Review Marvel’s Avengers: Avengers, Baku Hantam!

Dua puluh tahun yang lalu dan Anda tidak akan menemukan satupun orang yang akan percaya, bahwa di satu titik di masa depan, mereka akan melihat tumbuhnya kisah-kisah superhero yang dulunya melekat pada predikat “kutu buku” dan pecundang kini menjadi bagian tidak terpisahkan dari budaya pop dalam skala global. Sebagian besar kontribusi memang datang dari keberhasilan Marvel membawa kisah perjuangan para Avengers melawan Thanos yang disebar dalam kisah 10 tahun dengan begitu banyak film terpisah, yang juga berhasil membawa aktor-aktor ternama di dalamnya. Di tengah rasa haus untuk konten seperti ini, Crystal Dynamics dan Square Enix berusaha mengunci momentum mereka dengan game yang cukup diantisipasi – Marvel’s Avengers.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sepertinya sudah mendapatkan sedikit gambaran soal apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Marvel’s Avengers. Jauh lebih baik dari masa beta yang sempat ia sajikan di beragam platform, yang menawarkan pengalaman bermain cukup kasar, versi final Marvel’s Avengers berhasil menghadirkan bentuk game GaaS yang di pondasinya, sebenarnya cukup menggoda. Ada beberapa hal yang berhasil ia eksekusi manis dan menghadirkan impresi positif di awal, dari mode single-player yang kuat hingga perhatian pada detail yang membuat sensasi bermain tiap hero berhasil tampil unik dan berbeda. Tetapi di sisi lain, ia juga hadir dengan beberapa masalah lain yang pantas untuk dibicarakan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Marvel’s Avengers ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang berfokus pada aksi baku hantam? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Avengers, Bercerita!

Seperti nama yang ia usung, Marvel’s Avengers tentu saja bercerita soal tim Avengers itu sendiri, yang di game ini tidak memiliki hubungan dengan komik ataupun Marvel Cinemated Universe yang notabene lebih populer. Ia datang dengan cerita original yang berdiri sendiri tanpa keharusan untuk menikmati media yang lain. Yang Anda butuhkan untuk menikmatinya hanyalah pengetahuan dasar apa itu Avengers dan siapa saja karakter yang mengisinya, mengingat tidak seperti sang versi layar lebar yang notabene melepas film khusus untuk masing-masing karakter ini, Crystal Dynamics langsung menawarkan kisah dimana mereka sudah berkolaborasi sebagai Avengers.
Kisah Avengers bermulai dari A-Day, sebuah hari istimewa untuk para Avengers yang hendak merayakan lahirnya Helicarrier terbaru mereka bernama “The Chimera” yang kali ini, akan ditenagai oleh sumber tenaga baru bernama Kristal Terrigen. Namun seperti yang bisa diprediksi, hari yang seharusnya damai ini ternyata berujung jadi bencana besar. The Chimera diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Taskmaster, menimbulkan kehancuran yang masif, berujung pada begitu banyak korban harta dan jiwa yang begitu besar, termasuk Captain America sendiri. Namun konsekuensi ini tidak berhenti sampai di sana.


Kehancuran The Chimera yang ditenagai Kristal Terrigen ternyata menghasilkan efek samping bernama Kabut Terrigen. Mereka yang terpapar kabut ini kemudian mulai memperlihatkan simtom kemampuan super yang berbeda satu sama lain, dari yang mampu menghasilkan dan melemparkan api, menghasilkan klon, hingga kekuatan fisik jauh di atas manusia yang seharusnya. Kelompok manusia ini disebut sebagai “Inhumans”. Dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran dan masalah yang terjadi, Avengers pun tidak lagi beroperasi, tersebar, dan berujung menghilang. Di tengah lowongnya posisi mereka, sebuah perusahaan teknologi bernama AIM di bawah pimpinan George Tarleton mengemuka. Melindungi kota dengan robot super cerdas, AIM juga berjanji akan menemukan penyembuh untuk membuat para Inhumans kembali menjadi manusia.
Anda akan menikmati sebagian besar kisah Marvel’s Avengers dari kacamata seorang Kamala Khan – seorang fans Avengers yang juga, seorang Inhumans. Menemukan sebuah rekaman video super rahasia dari AIM yang mengindikasikan bahwa kematian Captain America di A-Day bukanlah sekadar “kecelakaan” belaka, Kamala kini berujung diburu. Di tengah kondisi pelik ini, dengan tidak ada lagi solusi lebih rasional, ia ingin berbagi informasi penting yang ia dapatkan dengan para anggota Avengers yang keberadaannya misterius. Pelan tapi pasti, Kamala berupaya untuk membuat tim superhero ini kembali relevan sembari membongkar rencana jahat yang tengah ditempuh oleh AIM.


Lantas, rencana jahat seperti apa yang sebenarnya tengah ditempuh oleh AIM? Mampukah Kamala mengumpulkan kembali para Avengers? Musuh di balik layar mana yang tengah menunggu mereka? Anda tentu saja harus memainkan Marvel’s Avengers untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.