Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Reading time:
September 21, 2022

Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa

Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 178
Bukan hanya seri Xenoblade Chronicles terbaik, ia juga memosisikan diri sebagai salah satu JRPG terbaik yang pernah kami coba.

Memberikan predikat sebuah game tidak hanya sebagai salah satu pengalaman JRPG terbaik yang kami nikmati tahun ini, tetapi juga salah satu yang terbaik sepanjang masa tentu saja tidak main-main. Sub-judul di atas berarti secara otomatis menempatkan Xenoblade Chronicles 3 ke dalam list salah satu JRPG terbaik yang pernah kami cicipi bersama dengan Suikoden II dan Final Fantasy X di posisi yang setara. Ini tentu saja memancing banyak pertanyaan, apa yang membuatnya begitu istimewa?

Seiring dengan progress permainan, sulit rasanya untuk tidak merasakan dan menyamaratakan pengalaman yang ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3 dengan beberapa sensasi JRPG lawas di masa lampau, terutama dari sisi cerita. Sebuah pengalaman yang harus diakui semakin jarang didapatkan mengingat banyak game RPG dan JRPG saat ini jatuh dalam pace cerita dan kualitas cerita yang generic. Iya, ini memang masih soal menyelamatkan dunia dengan kekuatan pertemanan. Namun yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3 adalah kenikmatan berproses menuju tujuan tersebut, bukan hanya sekadar tujuan saja.

Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 109
Mencicipi game ini seolah membawa kembali sensasi JRPG lawas nan epik yang kian sulit ditemukan.
Xenoblade Chronicles part 2 jagatplay 36
Setiap karakter diberi kesempatan “bersinar”, tidak hanya sang dua karakter utama.

Kita bicara dari elemen seperti cerita. Bukan hanya ia mampu datang dengan misteri yang siap untuk membuat Anda penasaran dari awal hingga akhir yang notabene bisa menuntut dari waktu permainan 70-100 lebih jam, tetapi juga caranya menangani kisah untuk para karakter yang ada. Bahwa Xenoblade Chronicles 3 memastikan setiap karakter yang ikut bergabung dalam party, bukan hanya Noah dan Mio saja, memiliki cerita latar belakang,konflik, hingga resolusi mereka sendiri. Mereka adalah karakter yang diposisikan sama pentingnya dengan dua protagonis utama tersebut dan bahkan di beberapa titik, berhasil memicu respon emosional yang sama efektifnya. Melihat perhatian ekstra untuk memastikan tiap karakter punya ruang cerita mereka sendiri ini mengingatkan kami pada banyak JRPG lawas, seperti Final Fantasy VI misalnya.

Kemudian momen-momen ikonik atau emosional tersebut berujung dibungkus dengan sisi presentasi yang fantastis. Kita tak hanya bicara musik yang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding saja, tetapi juga kualitas cut-scene super dramatis yang lahir bak episode “sakuga” dari anime action terfavorit Anda. Sisi aksi hadir dalam sekuens cut-scene yang begitu mengalir, begitu epik, begitu emosional di saat yang sama. Ia tidak selalu harus berakhir menjadi cut-scene yang heboh dengan aksi pertarungan para Ouroboros saja misalnya, tetapi juga momen-momen tenang dan emosional yang memberikan highlight tersendiri pada kondisi emosi internal atau konflik yang harus dilewati oleh karakter yang ada.

Ini semua berputar pada cerita yang jika ditelaah lebih jauh, memang terhitung cukup gelap. Kita bicara soal pertempuran abadi antara dua pihak yang didasari oleh sesuatu yang bahkan tidak dimengerti oleh mereka yang mengorbankan nyawa di lini depan. Fakta bahwa mereka semua adalah prajurit anak-anak di awal dan mereka hanya hidup selama 10 tahun memberikan implikasi yang jelas bahwa setiap dari karakter utama yang Anda gunakan tidak lah berfungsi selayaknya manusia. Mereka tidak mengenal cinta, mengenal apa itu menua, mengenal hal seperti hubungan seks misanya, atau memahami soal konsep keluarga. Mereka eksis untuk berperang, berharap tak mati di tengah proses tersebut selama 10 tahun ke depan, sebelum menghilang tanpa bekas terlepas dari apapun yang sudah mereka capai.

Semua kombinasi ini kemudian juga disempurnakan dengan desain misi sampingan yang juga untungnya, tidak berakhir seperti Xenoblade Chronicles 2 yang penuh dengan daftar kerjaan yang menjemukan. Hampir sebagian besar misi sampingan yang bisa Anda selesaikan di seri ketiga ini datang dengan cerita yang lumayan solid alih-alih sekedar daftar item yang harus Anda kumpulkan atau serahkan. Ia juga memosisikan beberapa misi sampingan lebih penting yang berkaitan dengan karakter di luar Noah atau Mio, atau beberapa karakter Heroes yang juga datang dengan cut-scene berbeda di dalamnya. Misi sampingan yang seperti ini biasanya berjalan lebih panjang, datang dengan pertarungan boss tersendiri, dan menawarkan reward yang menggoda untuk dikejar. Yang pasti, ia memperkaya cerita yang sudah ada. Satu-satunya keluhan mungkin jumlah yang ia tawarkan, yang bisa saja terus bertambah seiring dengan progress yang ada hingga terasa mustahil untuk diselesaikan semuanya.

Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 183
Para Heroes pun akan Anda temui dan rekrut dengan cerita terpisah, yang siap melahirkan lebih banyak misi sampingan setelahnya.

Apresiasi tambahan yang kian mengukuhkan predikatnya sebagai salah satu JRPG terbaik yang pernah kami jajal juga datang dari sistem Colony yang ia bawa, yang ternyata tidak sekadar mengemuka dari sisi cerita saja. Pertempuran antara Keves dan Agnus memang melahirkan koloni-koloni kecil ini sebagai garde pertempuran terdepan, yang di sisi cerita, memang dilindungi dan dikendalikan oleh satu pihak misterius yang jawabannya akan bisa Anda temukan saat memainkan game ini.

Ternyata oh ternyata, eksistensi koloni-koloni yang bisa Anda bebaskan ini ternyata bukanlah sekadar pemanis di sisi cerita saja. Monolith berhasil menyulap aksi pembebasan koloni ini menjadi sejenis aktivitas sampingan yang bisa Anda lakukan, yang biasanya selalu ditutup dengan pertarungan boss yang solid. Menariknya lagi? Anda juga berkesempatan untuk menyelami dan memahami bagaimana setiap koloni ini hadir dengan kultur dan moral yang berbeda satu sama lain. Ada yang eksis dengan niat juang dan nilai kompetitif tinggi, ada yang legowo dan siap mati demi perang, ada yang berhasil menghindari konflik, ada pula yang sudah berujung luluh lantak. Menyibukkan diri dengan misi-misi berbasis koloni ini biasanya akan membuka lebih banyak Heroes untuk Anda ajak bergabung dalam party, yang tentu saja akan diikuti dengan lebih banyak misi sampingan setelahnya. Selain itu, Anda juga bisa mempererat hubungan Anda dengan para koloni lewat sistem transaksi quest yang kemudian akan memberikan Anda lebih banyak buff, terutama saat eksplorasi.

Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 173
Koloni yang punya porsi penting dalam cerita berujung diaplikasikan juga dalam gameplay sebagai konten yang bisa dikejar.
Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 199
Hubungan dengan koloni yang kian menguat juga akan memberikan reward tersendiri.

Maka semua kombinasi ini membuat Xenoblade Chronicles 3 berujung terasa berhak menyandang predikat yang kami sematkan di bagian judul di atas. Ia datang dengan cerita menarik, cut-scene fantastis, musik yang keren, cerita dengan tema gelap, sistem misi sampingan yang kini punya cerita alih-alih hanya tugas, cerita yang juga memberikan kesempatan bagi tiap karakter untuk bersinar, hingga hal sekecil sistem pembebasan dan bangun hubungan antar koloni yang berujung menjadi aktivitas ekstra yang menarik. Belum cukup? Ia juga datang dengan cerita penuh romansa yang pantas untuk diacungi jempol pula. Masih belum cukup? Ada beberapa mekanik yang baru akan terbuka ketika Anda sudah memasuki puluhan jam permainan. Kombinasi ini cukup untuk membuat kami sempat tidak rela menyelesaikan game ini pada saat pertarungan melawanboss terakhir tak terelakkan lagi dan memilih untuk berjalan-jalan mengeksplorasi dunianya yang begitu luas.

Kesimpulan

Xenoblade Chronicles part 2 jagatplay 59
Xenoblade Chronicles 3 tetaplah sebuah game JRPG yang melebihi apa yang kami harapkan di awal. Monolith tidak hanya berhasil meracik sebuah seri Xenoblade Chronicles terbaik sejauh ini baik dari sisi gameplay, cerita, ataupun presentasi, tetapi sebuah pengalaman JRPG epik yang seolah sudah lama tak ditawarkan lagi game-game RPG Jepang modern. Sebuah game yang akan membuatnya pantas masuk ke dalam golongan yang terbaik di antara yang terbaik.

Mencicipi, menikmati, dan menyelesaikan Xenoblade Chronicles 3 memang menghasilkan begitu banyak apresiasi terhadapnya. Apresiasi bahwa dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya, ia hadir menyempurna. Beragam perubahan dan penambahan fitur dari sekadar penambahan party atau sistem role dan kelas hingga pencapaian teknis yang lebih stabil membuatnya jadi seri terbaik di antara semua seri Xenoblade Chronicles sejauh ini. Lebih mengagumkannya lagi? Akumulasi pengalaman tersebut kemudian membantu mengukuhkannya tidak lagi sekadar sebagai seri  Xenoblade Chronicles terbaik sejauh ini, tetapi juga pantas untuk dinobatkan sebagai salah satu pengalaman JRPG terbaik sepanjang masa. Ia seolah datang memenuhi sebuah kerinduan untuk pengalaman JRPG lawas yang seolah kian terkikis.

