JagatPlay: Wawancara dengan Pete Samuels (Supermassive Games)

Reading time:
April 28, 2020
little hope new

Mengetahui apa yang menjadi daya tarik utama game-game mereka dan kemudian membangun sebuah seri antologi yang akan dirilis berkala darinya, apa yang berusaha dilakukan Supermassive Games dengan The Dark Pictures Anthology memang pantas untuk disambut dengan tangan terbuka. Lewat implementasi teknologi visualisasi yang selalu memanjakan mata, mereka juga merangkai cerita dengan akar horror yang kuat sembari memberikan sensasi film thriller masa lampau yang selalu berisikan anak-anak muda dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Pada akhirnya, opsi yang Anda pilih akan menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati di saat itu juga.

Setelah kesuksesan Man of Medan, sang developer – Supermassive Games tengah mempersiapkan sang seri kedua – The Dark Pictures: Little Hope yang akan membawa Anda pada lokasi, karakter, dan tentu saja – ancaman supernatural yang baru. Kami sempat diundang Bandai Namco secara online untuk menikmati event keynote digital beberapa waktu lalu, yang juga diikuti dengan presentasi gameplay dan fitur baru seperti apa yang akan ia usung. Dua point penting yang membuat kami cukup penasaran? Tentu saja, perubahan di sistem QTE yang kini akan memberikan lebih banyak waktu untuk merespon dibandingkan Man of Medan serta garis cerita yang sejauh terlihat sepertinya mengusung konsep supernatural yang lebih kuat. Begitu kuatnya, kami sendiri tidak yakin ia akan mampu “dirasionalisasi” ala Man of Medan.

Pete Samuels
Via email, kami berkesempatan untuk mewawancara Pete Samuels – Director The Dark Pictures Anthology dan CEO Supermassive Games.

Di kesempatan yang sama, kami juga diberikan kesempatan untuk melemparkan pertanyaan kepada Pete Samuels – Director Dark Pictures Anthology sekaligus CEO dari Supermassive Games itu sendiri, untuk memuaskan rasa penasaran kami, untuk tidak hanya The Dark Pictures: Little Hope itu sendiri tetapi juga The Dark Pictures Anthology secara keseluruhan. Pertanyaan diajukan via email dan dijawab melalui email juga. Tentu saja, rasa penasaran kami cukup terpuaskan di akhir.

Untuk mempermudah pembaca JagatPlay memahami pertanyaan dan jawaban yang ada, kami akan langsung menerjemahkan keseluruhan konten ini ke dalam bahasa Indonesia. Versi bahasa Inggris juga tersedia di bagian setelahnya.

 

BAHASA INDONESIA

 

JagatPlay: Apakah mungkin bahwa di dalam The Dark Pictures Anthology ini, kita akan menemukan konten dari cerita rakyat atau urban legend yang bersumber dari Asia alih-alih peradaban barat? Mengingat Asia punya banyak sekali cerita horror di dalam mitologi mereka.

Pete Samuels: The Dark Pictures Anthology adalah game horror stand-alone, intens, dan sinematik yang memang mengambil inspirasi dari mitologi dan legenda di dunia nyata. Kami selalu terpukau dengan hal-hal ini dan memang menggunakan mereka sebagai basis dari cerita yang hendak kami sampaikan kepada gamer. Untuk saat ini, kami sudah menentukan dan merencanakan cerita apa yang ingin kami sampaikan dalam 8 buah game The Dark Pictures Anthology. Tentu saja, kami punya cerita yang mengambil beragam lokasi di penjuru dunia.

JagatPlay: Apakah karakter yang duduk di depan Curator, dimana ia bercerita soal event Man of Medan dan Little Hope adalah memang karakter yang nantinya punya garis ceritanya sendiri? Ataukah ia hanya sekedar representasi dari player saja?

Pete Samuels: The Curator berbicara kepada Anda sebagai seorang player karena karakter-karakter yang lain tidak mampu melakukan hal tersebut. Ia akan muncul di setiap game The Dark Pictures Anthology and akan punya arc cerita sendiri. Kami akan pelan tapi pasti, akan membuka tabir misteri siapa sebenarnya Curator and apa arc yang ia usung, seiring dengan lebih banyak The Dark Pictures tersedia di masa depan.

JagatPlay: Apakah Supermassive Games merasa bahwa sebuah cerita horror, terutama dalam lingkup interaktivitas video game, bisa membangun sensasi kecemasan dan horror tanpa harus jatuh dalam konsep “Jump scare”? Ataukah “jump scare” memang sesuatu yang esensial?

Pete Samuels: Jump Scares memang seringkali jadi konten penggugah emosi bagi banyak orang. Kami tahu bahwa banyak orang di luar sana yang suka pada konsep “Jump Scares” dan tidak melihatnya dari kacamata negatif. Tetapi, kami mengerti bahwa ia harus digunakan dengan tepat. Kami justru sering menggunakannya sebagai media untuk melepas ketegangan daripada mengandalkannya sekadar mekanisme untuk menakut-nakuti. Little Hope memang akan punya konten “jump scares”, tetapi kami juga membangun sensasi horror dari atmosfer, audio, lighting, kamera, dll. Kombinasi inilah yang akan menciptakan sensasi horror yang penuh.

