Review DOOM Eternal: Berdansa Panik di Neraka!
Keberhasilan Bethesda untuk membangkitkan kembali franchise lawas mereka dalam pendekatan yang tidak hanya lebih modern saja dari sisi presentasi, tetapi juga gameplay yang seolah memahami apa yang membuat judul-judul ini berhasil di masa lalu memang pantas untuk diacungi jempol. Namun harus diakui, setidaknya selama beberapa seri terakhir, eksploitasi lebih lanjut justru membuat judul-judul ini seolah kehilangan daya magis yang seharusnya. Kegagalan Wolfenstein: Youngblood dan Fallout 76 menjadi bukti nyata soal tren yang mengkhawatirkan ini. Namun di mata banyak gamer, tidak pernah ada keraguan dan kekhawatiran bahwa di situasi ini, id Software tetap akan mampu mengeksekusi dengan manis DOOM Eternal yang akhirnya tersedia di pasaran. Dan itu terbukti.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sebelumnya sepertinya sudah memiliki gambaran lebih jelas soal apa yang ditawarkan oleh DOOM Eternal. Ia masih mempertahankan cita rasa game FPS lugas yang membuat seri tahun 2016-nya begitu dicintai, namun kini hadir dengan beragam penambahan mekanik. Dari senjata yang berbeda, varian musuh baru yang butuh strategi untuk ditundukkan, hingga yang paling signifikan – ekstra tantangan platforming yang ternyata cukup menantang. Satu yang pasti, dibandingkan dengan seri tahun 2016-nya, Eternal tampil sebagai game DOOM yang tidak hanya lebih gila dan intens, tetapi juga siap untuk membuat Anda kelabakan karena lonjakan tingkat kesulitan yang ia usung.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh DOOM Eternal ini? Apa yang membuat kami menyebutnya sebagai game yang akan meminta Anda berdansa penuh kepanikan di neraka? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Diposisikan sebagai sebuah seri sekuel, DOOM Eternal mengambil timeline 2 tahun setelah event di DOOM (2016). Namun tidak seperti pertama yang punya cerita sederhana dan lugas, lompatan kisah yang ditawarkan Eternal mungkin akan terasa membingungkan di awal karena minimnya penjelasan eksplisit yang ia usung. DOOM Eternal kini mengandalkan Codex – collectibles tulisan yang bisa Anda temukan di sepanjang jalan untuk memberikan penjelasan lebih baik soal apa yang terjadi.
Setelah event DOOM (2016), Doom Slayer kini harus berhadapan dengan fakta bahwa bumi kini berada di ambang kehancuran. Terlepas dari upaya yang sudah ia lakukan, neraka berhasil menemukan jalannya ke planet tercinta kita dan berhasil menghanguskan sekitar 60% dari total populasi. Doom Slayer yang kini juga menguasai sebuah satelit luar angkasa yang disebut sebagai Fortress of Doom tentu tidak tinggal diam. Satu-satunya cara untuk menghentikan invasi dari neraka ini adalah dengan membunuh Hell Priests – 3 penyihir neraka yang menjadi sumbernya. Namun usaha untuk melacak dan menghabisi mereka justru membawa Doom Slayer ke dalam porsi konspirasi yang lebih besar.
Bahwa pertempuran Anda melawan neraka ini ternyata melibatkan pihak lain yang melihat dan menjadikan manusia tidak lebih dari sebuah sumber energi untuk keberlangsungan hidup mereka. Bersama dengan ancaman yang semakin kuat dan meningkat, aksi berburu Hell Priests ini juga diikuti dengan kesempatan untuk menyelami masa lalu Doom Slayer itu sendiri dan juga akses untuk lebih banyak senjata yang lebih gila. Tentu saja, sebuah ancaman yang lebih besar akan menunggu di akhir.
Lantas, mampukah Doom Slayer menghabisi ketiga Hell Priests ini? Tantangan seperti apa yang harus ia hadapi? Siapa pula yang sebenarnya bertanggung jawab untuk semua malapetaka yang harus ia bersihkan? Semua jawaban dari pertanyaan ini tentu saja bisa Anda dapatkan dengan memainkan DOOM Eternal ini.