Walaupun ia pantas disejajarkan dengan baris game JRPG terbaik sepanjang masa yang kami sukai sejauh ini, Xenoblade Chronicles 3 tetap bukanlah game JRPG yang sempurna. Secara keseluruhan, ia tetap mengusung sistem pertarungan yang tak bisa menjamin segala sesuatunya berjalan cepat, yang ketika dihadapkan pada pertarungan berturut-turut akan berujung terasa menyita waktu. Bahkan ketika Anda bertarung melawan monster dengan beda 5 level sekalipun dimana Anda lebih kuat, mereka tetap akan terasa tanky dan menyita waktu. Sensasi ini akan semakin diperparah saat Anda melawan boss di cerita utama yang kebetulan berada di level yang sama. Sistem aksesoris yang jumlahnya membludak dengan perbedaan efek yang kecil justru berakhir membingungkan, alih-alih memberikan opsi yang Anda butuhkan. Hasilnya? Kami seringkali tidak berganti aksesoris sama sekali setiap proses otomatisasi equip terjadi setelah pergantian kelas karakter, mempercayakan aspek ini pada apapun yang dipilih oleh komputer. Berita buruknya? Proses otomatisasi ini seringkali tidak menghasilkan aksi equip yang paling optimal.

Namun di luar kekurangan tersebut, Xenoblade Chronicles 3 tetaplah sebuah game JRPG yang melebihi apa yang kami harapkan di awal. Monolith tidak hanya berhasil meracik sebuah seri Xenoblade Chronicles terbaik sejauh ini baik dari sisi gameplay, cerita, ataupun presentasi, tetapi sebuah pengalaman JRPG epik yang seolah sudah lama tak ditawarkan lagi game-game RPG Jepang modern. Sebuah seri yang membuatnya pantas masuk ke dalam golongan yang terbaik di antara yang terbaik.

 

Kelebihan

Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 119
Akan ada banyak cut-scene yang diracik dalam kualitas setara “sakuga” anime-anime terpopuler,

Sistem party 6 orang + 1 Heroes

Sisi teknis kini lebih minim masalah dibandingkan seri Xenoblade sebelumnya

Sistem role dan kelas yang membuat strategi permainan berlapis

Animasi cut-scene yang selalu solid

Musik yang fantastis

Penambahan fungsi Ouroboros yang membuat pertarungan lebih seru

Cerita yang memancing rasa penasaran

Sebagian besar side-mission diracik cukup solid

Sistem hubungan antar koloni yang masing-masing punya keunikan

Punya sisi romansa dalam cerita

Voice acting British yang berujung menjiwai

Pengaitan dengan seri pertama dan kedua dilakukan cukup manis

 

Kekurangan

Xenoblade Chronicles 3 part 1 jagatplay 157
Dibandingkan Pyra yang “menonjol”, desain Noah dan Mio memang harus diakui terhitung generic.

Desain karakter utama – Noah dan Mio agak terasa generic

Musuh selalu terasa tanky dan butuh waktu untuk ditundukkan

Jumlah aksesoris berlebihan yang justru berujung membingungkan

 

Cocok untuk gamer: pencinta seri Xenoblade Chronicles, yang memimpikan game JRPG yang fantastis

Tidak cocok untuk gamer: yang tidak punya banyak waktu luang untuk bermain game, yang tidak sabaran

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…
November 22, 2023 - 0

Menjajal Pre-Alpha RIFTSTORM: Ini Beneran Game Indonesia??!

Aksi jajal demo pre-alpha RIFTSTORM kami membangkitkan rasa optimisme tinggi.
November 17, 2023 - 0

Menjajal DEMO Whisper Mountain Outbreak: Game Multiplayer Lokal Potensial!

Game Indonesia terbaru dari Toge Productions - Whisper Mountain Outbreak…
October 11, 2023 - 0

Menikmati Restoran Honkai Star Rail Jakarta: Si Kereta Bintang Akhirnya Tiba!

Restoran Honkai Star Rail akhirnya tiba di Jakarta! Bagaimana suasananya?

PlayStation

November 23, 2023 - 0

Review Tales of Arise – Beyond The Dawn: Potensi yang Tak Digali!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Tales of Arise - Beyond…
November 13, 2023 - 0

Review Like a Dragon Gaiden: Seperti Sebuah Mimpi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon Gaiden: The…
November 8, 2023 - 0

Review Alan Wake 2: Game Supernatural Super!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Alan Wake 2 ini? Mengapa…
November 6, 2023 - 0

Review Call of Duty – Modern Warfare III (Campaign): Jelas Semakin Malas!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign Call of Duty…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…