JagatPlay NgeRacau: Ori VS Bajakan!

Reading time:
August 19, 2014

Butuh Perjuangan

You rack disciprine!!
You rack disciprine!!

Satu hal yang sebenarnya dibenci oleh gamer original dari para gamer bajakan adalah perubahan mental dari kondisi terpaksa menjadi sebuah pilihan yang dilakukan secara sadar untuk memilih game bajakan. Para gamer bajakan mulai kehilangan semangat untuk bekerja lebih keras dan melakukan ekstra usaha untuk mencicipi dan membeli game-game original, sekecil apapun. Sebagai contoh? Menabung. Dengan status sebagai pelajar dan dari keluarga dengan ekonomi yang terbatas, uang tabungan per bulan agan mungkin tidak akan bisa digunakan untuk membeli satu game original AAA yang berada di kisaran harga 500-600 Ribu Rupiah. Sesuatu yang sangat dimaklumi jika pada akhirnya beralih ke pasar bajakan. Walaupun demikian, jadi enggak bisa ditoleransi kalau mental yang sama juga ditujukan untuk sebuah game indie atau masa diskon yang bisa menurunkan harga games sampai di kisaran 50-150 ribu Rupiah. Enggak bisa menabung sampai sebanyak itu? Hampir enggak mungkin. Jangan sampai terlalu enak mencicipi game bajakan, lupa bahwa ada kewajiban untuk paling enggak buat beli 1-2 game original yang terjangkau, untuk paling enggak memberikan kontribusi.

Internet Bukan Alasan

The nightmare..
The nightmare..

Salah satu alternatif paling keren buat nyicipin game ori yang murah sekarang adalah berkiblat dengan arah digital, sebagai contoh, Steam. Karena kagak perlu ngerilis game dalam bentuk fisik yang notabene makan biaya produksi dan distribusi, publisher bisa ngerilis game dalam harga yang lebih bersahabat, atau cepat nurunin harga ketika masa diskon datang. Itu udah alternatif paling keren. Tapi pas ditawarin opsi ini? Banyak gamer yang ngeluarin satu alasan canggih yang lain, “Kuota internet gua gak bakal bisa buat download via Steam. Jatuhnya lebih mahal”. Padahal, bukan ini yang jadi target utama. Kalau mau berniat sebenarnya, alternatifnya adalah “Beli game Originalnya – masukin ke Library – berkontribusi”. Selama udah beli game originalnya, dan kalau internet masih jadi masalah yang kagak bisa diselesaiin, selalu ada opsi buat beli game bajakan fisiknya. Dan lu punya alasan yang valid buat main bajakan, selama lu udah beli game originalnya. Itupun kalau yang jadi masalah utama, memang koneksi internet.

Yang Kita Butuhin? Peralihan.

Yang kita butuhkan adalah proses peralihan, Tidak harus instan, tetapi setidaknya memperlihatkan progress menuju ke penggunaan game original.
Yang kita butuhkan adalah proses peralihan, Tidak harus instan, tetapi setidaknya memperlihatkan progress menuju ke penggunaan game original.

Jadi gimana posisi JagatPlay memandang masalah perseteruan antara gaming dengan bajakan versus ori? Kita pribadi menolak untuk melihat masalah ini seperti lembaran hitam putih yang enggak punya wilayah abu-abu sama sekali. Pembajakan video game di Indonesia muncul dari beragam latar belakang masalah yang kompleks dan beragam, yang harus diakuin, beberapa di antaranya memang bisa dimaklumin dan dimengerti, terutama karena keterbatasan di beberapa sektor kehidupan. Lagipula, sebagia dari kita yang ngebaca tulisan ini juga ngenal video game dari pembajakan. Gua pribadi masih inget gimana bokap pertama kali bawa NES pulang dan bawaiin catridge 1001 in 1 yang isinya macem-macem, yang udah pasti produk bajakan. Gua masih ingat gua ketemu “surga” game PS 1 waktu di salah satu toko di daerah dan kagum luar biasa kalau ini konsol punya “harga kaset” yang terjangkau banget. Bajakan ngenalin gua pribadi dan banyak dari kita ke industri game, dan mungkin berperan sama ke generasi muda yang baru ngenal ini industri saat ini. Dia enggak selalu buruk.

