim yang lain bahwa proses ini tengah berjalan. Jika Anda tewas pada saat memegang sejumlah cash sebelum berhasil diekstraksi, Anda akan kehilangan setengah darinya langsung, yang tentu saja beresiko dicuri oleh player lain yang berhasil menghabisi Anda. Anda kini punya opsi untuk mengumpulkan lebih dulu sebanyak mungkin Cash yang bisa Anda dapatkan dan melakukan ekstraksi setelahnya atau berstrategi dengan meningkatkan frekuensi ekstraksi dengan jumlah Cash kecil untuk memperkecil resiko yang ada.
Opsi lain yang jauh lebih aman adalah menggunakan item “Balon Udara” yang bisa Anda letakkan untuk memicu proses ekstraksi yang lebih minim resiko. Namun seperti halnya item-item di mode battle-royale, eksistensi item balon ini tentu saja didasarkan pada sistem RNG yang tidak akan pernah reliable untuk dijadikan sebagai strategi. Ia sangat bergantung pada keberuntungan. Sementara untuk opsi mengumpulkan Cash, Plunder juga akan memberikan notifikasi yang jelas soal lokasi tim-tim dalam posisi tiga besar yang tengah mengantongi Cash besar di peta untuk Anda buru dan kejar. Jika Anda cukup percaya diri atau Anda berada dalam posisi minim resiko untuk bertempur (saat tidak membawa Cash sama sekali misalnya), Anda bisa menguji peruntungan Anda.
Dengan sistem yang berbeda ini, Activision memang berhasil membuat mode Plunder ini terasa berbeda dengan mode battle-royale yang juga ia usung. Anda yang menginginkan cita rasa COD yang lebih kental lewat chaos dan cepatnya ritme pertempuran yang ada bisa mengandalkan Plunder. Sementara Anda yang menginginkan cita rasa battle-royale lebih klasik selalu bisa memilih satu modenya lagi, yang bahkan dibandingkan dengan game battle-royale, tetap memiliki keunikannya sendiri.
Kesimpulan
Maka dengan semua fitur baru yang ia tawarkan, Call of Duty: Warzone berhasil tampil sebagai sebuah game battle-royale yang tidak hanya solid saja, tetapi juga memesona. Bahwa kombinasi fitur-fitur ekstra ini dan beragam penyederhanaan yang ia usung berhasil membuat Warzone tampil sebagai game battle-royale yang lugas, tanpa banyak basa-basi, tetapi di sisi lain, terasa unik dan berbeda dibandingkan dengan game kompetitor lain yang bermain di genre serupa. Arena pertempuran yang luas dari sisi horizontal dan vertikal, kesempatan menggunakan Loadout, sistem Gulag, sistem Cash sebagai resource ekstra untuk mengunci kemenangan, hingga gunplay seru yang selalu jadi basis Call of Duty membuat mode yang satu ini nyaris tidak punya banyak kelemahan yang pantas untuk dibicarakan. Semuanya dipercantik dengan format rilis free to play, yang sepertinya efektif untuk memastikan komunitasnya bertahan lama, selama Activision tidak “tamak” dengan kebijakan-kebijakan monetisasinya di masa depan.
Walaupun, ada setidaknya 2 kekurangan yang pantas untuk dibicarakan seperti yang sempat kami bahas di sesi sebelumnya. Kami cukup menyayangkan bahwa opsi untuk memainkannya dalam format Solo / Duo tidak tersedia sejak awal rilis, walaupun kami yakin jika fans menyuarakan permintaan tersebut keras kepada Activision, hanya tinggal menunggu waktu mode-mode tersebut akan tersedia id masa depan dalma bentuk update. Masalah kedua yang kami bicarakan juga bisa diatasi via update. Benar sekali, kita bicara soal minimnya varian senjata yang muncul dari Supply Crates yang ada, yang seringkali berakhir mengecewakan. Kami tidak lagi bisa menghitung berapa banyak kami menemukan LMG dari peti-peti ini alih-alih varian AR atau SMG dengan level kelangkaan lebih tinggi.
Tetapi sekali lagi, dengan format free to play yang membuat terjun masuknya Anda ke dalam game ini tidak memiliki resiko finansial sama sekali, tidak ada alasan untuk tidak menjajal COD: Warzone ini. Ia tampil sebagai game battle-royale berkualitas tinggi dengan level polish fantastis yang siap untuk menyita waktu Anda di periode yang lama sembari menawarkan pengalaman intens dan memesona yang pantas untuk dipuja-puji. Activision berhasil membuatnya “menggoda”.
Kelebihan
- Fitur dan sistem baru yang membuatnya berbeda dengan game battle-royale yang lain
- Luas peta secara horizontal dan vertikal
- Gunplay COD yang terintegrasi solid
- Plunder menawarkan cita rasa “battle-royale” yang berbeda
- Free to Play
Kekurangan
- Varian senjata minim
- Belum ada opsi Solo / Duo
Cocok untuk gamer: penikmat battle-royale, menginginkan game free to play berkualitas yang memuaskan
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan battle-royale dengan sistem hero ala Apex Legends, tidak punya koneksi internet stabil