Review Assassin’s Creed IV – Black Flag: Game Bajak Laut Terbaik!
Dramatis lewat Dunia yang Dinamis

Bayangkan betapa membosankannya Karibia dan AC IV: Black Flag secara keseluruhan, jika yang Anda temukan hanyalah sebuah dunia penuh sinar matahari yang tenang selama menjelajahinya. Untungnya, teknologi yang diterapkan Ubisoft untuk memastikan Black Flag tampil sebagai proyek next-gen yang menarik untuk diikuti tidak hanya sekedar berkisar visualisasi atau dunia yang lebih luas untuk dieksplorasi. Penambahan fitur dinamis yang diusungnya benar-benar membuat Black Flag terasa jauh lebih menyegarkan dan tentu saja memesona, di saat yang sama. Terlihat sederhana memang, namun dunia yang dinamis ini menjadi salah satu kunci keberhasilan Black Flag menghadirkan pengalaman dramatis.


Sebuah dunia yang tidak lagi terpaku pada skenario yang tengah Anda jalankan, Black Flag kini hadir dengan fitur siang-malam untuk memberikan kesan dan pengalaman eksplorasi yang berbeda, tidak hanya di darat tetapi juga laut. Namun bukan pergantian tugas matahari – bulan yang membuatnya pantas untuk dipuja-puji, tetapi fakta bahwa mereka akhirnya menyuntikkan konsep pergerakan yang serupa untuk cuaca. Seperti dunia open-world sekelas GTA, misalnya, cuaca di Black Flag juga dapat berubah secara acak. Hal ini mungkin terasa biasa saja ketika Anda tengah berada di pulau dan terlibat dalam aksi Anda sebagai seorang Assassin. Namun begitu Anda merasakan efek perubahan ini ketika Anda tengah berlayar? Tidak ada yang lebih dramatis selain melihat hujan dan angin besar yang terus menggulung laut dan mempersulit setiap manuver kapal yang Anda butuhkan. Angin topan yang turun dari awan membentuk pusaran yang bisa menyedot dan menghancurkan kapal Anda dengan mudah, atau bagaimana Anda harus bergerak memecah ombak supaya memastikan Jackdaw selamat dari cuaca ekstrim ini. Memadukan semua pengalaman ini dengan situasi dimana Anda tengah bertempur hebat dengan kapal besar dari sisi musuh? Epic! Hal ini kian disempurnakan dengan salah satu phsyics gerak air laut terbaik yang pernah kami nikmati di industri game.
Hint untuk Assassin’s Creed Selanjutnya?
*Might Contain Spoilers – Proceed With Caution*

Timur Tengah, Italia, Revolusi Amerika, dan akhirnya – Karibia, apalagi yang akan dipersiapkan Ubisoft untuk AC tahun depan? Kebudayaan apalagi yang akan mereka jual sebagai pesona utama? Pertanyaan ini selalu menjadi misteri setiap kali sebuah seri terbaru AC diluncurkan. Beragam spekulasi dan harapan gamer mengemuka, namun Ubisoft selalu berhasil tutup mulut dan baru membuka tabir misteri ini hanya pada saat pengumuman resmi diluncurkan. Namun di AC IV: Black Flag, kita mendapatkan hint yang cukup jelas. Seri AC baru seperti apa yang pantas untuk kita antisipasi?
Masa modern memang masih menjadi bagian penting dari Black Flag. Namun tidak lagi harus berperan sebagai Desmond, Abstergo kini memiliki teknologi yang memungkinkan orang lain untuk mengakses memorinya via Animus. Berperan sebagai karyawan baru Abstergo yang memang ditugaskan untuk menjalani hidup sebagai Edward Kenway dan mencari tahu tata letak Observatory di dunia modern, Anda dihadapkan pada sebuah “sudut pandang” Abstergo yang baru. Sebagai pegawai Abstergo, Anda memiliki akses ke beragam email rahasia yang bertebaran di perusahaan raksasa yang memiliki asosiasi kuat dengan para Templar ini. Salah satu email yang membahas garis keturunan Desmond yang masih menjadi subjek memori utama menjadi hint untuk seri AC selanjutnya.


Seperti di screenshot yang terlihat, email ini menjelaskan silsilah keturunan Desmond dan kebudayaan apa saja yang pernah menjadi bagian dari sosok yang satu ini. Dari garis keturunan sang ayah, Abstergo menemukan jejak kebudayaan Italia, Ottoman, Amerika Serikat, dan New England di dalamnya. Sementara dari garis keturunan sang ibu, memori Desmond memuat kebudayaan Timur Tengah, Mesir, Jepang, Perancis, Taiwan, dan Pantai Pasifik Amerika. Di email ini juga, event spesifik masing-masing kebudayan tertulis: Renaissance, Ashikaga Shogunate, Revolusi Perancis, hingga Summer of Love. Email juga ini memuat beberapa artwork fans dan official Ubisoft yang menggambarkan seperti apa kebudayaan tersebut.
Dan untuk pertama kalinya, sesuai dengan mimpi yang selama ini kami bangun, potensi untuk melihat Assassin’s Creed dari zaman klasik Jepang terbuka lebar. Hell do Ubisoft, we want it!