JagatPlay: Best Articles of 2015
NgeRacau
Keluar dari Konami, enggak perlu waktu lama sampai Kojima “nemu” kerjaan baru. Bener banget, ia dikonfirmasiin gabung sama Sony. Saking besarnya informasi ini, sampai-sampai petinggi Sony sendiri – Andrew House ngelemparin video menyambut kehadiran Kojima. Kerennya lagi? Ini kasus juga jadi bukti yang luar biasa soal kualitas dan kepemimpinan Kojima sendiri sebagai developer game paling disegani. Kenapa? Karena enggak cuman dia doank yang keluar. Hampir semua staff yang dulu bernaung di bawah bendera Kojima Productions dengan setia ngikutin dia, termasuk beberapa otak MGS V yang lain. Kojima ngeklaim bahwa Kojima Productions sekarang hidup lagi dengan logo baru. Sebuah helm ksatria medieval dengan kesan robot di dalamnya, yang dia bilang, akan ngepresentasiin misi dia yang baru.
Kecewa, itu yang mungkin gua rasaiin ketika ngelihat banyak banget berita di situs berita Indonesia, khususnya dari dunia maya yang semuanya ngabarin soal komentar Menteri Pendidikan kita yang terhormat – Bapak Anies Baswedan terhadap kasus begal yang memang lagi marak di Indonesia. Agak menyedihkan dan menjengkelkan di saat yang sama, mendengar berita kalau Bapak yang satu ini ternyata mutusin buat nyalahin video game sebagai sumber masalah. Bahwa semua tindak kekerasan yang terjadi tanpa rasa manusiawi ini terjadi karena permainan virtual yang kita gemari, untuk sebuah alasan yang tidak kuat.
Kalau dilihat dari rangkaian judul baru yang dirilis tahun lalu, 2014 memang seharusnya jadi salah satu tahun terbaik di industri game. Developer udah mulai berfokus ke konsol generasi terbaru dan imbasnya, game-game yang meluncur hadir dengan visual yang luar biasa cakep. Beberapa publisher juga ngeluarin IP-IP baru mereka yang udah ditunggu cukup lama, dengan klaim di sana sini. Namun sayangnya, enggak sedikit yang akhirnya berujung kekecewaan. Terlepas dari semua dinamika yang terjadi tahun lalu, ada banyak hal yang sebenarnya bisa kita pelajarin di sana. Hal-hal yang seharusnya mulai mempengaruhi sikap kita sebagai gamer, sebagai seorang konsumen yang memang dituntut untuk mulai bersikap dan berpikir lebih pintar.
Buat yang mayan enggak tahu, di Barat, perdebatan soal karakter wanita di video game emang sering banget jadi kontroversi. Kaum feminis yang kabarnya berjuang untuk hak-hak wanita sering banget nge-kritik cara pelaku industri game memperlakukan karakter wanita mereka. Sering banget disebut over-sexualized dan enggak pantas, especially kalau pakaian mereka begitu terbuka atau peran mereka dalam video game sebagai Damsel In Distress – yang cuman nunggu buat diselamatin tanpa bisa ngelakuin apapun. Hal sama juga yang bikin Koei Tecmo, misalnya, mikir panjang buat ngerilis Dead or Alive Xtreme 3 di pasar Barat karena udah pasti jadi sasaran kritik. Hal sama juga yang ngebuat Nintendo lebih milih buat ngehapus kostum bikini di Fatal Frame: Maiden of Black Water waktu sampai di pasar Barat. Fenomena yang unik memang.
Oke, pertama, gua enggak akan bahas kenapa lu mesti pacaran dengan gamer atau justifikasi apa yang membuat cowok/cewek idaman lu ngerasa harus merhatiin lu lebih baik daripada segudang kompetitor lain yang mungkin berebut hati yang sama dan hadir dengan nilai jual yang lebih mantep. Gua juga enggak akan menggeneralisasi sebuah kualitas karakter yang seharusnya unik ke masing-masing manusia dan berpikir seolah yang namanya “Gamer” adalah entitas alien dari dunia luar yang pikiran dan sifatnya terhubung satu sama lain dan gak punya chance buat beda. Kita enggak akan ngebahas itu. Kita akan ngebahas sesuatu yang lebih realistis.
Di atas adalah semua list artikel terbaik JagatPlay dari jumlah visit selama tahun 2015 ini, lengkap dengan tautan untuk masing-masing artikel tersebut. Bagaimana dengan Anda sendiri? Artikel apa yang paling berkesan untuk Anda di tahun 2015 dari JagatPlay?