Tapi bukan berarti ini menjadi semacam legitimasi kalau kita bisa seenak jidat untuk terus ngandelin game bajakan, hingga di masa depan. Mindset ini bakalan pelan tapi pasti, ngebunuh industri game itu sendiri. JagatPLay enggak akan pernah ngelihat gamer bajakan sebagai “warga kelas dua”, tetapi sangat menyarankan, untuk mulai melakukan usaha apapun untuk mulai belajar dan beralih ke game original. Enggak harus cepat, sangat dimengerti kalau semuanya butuh proses. Bahkan Indomie yang katanya mie instan pun, butuh 3 menit buat dimasak matang dan dinikmatin. Semuanya butuh proses. Tapi inget, semua proses itu harus DIMULAI baru bisa berakhir. Lakukan dari hal yang sederhana, dari membeli sekedar game indie dan merasakan kebanggaan punya game original di library Steam, atau beli game original seken dari orang lain. Pelan-pelan saja. Yang dibutuhin sekarang adalah keinginan dan tindak nyata untuk mulai berkontribusi, dan enggak cuman sekedar nikmatin. Kita sangat mengerti kok rasa frustrasi yang muncul karena enggak bisa nikmatin game-game baru dengan cepat yang bikin bajakan jadi kelihatan kayak solusi terbaik. Tapi pastiin, semua game bajakan yang dimainin, entar dibeli versi originalnya ketika jatuh harga, apalagi kalau Steam lagi diskon besar-besaran. Inget, enggak harus didownload (biar alasan Internet enggak berlaku lagi), tapi mastiin diri aja berkontribusi.

Sementara buat gamer ori? Public shaming dengan terus ngatain gamer bajakan enggak pernah teruji sebagai metode alternatif buat nge-convert mereka biar lebih peduli terhadap perkembangan industri game sendiri. Akan jauh lebih sehat sebenarnya, kalau yang diperlihatkan adalah dukungan secara penuh, dan fakta bahwa kita semuanya gamer. Sederhana aja, bisa dimulai dari ngasih informasi soal retailer-retailer game fisik dan digital yang bisa diandelin buat dapetin game ori dengan harga lebih murah atau sekedar ngasih tempat jualan game seken yang bisa dipercaya. Ngerasa kalau hanya orang berduit doank yang bisa nikmatin video game justru munculin kelompok elitist yang kelihatan kayak orang-orang enggak peka, orang-orang yang enggak bisa ngerti kalau enggak semua kelompok gamer itu berangkat dari tatanan ekonomi yang sama. Empati dan edukasi itu yang dibutuhin.

Mau gamer bajakan ataupun ori, kita semua berangkat dari semangat dan ketertarikan yang sama, dan berbagi rasa cinta yang sama dengan industri yang udah nemenin hari-hari kita ini selama bertahun-tahun lamanya. Mau lu ori, mau lu bajakan, kita semua terikat pada air mata yang keluar pas ending Final Fantasy X, kemarahan waktu main Dark Souls, kesenangan waktu lu berhasil nyelesaiin Super Mario Bros, atau kebingungan waktu plot twist Bioshock Infinite terbuka. Kita semua ngerasaiin pengalaman itu, dan jatuh cinta karenanya. Dan itu yang seharusnya jadi sudut pandang terbaik buat ngelihat sesama gamer. Terlepas dari beragam latar belakang yang memosisikan sebagian dari kita yang termasuk beruntung secara ekonomi, dan yang lainnya tidak cukup beruntung. Itu saja.

Gimana dengan agan sendiri, baik gamer ori maupun bajakan? Unek-unek seperti apa yang ingin Anda utarakan, baik sebagai gamer ori ataupun bajakan?

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…
March 19, 2024 - 0

Review Unicorn Overlord: Kuda, Tahta, Wanita!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Unicorn Overlord ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…