JagatPlay: 25 Momen Video Gaming Yang Mendefinisikan Satu Dekade (2010 – 2019)
Game Jepang Tuju Barat

Apa kejadian paling menyebalkan yang terjadi di scene-scene gaming masa lampau, terutama di platform generasi sebelumnya? Ketika menemukan bahwa game yang Anda lirik sudah tersedia di pasaran namun berujung tidak bisa dicicipi karena dua hal – region lock dan absennya proses translasi ke bahasa Inggris. Fenomena yang bahkan cukup untuk membuat komunitas fans beberapa game meracik fan-sub versi mereka sendiri dan melepasnya sebagai konten cuma-cuma. Namun untungnya, mimpi buruk ini pelan tapi pasti, mulai terhapuskan. Publisher dan developer Jepang sepertinya mulai mengerti bahwa pasar barat tetap memiliki potensi super menggiurkan dan selalu menyambut game-game Jepang dengan tangan terbuka, bahkan yang punya atmosfer, lelucon, ataupun cerita yang “Jepang sekali”. Pelan tapi pasti, banyak game Jepang yang di masa lalu sempat “eksklusif” untuk region tersebut kini juga tersedia di pasar barat lengkap dengan seri sekuel yang dijanjikan akan tersedia untuk pasar global.
PC Kembali Dilirik

Satu dekade terakhir, 2010 – 2019, juga pantas dirayakan sebagai “tahun keemasan” bagi gamer PC di seluruh dunia. Bukan karena hujan game eksklusif yang pantas diperbincangkan saja, tetapi juga karena posisinya sebagai platform gaming yang kian diakui oleh industri, terutama dari publisher dan developer Jepang. Dengan ratusan juta user yang tergabung di Steam dan muncul sebagai pasar potensial yang siap mendatangkan ekstra uang, banyak game dan franchise “eksklusif” konsol di masa lalu yang akhirnya hijrah ke PC. Kita bicara soal game-game sekelas Bayonetta, Vanquish, hingga Yakuza yang tidak pernah sekalipun terpikirkan akan tersedia di PC, terlepas apakah ia menawarkan port yang berkualitas ataupun tidak. Melihat bagaimana PC kini tumbuh menjadi platform rilis yang tidak bisa lagi diabaikan tentu saja menggembirakan.
The Meme

Mengikuti budaya internet yang mulai menyuarakan beragam pendapat dan reaksi dalam bentuk meme yang “ringan” dan tepat sasaran, industri game juga kebagian fenomena yang sama. Tidak sedikit meme-meme yang lahir dari video game tumbuh, tumbuh, dan berakhir relevan ketika disandingkan dengan permasalahan lain yang lebih serius, seperti kesehatan mental hingga masalah-masalah sosial. Dalam satu dekade terakhir, ada beberapa meme berbasis video game yang masih populer bahkan saat artikel toplist ini ditulis. Salah satunya adalah “Press F to Pay Respect” dari Call of Duty: Advanced Warfare.
Matinya Kinect (2017)

Teknologi baru dan mumpuni tidak serta merta menjadi kepastian bahwa ia akan diterima, diadopsi, dan dipuja-puji. Bahkan ketika sang pemilik teknologi ini berusaha “memaksakan” adopsi ini sebagai perangkat pendukung. Benar sekali, kita bicara soal Kinect – teknologi motion sensor yang tidak hanya membaca gerak tangan saja, tetapi keseluruhan gerak tubuh lengkap dengan detail jari di akhir masa hidupnya. Kinect menjadi alasan mengapa Xbox One dijual di harga lebih tinggi pada saat ia dilepas ke pasaran bersama dengan Playstation 4, dengan harapan menjadi nilai jual ekstra. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Tidak adanya produk yang benar-benar menggoda berbasis Kinect membuatnya terus tumbuh tak ubahnya gimmick yang bisa dikesampingkan begitu saja. Pelan tapi pasti, Kinect kehilangan relevansi terlepas dari teknologi yang harus diakui, memukau.