JagatPlay: Game of the Year 2020

Tidak terasa, kita sudah hampir melewati 365 hari yang terhitung fenomenal untuk industri game tahun ini. Terasa lebih istimewa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2020 memang pantas untuk menyandang predikat sebagai salah satu tahun terbaik yang pernah dimiliki oleh industri game di luar masalah pandemi yang memang menghantui dan mempengaruhi industri yang kita cintai ini.
Bagaimana tidak? Selama kurun waktu 12 bulan ini, gamer tidak hanya dihidangkan dengan segudang franchise anyar yang baru hendak membangun popularitas, tetapi juga seri-seri terbaru dari franchise raksasa yang sudah begitu diantisipasi. Apalagi dengan beberapa nama yang berhasil tampil begitu memukau, terutama dari sisi keberanian mengambil resiko dan perhatian pada detail yang ada. Tidak perlu diragukan lagi, tahun ini adalah salah satu tahun terlengkap dan termanis untuk para gamer sebagai sebuah komunitas. Lantas, siapa yang pantas menyandang gelar sebagai yang terbaik? Berikut adalah pilihan kami.
Untuk membuat penilaian yang lebih objektif dan adil, JagatPlay akan membaginya ke dalam berbagai kategori yang didasarkan pada genre dan berbagai elemen dasar yang membentuk sebuah game. Kami juga menyertakan alasan pemilihan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengapa game-game ini berhasil memenangkan setiap kategori yang ada.
Pemilihan pemenang tentu saja didasarkan pada game-game yang pernah kami jajal secara langsung, baik yang sempat kami review maupun tidak sempat kami luncurkan dalam bentuk review. Satu yang pasti, semua game yang masuk ke dalam list pemenang ini memang berhasil meninggalkan kesan yang kuat dan pengalaman unik tersendiri. Bagi Anda, ini bisa menjadi list “must play”, apalagi bagi Anda yang bahkan belum pernah mendengar nama tersebut sebelumnya.
Jadi game apa saja yang masuk dalam kategori JagatPlay’s Best Games of 2020 ini? Here we go:
Best Console Exclusive: The Last of Us Part II

Ketika artikel penghargaan tahunan ini dirilis, Playstation 4 sudah berusia hampir 7 tahun lamanya untuk versi dasar yang tersedia sejak tahun 2013 silam. Untuk sebuah konsol yang menggunakan processor “mobile” dengan performa jeroan yang nyaris tidak lagi relevan, Naughty Dog membangun sebuah game yang fantastis di atasnya. Sebuah game yang tidak hanya tampil memesona dari sisi presentasi, baik visual ataupun audio saja, tetapi juga membawa tema cerita cukup berat soal kebencian, yang uniknya – juga merefleksikan ragam respon pedas yang harus ia hadapi sejak konten cerita yang diusung bocor di pasaran. Kesemuanya dibangun di atas sensasi aksi, terutama konsep survival dan sensasi guna senjata yang kian menyempurna di seri pertamanya. The Last of Us Part II menjadi seri eksklusif yang tidak hanya tampil fantastis sebagai game action saja, tetapi juga sebuah demo teknologi kemampuan Playstation 4 yang ternyata, masih punya ruang performa untuk diperas saat berada di tangan yang tepat.
Best Remake: Final Fantasy VII Remake

Square Enix dan para fans yang tumbuh besar dengan seri ini sepertinya paham akan satu hal – bahwa ambisi untuk aksi remake Final Fantasy VII adalah tugas yang nyaris mustahil. Bahwa terlepas dari ragam usaha modernisasi yang mungkin hendak mereka dorong, mustahil seri ini akan bisa menarik minat gamer veteran dan gamer pendatang baru di saat yang sama. Namun hasilnya? Justru sebuah pencapaian! Aksi Remake ini berhasil menghadirkan semua hal yang membuat seri Final Fantasy VII original begitu dicintai, setia namun tetap melewati proses modernisasi yang seharusnya – seperti soal desain karakter dan gameplay misalnya, sembari menyuntikkan beberapa hal baru yang memperkaya pengalaman yang tidak ada di seri originalnya. Pesona remake dari Final Fantasy VII tumbuh lebih dari sekedar visualisasi saja.
Best Multiplayer: Fall Guys – Ultimate Knockout

Bayangkan sebuah game multiplayer yang tidak banyak mengandung elemen kekerasa, tanpa senjata ataupun darah, tanpa kesempatan untuk mengekspresikan sumpah serapah di dalam game, bisa tumbuh menjadi sebuah produk yang sukses? Keberhasilan inilah yang berhasil diraih Mediatonic lewat Fall Guys: Ultimate Knockout yang berhasil tumbuh jadi fenomena di tahun 2020 ini. Tampil bak acara “Benteng Takeshi” di masa lalu, bersaing untuk menjadi yang terakhir bertahan hidup lewat segudang permainan-permainan kecil yang siap menguji koordinasi mata-tangan sekaligus otak, ia meninggalkan keseruan yang unik. Bagi industri game yang sudah dipenuhi dengan begitu banyak game battle-royale yang sebenarnya mengusung konsep soal sistem bertahan hidup serupa, Fall Guys memperkaya khazanah genre ini. Setelah sedikit masalah server di awal rilis karena ledakan antusiasme yang tidak terprediksi, Fall Guys kini hadir dengan server cukup stabil dan frekuensi update konten berkala yang lebih tinggi.