JagatPlay: Apakah Dark Pictures adalah sebuah franchise yang berusaha menawarkan penjelasan “rasional” untuk fenomena supernatural seperti yang terjadi di Man of Medan? Ataukah Little Hope akan membuang konsep tersebut dan menggila dengan aspek supernaturalnya?

Pete Samuels: Di semua game kami, kami selalu tertarik untuk melibatkan beragam sub-genre dan kemudian meleburnya. Kami bahkan menghitung ada kurang lebih 39 sub-genre di dalam horror itu sendiri, memberikan begitu banyak opsi untuk kami pilih. Di Man of Medan, kita melebur konsep kapal hantu, elemen perampokan, horror psikologis, dll. Little Hope tidak akan banyak berbeda jika kita bicara soal konsep. Kita menggabungkan anak kecil yang terlihat seram dengan kekuatan sihir, dan juga beberapa sub-genre lain yang tidak bisa kami buka di sini atas nama spoiler.

JagatPlay: Dengan konsol next-gen yang sudah di depan mata, yang akan menawarkan fitur dan teknologi baru, bagaimana kira-kira The Dark Pictures akan tumbuh di platform baru ini? Apakah ini akan berkutat soal visual baru atau jangan-jangan ada teknologi baru yang bisa mempengaruhi sisi gameplay atau aspek penceritaannya?

Pete Samuels: Kami sangat tertarik dengan apa yang bisa ditawarkan oleh konsol generasi selanjtunya. Ia akan memberikan kami kesempatan untuk berinovasi di semua area proses pengembangan game, dari visual, gameplay, dan lebih banyak lagi. Kami tidak sabar lagi untuk berbicara soal hal ini di masa depan.

 

 

BAHASA INGGRIS

JagatPlay: Is there any chance that within Anthology, they will explore a folklore or urban legend that is based on Asian history instead of the western one? Since Asian do have a lot of horror stories within their myth.

Pete Samuels: The Dark Pictures Anthology are intense, stand-alone cinematic horror games that draw inspiration from real world myth or legend. We’re always fascinated by these myths and legends and use them as the basis of the stories we want to tell. We’ve got the first 8 games in the Anthology planned out and we have stories that take place across the world.

JagatPlay: Is the person who sits in front of the Curator, the one whom he tells him/her about the Man of Medan and Little Hope story is actually a character that ties the story? Or is it just a representation of the player itself that won’t give any weight to the story later?

Pete Samuels: The Curator speaks directly to you as the player because the characters are unable to do that. He will appear in every game in the anthology and he actually has a story arc of his own. We will slowly tell you more about the Curator and his arc as we release each game in the Anthology.

JagatPlay: Do Supermassive Games think it’s possible to achieve a horror story with all that anxiety and suspense within the interactivity of a video game without catering at all to jump scare? Or is it something that is considered essential?

Pete Samuels: Jump scares often becomes an emotive subject for people. We know that some people absolutely love jump scares and we certainly don’t consider them a bad thing. However, they need to be used in the right way. We often use them as a release of tension rather than the only mechanism in which to scare. Little Hope will obviously have some jump scares but we also build the horror through atmosphere, audio, lighting, cameras etc – they all join together to create a full horror experience.

JagatPlay: Is The Dark Pictures always trying to offer a “rational explanation” to the supernatural phenomenon like Man of Medan, or Little Hope will ditch that kind of narrative approach and “go ham” with the supernatural aspect?

Pete Samuels: In all our games we like to cover a few sub-genres and mix them up a bit. We counted 39 sub genres of horror, so there lots for us to choose from. In Man of Medan we had ghost ship, elements of home invasion, psychological horror etc. Little Hope is no different in that respect. We have creepy kid mixed with witchcraft and some other sub-genres that could be a bit of a spoiler at this stage!

JagatPlay: With the next-gen console gaming coming, that will offer a new kind of technology and higher performance aspect, how will Dark Pictures grow with the new platform? Is it going to be all about new visuals or the new technology might offer something new and special within the gameplay or story telling aspect?

Pete Samuels: We are really excited about the next generation of consoles. They give us the opportunity to innovate across all areas of game making, from visuals to gameplay and more. We can’t wait to talk more about this in the future.

 

 

The Dark Pictures: Little Hope sendiri rencananya akan dirilis untuk musim panas tahun 2020, masih tanpa tanggal rilis, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Tertarik?

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…
June 12, 2024 - 0

Preview My Lovely Empress: Racun Cinta Raja Racikan Dev. Indonesia!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh My Lovely Empress di…
February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…

PlayStation

September 5, 2024 - 0

Review ASTRO BOT: Game Platformer Terbaik Playstation Sejauh Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Astro Bot ini? Mengapa kami…
August 26, 2024 - 0

Review Black Myth – Wukong: Liar, Nakal, Brutal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Black Myth: Wukong ini? Mengapa…
August 9, 2024 - 0

Review Elden Ring – Shadow of the Erdtree: Tidak Bebas dari Kritik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Elden Ring - Shadow of…
July 17, 2024 - 0

Review Kunitsu-Gami: Antara Suka Atau Benci!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kunitsu-Gami ini? Apa yang membuat…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…